Dipicu Cuaca Ekstrem, Harga Cabai Rawit di KBB Masih Tinggi

Jum'at, 07 Januari 2022 - 07:58 WIB
loading...
Dipicu Cuaca Ekstrem, Harga Cabai Rawit di KBB Masih Tinggi
Penjual sayuran di pasar tradisional mengeluhkan minimnya pasokan barang khususnya jenis cabai rawit dari petani sehingga berimbas kepada naiknya harga jual ke masyarakat. Foto/Dok.MPI
A A A
BANDUNG BARAT - Kondisi cuaca ekstrem masih menyebabkan harga komoditas cabe rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih tinggi. Berdasarkan pantauan harga di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) KBB, harga cabai rawit merah dijual dengan nilai terendah Rp70.000 dan paling tinggi Rp92.000 per kilogram.

Seperti di Pasar Tagog Padalarang Rp90.000 per kilogram, di Pasar Panorama Lembang Rp95.000 per kilogram. Kemudian di Pasar Curug Agung Rp70.000 per kilogram, di Pasar Batujajar Rp92.000 per kilogram, dan di Pasar Cililin Rp80.000 per kilogram.

Menurut pedagang, kenaikan harga tersebut dirasakan para pedagang sejak sebelum libur Natal dan Tahun Baru. Penyebab utama kenaikan harga tersebut dipicu lantaran stok yang sedikit di kalangan pedagang.

"Sekarang harga cabai rawit masih tinggi, mungkin faktor cuaca, karena yang namanya cabai kan mudah busuk," kata salah seorang pedagang, Endang (30), Kamis (6/1/2022).



Diakuinya, stok cabai yang dimilikinya juga sangat sedikit sementara permintaan di masyarakat tinggi. Makanya kenaikan harga tidak bisa dihindari karena memang stok yang ada saat ini berkurang karena faktor cuaca. "Cuaca saat ini memang berpengaruh terhadap ketersediaan cabai rawit merah," kata dia.

Kabid Perdagangan, Disperindag, KBB, Asep M Azhar menyebutkan, kenaikan harga cabai rawit merah yang saat ini terjadi dipicu lantaran faktor alam. Ini mengingat sok cabai rawit merah di KBB berasal dari luar. Sementara banyak daerah penghasil cabai rawit yang mengalami gagal panen karena banjir dan hujan terus menerus.

"Dikarenakan pasokan cabai rawit merah minim sehingga menyebabkan harga komoditi tersebut naik. Kondisi ini sudah dilaporkan ke Pemprov Jabar untuk menunggu kebijakan yang akan diambil nantinya," kata dia.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2390 seconds (0.1#10.140)