Dalam 2 Pekan Sumsel Kumpulkan Komoditas Ekspor Senilai Rp244 Miliar
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) mengekspor komoditas pertanian sebanyak 16,61 ribu ton dengan nilai Rp244,4 milyar ke sejumlah negara. Komoditas tersebut merupakan hasil pertanian Sumsel yang dikumpulkan hanya dalam kurun waktu dua Minggu.
"Pelepasan ekspor akhir tahun ini menjadi tekad kita dalam mendorong peningkatan ekspor sebanyak 3 kali lipat. Ekspor komoditas pertanian ini menjadi salah satu andalan kita untuk meningkatkan kesejahteraan para petani," ujar Gubernur Sumsel, Herman Deru usai melepas ekspor komoditas pertanian Sumsel di kawasan PT Berkat Makmur Kontainer, Kamis (30/12)/2021).
Herman Deru menilai, Provinsi Sumsel memiliki potensi yang sangat besar dalam upaya peningkatan ekspor, khususnya di sektor pertanian. "Sumsel ini kaya akan Sumber Daya Alam. Selain pertanian, kita juga memiliki kekayaan mineral dan batubara. Dan ini memang harus dikelola dengan baik, sehingga dapat mendorong peningkatan ekonomi bagi masyarakat," jelasnya.
Sejak awal kepemimpinannya, Deru berkomitmen untuk memberikan akses terhadap hasil pertanian di Sumsel. Sehingga pembangunan infrastruktur dilakukan secara masif agar proses pendistribusian komoditas pertanian menjadi lancar. Di samping itu, infrastruktur yang baik akan berpengaruh terhadap minimnya biaya distribusi, sehingga penghasilan masyarakat akan semakin meningkat.
"Setinggi apapun harga dan banyaknya hasil panen, tidak akan menjamin meningkatkan ekonomi masyarakat tanpa didukung infrastruktur yang baik. Infrastruktur tersebut menentukan besaran biaya dalam pendistribusian komoditas yang kita hasilkan," katanya.
Selain perlu dukungan infrastruktur, lanjut Deru, upaya peningkatan ekspor tersebut tentu tidak akan bisa tercapai jika hanya dilakukan perorangan, sehingga semua pihak harus terlibat dan saling bekerjasama agar upaya tersebut dapat maksimal.
"Kekayaan SDA tersebut akan sia-sia tanpa pengelolaan yang benar. Ini dibutuhkan peran semua pihak karena upaya ini bukan hanya untuk kepentingan institusi dan individu, tapi juga untuk seluruh masyarakat Sumsel," katanya.
Deru juga mengungkapkan, ekspor daerah ke depannya dipastikan akan lebih dipermudah lantaran Sumsel akan segera memiliki pelabuhan Tanjung Carat. Dengan dimilikinya pelabuhan tersebut, maka biaya pendistribusian akan lebih murah.
"Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat saat ini sedang berjalan. Jika pelabuhan itu selesai, maka secara otomatis ekspor di Sumsel semakin meningkat, terlebih biaya pengiriman akan menjadi lebih murah," ungkap Deru.
Saat ini, Herman Deru juga menilai bahwa provinsi yang dipimpinnya tersebut sudah cukup berhasil dalam meningkatkan ekspor. Namun, memang harus ditingkatkan terus, salah satunya keterbukaan informasi. Masih banyak masyarakat di pelosok yang belum mengetahui produk pertanian apa saja yang memiliki nilai jual dan berpotensi untuk diekspor.
"Saya ingin stakeholder terkait terus memacu peningkatan kualitas agar semua komoditas pertanian Sumsel layak ekspor. Beri edukasi kepada para petani agar dapat turut berupaya memperbaiki mutu produk pertanian," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Palembang, Hafni Zahara mengatakan, ekspor komoditas pertanian tersebut dilakukan sebagai langkah dalam meningkatkan ekonomi daerah.
"Dua tahun ini bukan masa yang mudah bagi ekonomi kita. Namun dari sektor pertanian, terobosan terus dilakukan Kementan dan kepala daerah sehingga peningkatan ekonomi melalui ekspor ini terus berjalan hingga saat ini," katanya.
Harun menjelaskan, langkah ekspor komoditas pertanian tersebut dilakukan sebagai akselerasi gerakan tiga kali ekspor yang tengah digaungkan. "Untuk tahun 2022, akan diadakan tiga kali ekspor di 34 pelabuhan, termasuk di Sumsel dengan tema Gebyar Ekspor. Semua langkah itu tentunya butuh dukungan dan pengawalan keamanan dari Polri dan TNI," katanya.
Diketahui, berbagai komoditas pertanian asal Sumsel diekspor mulai dari kopi, kelapa, karet, maggot atau belatung dan lainnya. Secara nasional sebanyak 1,3 juta ton komoditas pertanian senilai Rp13,72 triliun dan dikirim ke 34 pintu ekspor di berbagai negara.
"Pelepasan ekspor akhir tahun ini menjadi tekad kita dalam mendorong peningkatan ekspor sebanyak 3 kali lipat. Ekspor komoditas pertanian ini menjadi salah satu andalan kita untuk meningkatkan kesejahteraan para petani," ujar Gubernur Sumsel, Herman Deru usai melepas ekspor komoditas pertanian Sumsel di kawasan PT Berkat Makmur Kontainer, Kamis (30/12)/2021).
Herman Deru menilai, Provinsi Sumsel memiliki potensi yang sangat besar dalam upaya peningkatan ekspor, khususnya di sektor pertanian. "Sumsel ini kaya akan Sumber Daya Alam. Selain pertanian, kita juga memiliki kekayaan mineral dan batubara. Dan ini memang harus dikelola dengan baik, sehingga dapat mendorong peningkatan ekonomi bagi masyarakat," jelasnya.
Sejak awal kepemimpinannya, Deru berkomitmen untuk memberikan akses terhadap hasil pertanian di Sumsel. Sehingga pembangunan infrastruktur dilakukan secara masif agar proses pendistribusian komoditas pertanian menjadi lancar. Di samping itu, infrastruktur yang baik akan berpengaruh terhadap minimnya biaya distribusi, sehingga penghasilan masyarakat akan semakin meningkat.
"Setinggi apapun harga dan banyaknya hasil panen, tidak akan menjamin meningkatkan ekonomi masyarakat tanpa didukung infrastruktur yang baik. Infrastruktur tersebut menentukan besaran biaya dalam pendistribusian komoditas yang kita hasilkan," katanya.
Selain perlu dukungan infrastruktur, lanjut Deru, upaya peningkatan ekspor tersebut tentu tidak akan bisa tercapai jika hanya dilakukan perorangan, sehingga semua pihak harus terlibat dan saling bekerjasama agar upaya tersebut dapat maksimal.
"Kekayaan SDA tersebut akan sia-sia tanpa pengelolaan yang benar. Ini dibutuhkan peran semua pihak karena upaya ini bukan hanya untuk kepentingan institusi dan individu, tapi juga untuk seluruh masyarakat Sumsel," katanya.
Deru juga mengungkapkan, ekspor daerah ke depannya dipastikan akan lebih dipermudah lantaran Sumsel akan segera memiliki pelabuhan Tanjung Carat. Dengan dimilikinya pelabuhan tersebut, maka biaya pendistribusian akan lebih murah.
"Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat saat ini sedang berjalan. Jika pelabuhan itu selesai, maka secara otomatis ekspor di Sumsel semakin meningkat, terlebih biaya pengiriman akan menjadi lebih murah," ungkap Deru.
Saat ini, Herman Deru juga menilai bahwa provinsi yang dipimpinnya tersebut sudah cukup berhasil dalam meningkatkan ekspor. Namun, memang harus ditingkatkan terus, salah satunya keterbukaan informasi. Masih banyak masyarakat di pelosok yang belum mengetahui produk pertanian apa saja yang memiliki nilai jual dan berpotensi untuk diekspor.
"Saya ingin stakeholder terkait terus memacu peningkatan kualitas agar semua komoditas pertanian Sumsel layak ekspor. Beri edukasi kepada para petani agar dapat turut berupaya memperbaiki mutu produk pertanian," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Palembang, Hafni Zahara mengatakan, ekspor komoditas pertanian tersebut dilakukan sebagai langkah dalam meningkatkan ekonomi daerah.
"Dua tahun ini bukan masa yang mudah bagi ekonomi kita. Namun dari sektor pertanian, terobosan terus dilakukan Kementan dan kepala daerah sehingga peningkatan ekonomi melalui ekspor ini terus berjalan hingga saat ini," katanya.
Harun menjelaskan, langkah ekspor komoditas pertanian tersebut dilakukan sebagai akselerasi gerakan tiga kali ekspor yang tengah digaungkan. "Untuk tahun 2022, akan diadakan tiga kali ekspor di 34 pelabuhan, termasuk di Sumsel dengan tema Gebyar Ekspor. Semua langkah itu tentunya butuh dukungan dan pengawalan keamanan dari Polri dan TNI," katanya.
Diketahui, berbagai komoditas pertanian asal Sumsel diekspor mulai dari kopi, kelapa, karet, maggot atau belatung dan lainnya. Secara nasional sebanyak 1,3 juta ton komoditas pertanian senilai Rp13,72 triliun dan dikirim ke 34 pintu ekspor di berbagai negara.
(don)