BMKG Peringatkan Bahaya Petir yang Bisa Timbulkan Berbagai Bencana
loading...
A
A
A
BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) memberikan penjelasan terkait kejadian petir yang bisa menyebabkan timbulnya berbagai bencana .
Hal itu juga menyusul dugaan kebarakan kilang pertamina Cilacap yang diduga disebabkan oleh sambaran petir.
Petir yang banyak muncul saat musim hujan ini tak hanya bisa mencelakai manusia, tetapi bisa menyebabkan pohon roboh dan terbakarnya bangunan.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung Teguh Rahayu mengatakan, untuk menghantarkan arus ke bumi, petir cenderung memilih tempat terbuka, objek yang tinggi di permukaan bumi.
Obyek tinggi bisa berupa bukit atau gunung, tiang ataupun pohon, manusia, hewan, ataupun bangunan yang berada di tempat terbuka.
“Sehingga, orang yang berada di tengah sawah, bermain bola di lapangan, ataupun berlayar di atas kapal di lautan bisa menjadi obyek yang bisa disambar petir. Oleh karena itu, ketika terjadi petir di dataran luas justru tidak diperbolehkan berlindung di bawah pohon, lebih baik berlindung ke tempat yang aman seperti di dalam rumah atau bangunan,” bebernya, Minggu (14/11/2021).
Menurut dia, masyarakat bisa mendeteksi dini kejadian petir yang mungkin timbul di daerahnya. Seperti perubahan cuaca yang cukup cepat. Perubahan cuaca secara cepat itu bisa dilihat dari gumpalan awan-awan seperti bunga kol yang warnanya gelap pekat (awan Cumulonimbus/Cb) dan udara dingin sesaat sebelum munculnya petir.
“Saat itu, kita lebih baik berlindung di tempat yang aman seperti ke dalam rumah atau bangunan ketika sudah muncul tanda-tandanya. Jangan berlindung di bawah pohon,” imbuh dia.
Sementara, untuk menghindari sambaran petir terhadap rumah dan bangunan, perlu dilakukan pemotongan ranting atau dahan pohon yang mudah patah atau roboh ketika terjadi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
Dalam rangka mitigasi terhadap bahaya atau ancaman sambaran petir disarankan untuk bangunan rumah, bangunan elektronik atau komputasi dan bangunan obyek vital nasional, serta bangunan lainya yang sensitif terhadap sambaran petir agar dipasang Sistem Penangkal Petir Terpadu dan Sistem Grounding yang memadai.
Diketahui, berdasarkan hasil pendataan terjadinya petir cloud to ground (CG) atau petir dari awan ke bumi, tercatat ada 411.237 kejadian selama Oktober 2021. Sebelum musim hujan, kenaikan sambaran petir yang terpantau BMKG hanya belasan hingga ratusan. Sementara pada musim hujan, jumlahnya naik ribuan kali lipat. Misalnya data 1 Oktober, petir tercatat hanya 24 kali kejadian. Sedangkan 31 Oktober tercatat mencapai 56.000 kejadian.
Wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah dengan sambaran petir tertinggi sebanyak 85.403 kejadian. Sedangkan wilayah Kota Cirebon merupakan daerah dengan jumlah sambaran terendah yaitu sebanyak 79 kejadian.
Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah dengan kerapatan sambaran petir tertinggi sedangkan daerah dengan kerapatan sambaran petir terendah di Kabupaten Pangandaran.
Beberapa wilayah di Jawa Barat termasuk daerah rawan sambaran petir seperti di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sumedang.
Hal itu juga menyusul dugaan kebarakan kilang pertamina Cilacap yang diduga disebabkan oleh sambaran petir.
Petir yang banyak muncul saat musim hujan ini tak hanya bisa mencelakai manusia, tetapi bisa menyebabkan pohon roboh dan terbakarnya bangunan.
Baca Juga
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung Teguh Rahayu mengatakan, untuk menghantarkan arus ke bumi, petir cenderung memilih tempat terbuka, objek yang tinggi di permukaan bumi.
Obyek tinggi bisa berupa bukit atau gunung, tiang ataupun pohon, manusia, hewan, ataupun bangunan yang berada di tempat terbuka.
“Sehingga, orang yang berada di tengah sawah, bermain bola di lapangan, ataupun berlayar di atas kapal di lautan bisa menjadi obyek yang bisa disambar petir. Oleh karena itu, ketika terjadi petir di dataran luas justru tidak diperbolehkan berlindung di bawah pohon, lebih baik berlindung ke tempat yang aman seperti di dalam rumah atau bangunan,” bebernya, Minggu (14/11/2021).
Menurut dia, masyarakat bisa mendeteksi dini kejadian petir yang mungkin timbul di daerahnya. Seperti perubahan cuaca yang cukup cepat. Perubahan cuaca secara cepat itu bisa dilihat dari gumpalan awan-awan seperti bunga kol yang warnanya gelap pekat (awan Cumulonimbus/Cb) dan udara dingin sesaat sebelum munculnya petir.
Baca Juga
“Saat itu, kita lebih baik berlindung di tempat yang aman seperti ke dalam rumah atau bangunan ketika sudah muncul tanda-tandanya. Jangan berlindung di bawah pohon,” imbuh dia.
Sementara, untuk menghindari sambaran petir terhadap rumah dan bangunan, perlu dilakukan pemotongan ranting atau dahan pohon yang mudah patah atau roboh ketika terjadi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
Dalam rangka mitigasi terhadap bahaya atau ancaman sambaran petir disarankan untuk bangunan rumah, bangunan elektronik atau komputasi dan bangunan obyek vital nasional, serta bangunan lainya yang sensitif terhadap sambaran petir agar dipasang Sistem Penangkal Petir Terpadu dan Sistem Grounding yang memadai.
Diketahui, berdasarkan hasil pendataan terjadinya petir cloud to ground (CG) atau petir dari awan ke bumi, tercatat ada 411.237 kejadian selama Oktober 2021. Sebelum musim hujan, kenaikan sambaran petir yang terpantau BMKG hanya belasan hingga ratusan. Sementara pada musim hujan, jumlahnya naik ribuan kali lipat. Misalnya data 1 Oktober, petir tercatat hanya 24 kali kejadian. Sedangkan 31 Oktober tercatat mencapai 56.000 kejadian.
Wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah dengan sambaran petir tertinggi sebanyak 85.403 kejadian. Sedangkan wilayah Kota Cirebon merupakan daerah dengan jumlah sambaran terendah yaitu sebanyak 79 kejadian.
Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah dengan kerapatan sambaran petir tertinggi sedangkan daerah dengan kerapatan sambaran petir terendah di Kabupaten Pangandaran.
Beberapa wilayah di Jawa Barat termasuk daerah rawan sambaran petir seperti di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sumedang.
(nic)