Indahnya Toleransi, Seorang Wanita Muslim di Manado Ikut Pemasangan Lilin Natal
loading...
A
A
A
MANADO - Toleransi adalah sikap menghargai perbedaan di lingkungan masyarakat. Dalam bermasyarakat, kita sering menjumpai banyak perbedaan. Mulai tetangga beda suku, hingga beda agama.
Di Kota Manado, Sulawesi Utara, toleransi antarumat ini tampak sangat terasa. Seperti yang dilakukan Oma Song Rasyid (73), warga di Kelurahan Mahakeret Timur, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara.
Oma Song merupakan Muslim. Dia pemeluk agama Islam yang taat. Meski hidup diantara tetangga yang mayoritas beragama Kristen, Oma Song sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Hal itu terlihat ketika Oma Song turut melakukan pemasangan lilin di ibadah perayaan menyambut Natal Yesus Kristus Kolom 8 Jemaat GMIM Petra Mahakeret Timur, Senin 13 Desember 2021 lalu.
Toleransi yang ditunjukkan oleh Oma Song bukan baru kali ini saja, melainkan sudah turun-temurun sejak kedua orang tuanya masih ada.
"Kami memang dari dulu. Ayah dan Ibu saya dapat rumah di sini. Dari dulu mereka setiap ada kegiatan Pohon Terang selalu ikut membantu warga, jadi saya sebagai anak ikut membantu dan menghormati sebagaimana ajaran dari orang tua saya dulu yang selalu ikut kegiatan keagamaan," kata Oma Song, ketika ditemui MNC Portal Indonesia, Rabu (15/12/2021).
Semua warga di Kelurahan Mahakeret Timur, sangat mengenal Oma Song. Karena keluarga Oma Song sudah lama menetap di situ, Bahkan bisa dikatakan, Oma Song merupakan penduduk asli di tempat tersebut.
"Warga di sini baik-baik, tidak memandang agama, setiap ketemu mereka selalu menyapa saya," ujar Oma Song.
Oma Song mengaku tidak memikirkan apa pendapat orang tentang tindakannya itu. Bagi dia, apa yang dilakukannya adalah bentuk penghormatan, meski berbeda agama. Begitu juga warga sekitar yang sangat menghormatinya.
"Saya sangat menghormati mereka, jadi biar apa kata orang, saya tetap menghargai. Warga di sini selalu mengajak saya datang jika ada acara, ada duka, mingguan, acara keagamaan, mereka tetap hormat. Mereka tetap memanggil saya," tuturnya.
Rian Korengkeng, salah seorang warga mengaku, bahwa Keluarga Rasyid sudah lama tinggal di Mahakeret Timur wilayah Kolom 8. Dulunya Rasyid, ayah dari Oma Song pernah mengkoordinir Pemuda Golgotha dan Anak Sekolah Minggu dalam mengikuti iven besar Gerejawi.
"Walau beragama Muslim, keluarga ini sangat baik dan selalu saling bahu membahu membantu umat Kristen di lorong kalau ada acara," kata Rian.
Manado memang dari dulu dikenal sebagai kota toleransi. Pada tahun 2020 lalu, Setara Institute merilis laporan Indeks Kota Toleran di Indonesia, di mana Kota Manado menduduki peringkat tiga tertinggi setelah Salatiga dan Singkawang.
Selain itu, Kota Manado saat ini dipimpin oleh Andrei Angouw, wali kota pertama di Indonesia yang beragama Khonghucu.
Di Kota Manado, Sulawesi Utara, toleransi antarumat ini tampak sangat terasa. Seperti yang dilakukan Oma Song Rasyid (73), warga di Kelurahan Mahakeret Timur, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara.
Oma Song merupakan Muslim. Dia pemeluk agama Islam yang taat. Meski hidup diantara tetangga yang mayoritas beragama Kristen, Oma Song sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Hal itu terlihat ketika Oma Song turut melakukan pemasangan lilin di ibadah perayaan menyambut Natal Yesus Kristus Kolom 8 Jemaat GMIM Petra Mahakeret Timur, Senin 13 Desember 2021 lalu.
Toleransi yang ditunjukkan oleh Oma Song bukan baru kali ini saja, melainkan sudah turun-temurun sejak kedua orang tuanya masih ada.
"Kami memang dari dulu. Ayah dan Ibu saya dapat rumah di sini. Dari dulu mereka setiap ada kegiatan Pohon Terang selalu ikut membantu warga, jadi saya sebagai anak ikut membantu dan menghormati sebagaimana ajaran dari orang tua saya dulu yang selalu ikut kegiatan keagamaan," kata Oma Song, ketika ditemui MNC Portal Indonesia, Rabu (15/12/2021).
Semua warga di Kelurahan Mahakeret Timur, sangat mengenal Oma Song. Karena keluarga Oma Song sudah lama menetap di situ, Bahkan bisa dikatakan, Oma Song merupakan penduduk asli di tempat tersebut.
"Warga di sini baik-baik, tidak memandang agama, setiap ketemu mereka selalu menyapa saya," ujar Oma Song.
Oma Song mengaku tidak memikirkan apa pendapat orang tentang tindakannya itu. Bagi dia, apa yang dilakukannya adalah bentuk penghormatan, meski berbeda agama. Begitu juga warga sekitar yang sangat menghormatinya.
"Saya sangat menghormati mereka, jadi biar apa kata orang, saya tetap menghargai. Warga di sini selalu mengajak saya datang jika ada acara, ada duka, mingguan, acara keagamaan, mereka tetap hormat. Mereka tetap memanggil saya," tuturnya.
Rian Korengkeng, salah seorang warga mengaku, bahwa Keluarga Rasyid sudah lama tinggal di Mahakeret Timur wilayah Kolom 8. Dulunya Rasyid, ayah dari Oma Song pernah mengkoordinir Pemuda Golgotha dan Anak Sekolah Minggu dalam mengikuti iven besar Gerejawi.
"Walau beragama Muslim, keluarga ini sangat baik dan selalu saling bahu membahu membantu umat Kristen di lorong kalau ada acara," kata Rian.
Manado memang dari dulu dikenal sebagai kota toleransi. Pada tahun 2020 lalu, Setara Institute merilis laporan Indeks Kota Toleran di Indonesia, di mana Kota Manado menduduki peringkat tiga tertinggi setelah Salatiga dan Singkawang.
Selain itu, Kota Manado saat ini dipimpin oleh Andrei Angouw, wali kota pertama di Indonesia yang beragama Khonghucu.
(hsk)