Kalah Pilkades, Jalan Menuju Pondok Pesantren dan Rumah Ditutup
loading...
A
A
A
JEMBER - Pemilihan Kepala Desa ( Pilkades ) di Jember meninggalkan kesan miris bagi warga desa setempat, pasalnya jalan menuju pondok pesantren dan rumah warga mendadak ditutup orang tidak dikenal pascapilkades.
Diduga, penutupan jalan itu merupakan imbas dari pilkades yang diduga sebagai ulah cakades yang kalah dalam pemilihan.
Jalan menuju Ponpes Asmoro Qondi Plerean itu ditutup menggunakan bambu oleh orang tak dikenal yang diduga suruhan cakades yang kalah.
Akibatnya, akses jalan menuju pondok pesantren berikut beberapa rumah warga di sekitarnya tak dapat dilalui karena terhalang bambu.
Aksi penutupan itu pun terekan video amatir memperlihatkan saat orang tak dikenal yang diduga suruhan Calon Kepala Desa Plerean, Kecamatan Sumberjambe, Jember yang kalah dalam pemilihan kepala desa beberapa hari lalu menutup akses jalan.
Nampak orang-orang tersebut memasang patok bambu dan menutup jalan sehingga tak dapat dilalui orang maupun kendaraan.
Padahal jalan tersebut merupakan akses masuk warga untuk pengajian, berbobat alternatif, kegiatan santunan anak yatim di ponpes itu, berikut petani yang akan mencari rumput di sawah.
Namun akses jalan itu telah ditutup tanpa alasan yang jelas dari si penutup jalan. Saat warga menanyakan tidak satu pun yang mau memberikan penjelasan.
Diduga, penutupan jalan itu merupakan imbas dari pilkades yang diduga sebagai ulah cakades yang kalah dalam pemilihan.
Baca Juga
Jalan menuju Ponpes Asmoro Qondi Plerean itu ditutup menggunakan bambu oleh orang tak dikenal yang diduga suruhan cakades yang kalah.
Akibatnya, akses jalan menuju pondok pesantren berikut beberapa rumah warga di sekitarnya tak dapat dilalui karena terhalang bambu.
Aksi penutupan itu pun terekan video amatir memperlihatkan saat orang tak dikenal yang diduga suruhan Calon Kepala Desa Plerean, Kecamatan Sumberjambe, Jember yang kalah dalam pemilihan kepala desa beberapa hari lalu menutup akses jalan.
Nampak orang-orang tersebut memasang patok bambu dan menutup jalan sehingga tak dapat dilalui orang maupun kendaraan.
Padahal jalan tersebut merupakan akses masuk warga untuk pengajian, berbobat alternatif, kegiatan santunan anak yatim di ponpes itu, berikut petani yang akan mencari rumput di sawah.
Namun akses jalan itu telah ditutup tanpa alasan yang jelas dari si penutup jalan. Saat warga menanyakan tidak satu pun yang mau memberikan penjelasan.