Kronologis Dugaan Ujaran Kebencian Habib Bahar bin Smith Dijerat UU ITE
loading...
A
A
A
BANDUNG - Polda Jawa Barat membongkar kronologis terjadinya ujaran kebencian yang disampaikan pendiri, sekaligus pimpinan Majelis Rasulullah Habib Bahar bin Smith.
Diketahui, Polda Jabar kini sudah menaikan status kasus ujaran kebencian yang dilakukan Bahar, ke tahap penyidikan. Bahkan, Polda Jabar sudah melayangkan surat panggilan kepada Bahar untuk menjalani pemeriksaan Senin depan.
Dirreskrimsus Polda Jabar, Kombes Arif Rachman membeberkan, bahwa kasus yang menjerat Bahar berkaitan dengan ujaran mengandung kebencian, saat berceramah di wilayah Margaasih, Kabupaten Bandung.
"Kronologis berawal dari adanya ceramah BS (Bahar Smith), pada tanggal 11 Desember 2021 di Margaasih, Kabupaten Bandung," ungkap Arif di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jumat (31/12/2021).
Arif melanjutkan, ujaran kebencian yang disampaikan Bahar, kemudian menjadi konten dan diunggah di media sosial hingga viral dan menuai beragam respons dari warganet.
"Kemudian di-upload, di-upload ke dalam satu akun YouTube dan kemudian disebarkan, ditransmisikan sehingga viral di media sosial," bebernya.
Lebih lanjut Arif mengatakan, sejauh ini, pihaknya sudah memintai keterangan dari sejumlah saksi. Tercatat ada 21 saksi ahli yang sudah dimintai keterangan, mulai dari saksi ahli bidang agama, bahasa hingga kedokteran forensik.
"Kami juga melakukan pemeriksaan ahli secara maraton dengan tim sebanyak 21 orang ahli yang sudah kami periksa terdiri dari ahli agama, bahasa, pidana, ITE, sosiologi dan ahli kedokteran forensik," paparnya.
Bahkan, tambah Arif, jika diakumulasikan total saksi yang dimintai keterangan sudah mencapai 34 orang. Ke depan, penyidik dari Ditreskrimum Polda Jabar dan Ditreskrimsus Polda Jabar akan memeriksa saksi lainnya secara marathon.
"Simpulan penyidik tim penyidik gabungan Ditreskrimum dan Ditreskrimsus Polda Jabar dan dibackup Bareskrim Mabes Polri memeriksa 34 saksi. Adapun rencana tindak lanjut tentunya kami terus bekerja secara simultan untuk melakukan pemeriksaan pemeriksaan lain yang relevan dengan pidana yang terjadi," tandasnya.
Diketahui, Bahar dijerat dugaan tindak pidana menyebar informasi untuk menimbulkan rasa kebencian dan atau permusuhan individu dan atau kelompok berdasarkan SARA.
Bahar dijerat Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45A ayat (2) UU RI Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan atau Pasal 14 dan Pasal 15 UU RI nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
Diketahui, Polda Jabar kini sudah menaikan status kasus ujaran kebencian yang dilakukan Bahar, ke tahap penyidikan. Bahkan, Polda Jabar sudah melayangkan surat panggilan kepada Bahar untuk menjalani pemeriksaan Senin depan.
Dirreskrimsus Polda Jabar, Kombes Arif Rachman membeberkan, bahwa kasus yang menjerat Bahar berkaitan dengan ujaran mengandung kebencian, saat berceramah di wilayah Margaasih, Kabupaten Bandung.
"Kronologis berawal dari adanya ceramah BS (Bahar Smith), pada tanggal 11 Desember 2021 di Margaasih, Kabupaten Bandung," ungkap Arif di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jumat (31/12/2021).
Arif melanjutkan, ujaran kebencian yang disampaikan Bahar, kemudian menjadi konten dan diunggah di media sosial hingga viral dan menuai beragam respons dari warganet.
"Kemudian di-upload, di-upload ke dalam satu akun YouTube dan kemudian disebarkan, ditransmisikan sehingga viral di media sosial," bebernya.
Baca Juga
Lebih lanjut Arif mengatakan, sejauh ini, pihaknya sudah memintai keterangan dari sejumlah saksi. Tercatat ada 21 saksi ahli yang sudah dimintai keterangan, mulai dari saksi ahli bidang agama, bahasa hingga kedokteran forensik.
"Kami juga melakukan pemeriksaan ahli secara maraton dengan tim sebanyak 21 orang ahli yang sudah kami periksa terdiri dari ahli agama, bahasa, pidana, ITE, sosiologi dan ahli kedokteran forensik," paparnya.
Bahkan, tambah Arif, jika diakumulasikan total saksi yang dimintai keterangan sudah mencapai 34 orang. Ke depan, penyidik dari Ditreskrimum Polda Jabar dan Ditreskrimsus Polda Jabar akan memeriksa saksi lainnya secara marathon.
"Simpulan penyidik tim penyidik gabungan Ditreskrimum dan Ditreskrimsus Polda Jabar dan dibackup Bareskrim Mabes Polri memeriksa 34 saksi. Adapun rencana tindak lanjut tentunya kami terus bekerja secara simultan untuk melakukan pemeriksaan pemeriksaan lain yang relevan dengan pidana yang terjadi," tandasnya.
Diketahui, Bahar dijerat dugaan tindak pidana menyebar informasi untuk menimbulkan rasa kebencian dan atau permusuhan individu dan atau kelompok berdasarkan SARA.
Bahar dijerat Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45A ayat (2) UU RI Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan atau Pasal 14 dan Pasal 15 UU RI nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
(hsk)