Sejumlah Warga Tidak Setuju PSBB Dihentikan

Rabu, 10 Juni 2020 - 11:52 WIB
loading...
Sejumlah Warga Tidak Setuju PSBB Dihentikan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). Foto/Dok
A A A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur akhirnya mengakhiri masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya Raya, atas usulan dari tiga wilayah. Yakni Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.

Keputusan ini diambil agar roda perekonomian masyarakat dapat kembali bergulir. Namun demikian langkah Pemprov Jatim untuk mengakhiri PSBB tahap ketiga ini, justru mendapat penolakan dari sejumlah warga.

Warga justru senang jika PSBB diperpanjang, selain pengawasannya berkurang, risiko penularan menjadi lebih besar. (Baca juga: )

Suasana jalan raya di Kota Surabaya pada hari pertama pasca tak diperpanjangnya PSBB tahap ketiga. Jalanan mulai dipenuhi lagi oleh kendaraan, baik roda dua maupun lebih.

Terkait keputusan Pemprov Jawa Timur untuk tidak memperpanjang PSBB, justru mendapat respon negatif dari pengguna jalan yang sedang melintas. Pengguna jalan yang juga warga surabaya dan sidoarjo ini justru lebih senang jika psbb diperpanjang.

Menurut warga, jika PSBB diperpanjang maka pengawasan terhadap penyebaran Corona baru (COVID-19) di Surabaya Raya dapat terpantau. “Jika tak diperpanjang maka akan menimbulkan ketakutan tersendiri dan risiko penularannya juga besar,” kata Ima, pengguna jalan, ibu rumah tangga.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) mengatakan, pada hari pertama pasca PSBB dihentikan, Pemkot akan melakukan pemantauan aktivitas warga. (Baca juga: Sepakat Tak Perpanjang PSBB, Surabaya Raya Pilih Normal Baru )

“Jika kami melihat ada warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan maka akan diberikan peringatan keras,” kata Risma.

Risma mengatakan, memang menjalankan protokol kesehatan berat tapi ini harus dilakukan demi kebaikan bersama.

Seperti diketahui, penerapan PSBB Surabaya per tidak diperpanjang, terhitung mulai 9 Juni 2020.

Penghentian PSBB dilakukan untuk membuka kembali sektor perekonomian, yang selama ini sudah terpuruk. Meski demikian, Pemkot Serabaya tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ketat guna memutus mata rantai penyebaran virus corona atau COVID-19.
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1276 seconds (0.1#10.140)