Selama 2021, Inflasi Jawa Timur Capai 2,45 Persen
loading...
A
A
A
SURABAYA - Tingkat inflasi Jawa Timur sepanjang tahun 2021 sebesar 2,45 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2020 dan 2019 masing-masing sebesar 1,44 persen dan 2,12 persen.
Untuk bulan Desember 2021, dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK), Jatim mengalami kenaikan inflasi sebesar 0,69 persen. Yaitu dari 106,52 pada bulan November 2021 menjadi 107,26 pada bulan Desember 2021.
Baca juga: Jawa Timur Jadi Provinsi Paling Bahagia di Pulau Jawa dan Bali
"Penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama Desember 2021, seluruhnya mengalami inflasi," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Senin (3/1/2022).
Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sumenep sebesar 1,17 persen. Diikuti Jember sebesar 0,91 persen, Probolinggo sebesar 0,78 persen, Madiun sebesar 0,76 persen, Kediri sebesar 0,74 persen, Malang sebesar 0,73 persen, Banyuwangi sebesar 0,72 persen, dan Surabaya sebesar 0,65 persen.
Jika dibandingkan tingkat inflasi Tahun Kalender (Januari - Desember 2021) di delapan kota IHK Jatim, Surabaya merupakan kota dengan inflasi Tahun Kalender tertinggi yaitu mencapai 2,71 persen. "Sedangkan kota yang mengalami inflasi Tahun Kalender terendah adalah Banyuwangi sebesar 1,59 persen," imbuh Umar.
Selama tahun 2021 dari sebelas kelompok pengeluaran, sepuluh kelompok diantaranya mengalami inflasi, serta satu kelompok mengalami deflasi. Tiga besar kelompok dengan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 5,04 persen.
Diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,60 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,26 persen. Sedangkan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan merupakan satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi sebesar 0,09.
Adapun lima besar komoditas utama penyumbang inflasi sepanjang tahun 2021 diantaranya minyak goreng, yang memiliki persentase kenaikan harga sebesar 33,51 persen dengan andil inflasi 0,31 persen. Diikuti tarif jalan tol, dengan persentase kenaikan harga sebesar 48,97 persen yang memberikan andil inflasi 0,14 persen.
"Lalu akademi/perguruan tinggi yang memiliki persentase kenaikan harga sebesar 4,31 persen dengan andil inflasi tercatat sebesar 0,12 persen," tandas Umar.
Untuk bulan Desember 2021, dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK), Jatim mengalami kenaikan inflasi sebesar 0,69 persen. Yaitu dari 106,52 pada bulan November 2021 menjadi 107,26 pada bulan Desember 2021.
Baca juga: Jawa Timur Jadi Provinsi Paling Bahagia di Pulau Jawa dan Bali
"Penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama Desember 2021, seluruhnya mengalami inflasi," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Senin (3/1/2022).
Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sumenep sebesar 1,17 persen. Diikuti Jember sebesar 0,91 persen, Probolinggo sebesar 0,78 persen, Madiun sebesar 0,76 persen, Kediri sebesar 0,74 persen, Malang sebesar 0,73 persen, Banyuwangi sebesar 0,72 persen, dan Surabaya sebesar 0,65 persen.
Jika dibandingkan tingkat inflasi Tahun Kalender (Januari - Desember 2021) di delapan kota IHK Jatim, Surabaya merupakan kota dengan inflasi Tahun Kalender tertinggi yaitu mencapai 2,71 persen. "Sedangkan kota yang mengalami inflasi Tahun Kalender terendah adalah Banyuwangi sebesar 1,59 persen," imbuh Umar.
Selama tahun 2021 dari sebelas kelompok pengeluaran, sepuluh kelompok diantaranya mengalami inflasi, serta satu kelompok mengalami deflasi. Tiga besar kelompok dengan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 5,04 persen.
Diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,60 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,26 persen. Sedangkan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan merupakan satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi sebesar 0,09.
Adapun lima besar komoditas utama penyumbang inflasi sepanjang tahun 2021 diantaranya minyak goreng, yang memiliki persentase kenaikan harga sebesar 33,51 persen dengan andil inflasi 0,31 persen. Diikuti tarif jalan tol, dengan persentase kenaikan harga sebesar 48,97 persen yang memberikan andil inflasi 0,14 persen.
"Lalu akademi/perguruan tinggi yang memiliki persentase kenaikan harga sebesar 4,31 persen dengan andil inflasi tercatat sebesar 0,12 persen," tandas Umar.
(msd)