Sadis! Bocah Disabilitas Ini Dianiaya, Kuku Dicabut dan Bibir Disundut Rokok
loading...
A
A
A
SUKABUMI - Bocah disabilitas berinisial MN (12), warga Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh orang tidak kenal (OTK). Bocah malang ini dianiaya dengan cara disundut rokok dan kuku jari kakinya juga dicabut.
Kapolsek Tegalbuleud, Iptu Deni Miharja membenarkan adanya peristiwa kekerasan tersebut. Kejadian yang menimpa bocah penyandang disabilitas itu terjadi pada Kamis (2/12/2021). "Korban diantar keluarganya siang tadi untuk membuat laporan ke Mapolsek Tegalbuleud," ujar Deni kepada wartawan, Jumat (3/12/2021).
Deni mengatakan bahwa saat ini kasusnya masih dalam tahap penyelidikan Polsek Tegalbuelud. "Kami kesulitan dalam hal pemeriksaan untuk mengungkap pelakunya. Karena korban mengalami disabilitas atau gagu. Sehingga, tidak banyak informasi yang bisa kami peroleh," ujarnya.
Meski demikian, lanjut Deni, pihaknya akan terus melakukan penyelidikan lebih dalam lagi. Salah satunya, melakukan identifikasi visual terhadap orang-orang yang mungkin korban kenal. "Kondisi korban memang dicabut kuku jari kakinya. Selain itu, ada luka sundutan rokok pada bagian bibirnya. Siang tadi sudah melapor ke sini didampingi pamannya," ujar Deni menambahkan.
Sementara itu, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Yani Jatnika Marwan mengaku sangat prihatin terkait kasus kekerasan yang menimpa seorang bocah yang dilakukan orang tidak dikenal.
"Saya sangat prihatin dengan keadaannya. Kalau memang itu korban kekerasan. Iya, harus dicari siapa pelakunya dan harus sampai dapat," ujar Yani kepada wartawan. Baca Juga: Momen Bahagia Pasangan Difabel Ikuti Nikah Massal di Bandung
Yani mengaku bahwa dirinya sudah melakukan konfirmasi kepada istri kepala desa. Sewaktu dirinya melakukan konfirmasi kepada istri kepala desa, mereka tidak mengetahui siapa yang melakukan kekerasan terhadap anak disabilitas tersebut. "Karena anak tersebut tidak bisa diajak komunikasi lantaran, tuna rungu," ujar Yani kepada wartawan.
Yani menambahkan, setelah mengetahui kejadian tersebut, maka dalam waktu dekat ini, P2TP2A Kabupaten Sukabumi, akan mengunjungi korban secepatnya. "Alhamdulillah kondisinya sekarang korban sudah berangsur pulih. Seperti tidak demam dan kukunya tidak lagi bengkak dan berdarah. Malah sudah main lagi. Insya Allah akan mengunjungi korban secepatnya," pungkasnya.
Kapolsek Tegalbuleud, Iptu Deni Miharja membenarkan adanya peristiwa kekerasan tersebut. Kejadian yang menimpa bocah penyandang disabilitas itu terjadi pada Kamis (2/12/2021). "Korban diantar keluarganya siang tadi untuk membuat laporan ke Mapolsek Tegalbuleud," ujar Deni kepada wartawan, Jumat (3/12/2021).
Deni mengatakan bahwa saat ini kasusnya masih dalam tahap penyelidikan Polsek Tegalbuelud. "Kami kesulitan dalam hal pemeriksaan untuk mengungkap pelakunya. Karena korban mengalami disabilitas atau gagu. Sehingga, tidak banyak informasi yang bisa kami peroleh," ujarnya.
Meski demikian, lanjut Deni, pihaknya akan terus melakukan penyelidikan lebih dalam lagi. Salah satunya, melakukan identifikasi visual terhadap orang-orang yang mungkin korban kenal. "Kondisi korban memang dicabut kuku jari kakinya. Selain itu, ada luka sundutan rokok pada bagian bibirnya. Siang tadi sudah melapor ke sini didampingi pamannya," ujar Deni menambahkan.
Sementara itu, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Yani Jatnika Marwan mengaku sangat prihatin terkait kasus kekerasan yang menimpa seorang bocah yang dilakukan orang tidak dikenal.
"Saya sangat prihatin dengan keadaannya. Kalau memang itu korban kekerasan. Iya, harus dicari siapa pelakunya dan harus sampai dapat," ujar Yani kepada wartawan. Baca Juga: Momen Bahagia Pasangan Difabel Ikuti Nikah Massal di Bandung
Yani mengaku bahwa dirinya sudah melakukan konfirmasi kepada istri kepala desa. Sewaktu dirinya melakukan konfirmasi kepada istri kepala desa, mereka tidak mengetahui siapa yang melakukan kekerasan terhadap anak disabilitas tersebut. "Karena anak tersebut tidak bisa diajak komunikasi lantaran, tuna rungu," ujar Yani kepada wartawan.
Yani menambahkan, setelah mengetahui kejadian tersebut, maka dalam waktu dekat ini, P2TP2A Kabupaten Sukabumi, akan mengunjungi korban secepatnya. "Alhamdulillah kondisinya sekarang korban sudah berangsur pulih. Seperti tidak demam dan kukunya tidak lagi bengkak dan berdarah. Malah sudah main lagi. Insya Allah akan mengunjungi korban secepatnya," pungkasnya.
(don)