5 Daerah di Jabar Paling Sering Diterjang Bencana Alam, Ini Daftarnya

Jum'at, 12 November 2021 - 20:42 WIB
loading...
5 Daerah di Jabar Paling Sering Diterjang Bencana Alam, Ini Daftarnya
Bencana tanah longsor paling sering terjadi di Jabar selama 2021. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
BANDUNG - Sebagai wilayah rawan bencana, Provinsi Jawa Barat memiliki lima daerah yang paling sering diterjang bencana alam. Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, kelima daerah paling rawan tersebut, yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Bandung.

Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Dani Ramdan mengungkapkan, selama 2021 Kabupaten Bogor diterjang bencana alam sebanyak 622 kejadian, Kabupaten Sukabumi 239 kejadian, Kota Bogor 178 kejadian, Kabupaten Ciamis 136 kejadian, dan Kabupaten Bandung 80 kejadian.



Dani melanjutkan, seiring penetapan status siaga satu bencana di seluruh wilayah Jabar, pihaknya mengimbau agar seluruh warga Jabar waspada mengantisipasi potensi bencana alam, terlebih warga di lima daerah paling rawan tersebut.

"Kewaspadaan harus ditingkatkan seiring tingginya intensitas hujan saat ini," kata Dani, Jumat (12/11/2021).

Adapun bencana alam yang paling sering terjadi di Jabar, lanjut Dani, yakni tanah longsor sebanyak sebanyak 1.034 kejadian disusul angin puting beliung 525 kejadian, dan banjir sebanyak 251 kejadian.

Menyusul penetapan status siaga satu bencana alam di Provinsi Jabar tersebut, BPBD Jabar bersama unsur masyarakat pun mulai dikerahkan untuk menanggulangi dampak bencana yang terjadi.



Salah satu unsur masyarakat yang dikerahkan, yakni komunitas Jabar Quick Response (JQR). Mereka akan turut terlibat dan terjun langsung ke lokasi bencana untuk menangulangi dampak bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah di Jabar.

"Masyarakat yang tertimpa kemalangan harus segera mendapatkan bantuan," tegas Ketua Umum JQR, Bambang Trenggono.



Sebagai langkah persiapan, lanjut Bambang, tim JQR sudah mendapatkan pelatihan khusus dari Badan SAR nasional (Basarnas). Selain tim JQR, kata Bambang, para bikers dari Bikers Brotherhood 1% MC (BB 1% MC) West Java Chapter pun ikut terlibat dalam penanggulangan bencana tersebut.

"Walau telah banyak terjun ke lokasi kebencanaan, tim disaster JQR harus memiliki kemampuan yang tersertifikasi dari Basarnas dan itu bukan hal yang mudah. Butuh proses pembelajaran, baik materi maupun aplikasi di lapangan. Kita ciptakan sumber daya manusia yang profesional dan memadai dalam menghadapi bencana," katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansyah mengatakan, keterlibatan unsur masyarakat diharapkan dapat mempercepat upaya penanggulangan bencana.

Menurutnya, pembinaan SAR Community oleh Basarnas Bandung bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan di wilayah Jabar dan kesiapsiagaan Basarnas Bandung dalam pelaksanaan operasi SAR. Adapun bentuk pelatihannya, yakni sharing pengetahuan dan keterampilan penanggulangan banjir, arus deras, dan danau.

"Tentunya dengan semakin banyaknya potensi dan personil yang memiliki keterampilan SAR dan mitigasi kebencanaan semakin memperingan tugas dari institusi seperti Basarnas dan BPBD, kami tidak bisa bekerja sendiri harus ada sinergitas," kata Deden.

Diketahui, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil telah menetapkan seluruh daerah di Jabar berstatus siaga satu dalam menghadapi potensi bencana seiring musim hujan yang terjadi di Jabar.

"Saya sudah mengimbau kepala daerah, bupati, wali kota, kepala BPBD, siaga satu di musim penghujan ini," tegas Ridwan Kamil usai berziarah di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra, Kota Bandung, Rabu (10/11/2021) lalu.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1400 seconds (0.1#10.140)