Disebut Layak Jadi Capres 2021, Ridwan Kamil: Masih Jauh!
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menanggapi penilaian Angkatan Muda Siliwangi (AMS) yang menyebutnya layak menjadi sosok Calon Presiden (capres) 2024.
Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa saat ini, dirinya tidak bisa menghindari pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada wacana dirinya maju ke ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Kan hari-hari ini semua kalau sudah ngomongin politik tidak bisa dihindari, urusannya 2024. Kemana saya pergi, pertanyaannya selalu itu. Jadi tidak bisa dihindari," ungkap Ridwan Kamil di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (10/11/2021).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pun memaklumi aspirasi dan harapan dirinya maju ke ajang Pilpres 2024, termasuk aspirasi yang disampaikan oleh AMS.
"Kedua, yang namanya aspirasi, harapan dimaklumi. Tiap elemen masyarakat punya cita-cita, keinginan. Kalau AMS tadi menyatakan begitu dan menyebut, ya kita syukuri saja," kata Kang Emil.
"Sambil tetap saya mah tolong dicatat, fokus memberikan komitmen-komitmen di Jabar yang terkendala oleh Covid-19. Kemudian, juga melihat bahwa elektoral juga berhubungan dengan kinerja. Kalau kinerja baik, ya pasti elektoral baik. Nah, tentunya statament atau aspirasi itu saya haturkan terima kasih," sambung Kang Emil.
Disinggung dorongan AMS yang menginginkan warga Jabar tampil menjadi pemimpin negara sebagai hal yang rasional, Kang Emil menjawab hal itu rasional.
"Rasional. Tapi kan saya punya politik tahu diri, harus mengukur lah. Mampu atau tidak, elektabilitasnya memadai atau tidak, walaupun tidak jaminan yah mengukur dua tahun mendatang dari perhitungan sekarang," jelasnya.
"Saya ini alumni dua kali pilkada. Waktu jadi wali kota (Bandung) start-nya jelek, akhirnya menang. Jadi wajar, rasional, tapi mengukur takdir itu, diera sekarang masih jauh," lanjut Kang Emil.
Kang Emil pun menyoroti soal hasil survei sejumlah lembaga yang kerap memunculkan nama individual. Padahal, kata Kang Emil, survei tersebut harusnya dilakukan setelah berpasangan.
"Bisa aja yang survei hari ini ranking satu berpasangan dengan ranking lima, yang survei ranking dua dipasangkan dengan tiga. Disurvei elektabilitas sebagai pasangan menurut saya lebih akurat. Sekarang lebih refleksi dan cerminan saja," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum AMS, Noeri Ispandji Firman menyebut bahwa Ridwan Kamil sosok capres representatif untuk memimpin Indonesia ke depan. Menurut Noeri, selama ini, masih sangat jarang orang Jabar yang masuk jajaran pemerintahan pusat. Apalagi, duduk sebagai presiden atau wakil presiden.
"Geus wayah mapag ku Sunda mimpin nagara. (Sudah saatnya orang Jawa Barat menjadi pemimpin negara)," tegas Noeri di sela Peringatan HUT ke-55 AMS di Kampus Widyatama, Jalan Cikutra, Kota Bandung.
Noeri sendiri memang belum menyebutkan secara spesifik sosok capres yang akan didukung oleh AMS. Pasalnya, saat ini, terdapat tiga sosok capres asal Jabar. Selain Ridwan Kamil, adapula Airlangga Hartarto dan Anies Baswedan.
"Yang penting harus dari Jawa Barat, saya kira banyak orang Jawa Barat. Ada Pak Ridwan Kamil, Pak Airlangga Hartarto, Pak Anis Baswedan yang katanya berdarah Kuningan. Ada juga Pak Andhika Perkasa, calon Panglima, kita belum tahu (arah dukungan). Mudah-mudahan dari sekian orang yang muncul, nanti kita gerakan untuk jadi pemimpin negara dari Sunda, Jawa Barat," beber Noeri.
Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa saat ini, dirinya tidak bisa menghindari pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada wacana dirinya maju ke ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Kan hari-hari ini semua kalau sudah ngomongin politik tidak bisa dihindari, urusannya 2024. Kemana saya pergi, pertanyaannya selalu itu. Jadi tidak bisa dihindari," ungkap Ridwan Kamil di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (10/11/2021).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pun memaklumi aspirasi dan harapan dirinya maju ke ajang Pilpres 2024, termasuk aspirasi yang disampaikan oleh AMS.
"Kedua, yang namanya aspirasi, harapan dimaklumi. Tiap elemen masyarakat punya cita-cita, keinginan. Kalau AMS tadi menyatakan begitu dan menyebut, ya kita syukuri saja," kata Kang Emil.
"Sambil tetap saya mah tolong dicatat, fokus memberikan komitmen-komitmen di Jabar yang terkendala oleh Covid-19. Kemudian, juga melihat bahwa elektoral juga berhubungan dengan kinerja. Kalau kinerja baik, ya pasti elektoral baik. Nah, tentunya statament atau aspirasi itu saya haturkan terima kasih," sambung Kang Emil.
Disinggung dorongan AMS yang menginginkan warga Jabar tampil menjadi pemimpin negara sebagai hal yang rasional, Kang Emil menjawab hal itu rasional.
"Rasional. Tapi kan saya punya politik tahu diri, harus mengukur lah. Mampu atau tidak, elektabilitasnya memadai atau tidak, walaupun tidak jaminan yah mengukur dua tahun mendatang dari perhitungan sekarang," jelasnya.
"Saya ini alumni dua kali pilkada. Waktu jadi wali kota (Bandung) start-nya jelek, akhirnya menang. Jadi wajar, rasional, tapi mengukur takdir itu, diera sekarang masih jauh," lanjut Kang Emil.
Kang Emil pun menyoroti soal hasil survei sejumlah lembaga yang kerap memunculkan nama individual. Padahal, kata Kang Emil, survei tersebut harusnya dilakukan setelah berpasangan.
"Bisa aja yang survei hari ini ranking satu berpasangan dengan ranking lima, yang survei ranking dua dipasangkan dengan tiga. Disurvei elektabilitas sebagai pasangan menurut saya lebih akurat. Sekarang lebih refleksi dan cerminan saja," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum AMS, Noeri Ispandji Firman menyebut bahwa Ridwan Kamil sosok capres representatif untuk memimpin Indonesia ke depan. Menurut Noeri, selama ini, masih sangat jarang orang Jabar yang masuk jajaran pemerintahan pusat. Apalagi, duduk sebagai presiden atau wakil presiden.
"Geus wayah mapag ku Sunda mimpin nagara. (Sudah saatnya orang Jawa Barat menjadi pemimpin negara)," tegas Noeri di sela Peringatan HUT ke-55 AMS di Kampus Widyatama, Jalan Cikutra, Kota Bandung.
Noeri sendiri memang belum menyebutkan secara spesifik sosok capres yang akan didukung oleh AMS. Pasalnya, saat ini, terdapat tiga sosok capres asal Jabar. Selain Ridwan Kamil, adapula Airlangga Hartarto dan Anies Baswedan.
"Yang penting harus dari Jawa Barat, saya kira banyak orang Jawa Barat. Ada Pak Ridwan Kamil, Pak Airlangga Hartarto, Pak Anis Baswedan yang katanya berdarah Kuningan. Ada juga Pak Andhika Perkasa, calon Panglima, kita belum tahu (arah dukungan). Mudah-mudahan dari sekian orang yang muncul, nanti kita gerakan untuk jadi pemimpin negara dari Sunda, Jawa Barat," beber Noeri.
(san)