Pandemi Bikin Pendapatan Pariwisata dan Hotel Raib Rp70 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pariwisata dan hotel adalah sektor yang benar-benar terpukul oleh pandemi Corona. Bagaimana tidak, berdasarkan catatan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pandemi telah menyebabkan lebih dari 2.000 hotel dan 8.000 restoran tutup.
Nah penutupan tersebut telah membuat potensi pendapatan hilang selama Januari hingga April 2020 sebesar Rp 70 triliun. Rinciannya, sektor hotel sekitar Rp30 triliun dan restoran Rp40 triliun. Malahan, jumlah itu belum termasuk hilangnya potensi devisa sebesar US$4 miliar atau sekitar Rp58 triliun (kurs Rp14.500).
"Akibat pandemi Covid-19, potensi devisa yang hilang dari sektor perhotelan dan pariwisata selama Januari hingga April 2020 sebesar US$4 miliar,” kata Ketua Umum Apindo Hariyadi B Sukamdani dalam acara diskusi yang digelar Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) di Jakarta.
Ia merinci untuk kerugian maskapai penerbangan mencapai US$812 juta, dan kerugian operator tur atau perjalanan Rp4 triliun. Sedangkan untuk pekerja sektor pariwisata, sebanyak 90% telah dirumahkan atau unpaid leave.
"Karena ada jumlah pekerja sektor pariwisata mencapai sekitar 13 juta orang," ungkapnya. ( Baca:Demi Program Pemulihan Ekonomi, Bansos Dipotong Jadi Rp300 Ribu )
Hariyadi juga menilai, stimulus ekonomi yang saat ini telah disiapkan pemerintah tidak cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, sebab mayoritasnya untuk insentif pajak dan BUMN. Sedangkan untuk sektoral, misalnya pariwisata hanya Rp3,8 triliun.
“Sektor pariwisata ini sebetulnya yang paling terdampak, tetapi insentifnya Rp3,8 triliun dan ini larinya ke diskon tiket pesawat ke destinasi wisata dan insentif pajak atau restoran yang lebih ke pemerintah daerah,” pungkasnya.
Nah penutupan tersebut telah membuat potensi pendapatan hilang selama Januari hingga April 2020 sebesar Rp 70 triliun. Rinciannya, sektor hotel sekitar Rp30 triliun dan restoran Rp40 triliun. Malahan, jumlah itu belum termasuk hilangnya potensi devisa sebesar US$4 miliar atau sekitar Rp58 triliun (kurs Rp14.500).
"Akibat pandemi Covid-19, potensi devisa yang hilang dari sektor perhotelan dan pariwisata selama Januari hingga April 2020 sebesar US$4 miliar,” kata Ketua Umum Apindo Hariyadi B Sukamdani dalam acara diskusi yang digelar Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) di Jakarta.
Ia merinci untuk kerugian maskapai penerbangan mencapai US$812 juta, dan kerugian operator tur atau perjalanan Rp4 triliun. Sedangkan untuk pekerja sektor pariwisata, sebanyak 90% telah dirumahkan atau unpaid leave.
"Karena ada jumlah pekerja sektor pariwisata mencapai sekitar 13 juta orang," ungkapnya. ( Baca:Demi Program Pemulihan Ekonomi, Bansos Dipotong Jadi Rp300 Ribu )
Hariyadi juga menilai, stimulus ekonomi yang saat ini telah disiapkan pemerintah tidak cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, sebab mayoritasnya untuk insentif pajak dan BUMN. Sedangkan untuk sektoral, misalnya pariwisata hanya Rp3,8 triliun.
“Sektor pariwisata ini sebetulnya yang paling terdampak, tetapi insentifnya Rp3,8 triliun dan ini larinya ke diskon tiket pesawat ke destinasi wisata dan insentif pajak atau restoran yang lebih ke pemerintah daerah,” pungkasnya.
(uka)