Bantuan Kedaluwarsa, Pengamat Duga Dibeli Jelang Masa Konsumsi Berakhir
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Bantuan kedaluwarsa di Dinas Sosial (Dinsos) Kota Makassar menuai pro kontra. Bahkan muncul dugaan, bantuan bencana itu sengaja dibeli menjelang masa kedaluwarsa.
Diketahui, ada sekotar 200 dus mi instan yang kedaluwarsa di gudang penyimpanan Dinsos Kota Makassar. Selain itu, beberapa jenis bantuan lainnya seperti saos dalam kemasan ikut membusuk akibat kedaluwarsa.
Pengamat Pemerintahan dan Tata Kelola Keuangan Negara Universitas Patria Artha Makassar, Bastian Lubis mengemukakan, bantuan bencana yang kedaluwarsa tersebut merupakan kerugian negara. Sebab, telah dibeli namun tidak disalurkan ke masyarakat.
Hanya saja, ia menyebut ada yang janggal dengan kasus tersebut. Sebab, barang yang dibeli terlalu cepat kedaluwarsa. Artinya, Dinsos Makassar membeli barang lama yang diduga harganya lebih murah.
“Ada dua kemungkinan, apakah kedaluwarsanya sudah sisa beberapa bulan, ataukah mungkin bahkan sudah kedaluwarsa baru dibeli. Itu setahu saya lebih murah dibanding beli yang masih baru diproduksi,” ucap Bastian kepada SINDOnews, Senin (8/11/2021).
Semestinya, kata dia, bantuan bencana berupa bahan-bahan pokok itu bisa disiasati. Sehingga tidak ada bantuan yang tersisa atau sia-sia. Hanya saja, dinas terkait dinilai kurang cekatan memikirkan itu.
“Di sinilah kita lihat manajemen penabat tidak peduli dengan itu. Karena kalau kedaluwarsa kan membahayakan untuk dimakan. Jadi yang bertanggung jawab adalah pengguna anggaran,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt Kadinsos Kota Makassar, Muhyiddin berdalih pengadaan bantuan bencana yang kedaluwarsa tersebut merupakan hasil pengadaan 2020 lalu. Rata-rata barang kedaluwarsa pada Juli 2021, namun baru ketahuan pada bulan ini.
Muhyiddin mengaku menemukan barang-barang kedaluwarsa itu saat melakukan pembongkaran di gudang sementara Dinsos Makassar. Hasilnya, ia menemukan beberapa jenis bantuan yang sudah melewati batas konsumsi.
“Setelah saya masuk langsung bongkar semua itu dan akhirnya ditemukan adanya bahan-bahan yang menunpuk dan beberapa di antaranya kadaluarsa,” katanya.
Pengadaan itu diakuinya berasal dari persediaan dapur umum. Juga dari pengadaan bahan-bahan pokok dan bantuan-batuan bencana lainnya. Namun ternyata, banyak yang tersimpan sampai masa konsumsi berakhir alias kedaluwarsa.
Lihat Juga: Gelar Operasi Gabungan, Dinsos dan Polrestabes Makassar Ringkus 3 Pasangan Bukan Suami Istri
Diketahui, ada sekotar 200 dus mi instan yang kedaluwarsa di gudang penyimpanan Dinsos Kota Makassar. Selain itu, beberapa jenis bantuan lainnya seperti saos dalam kemasan ikut membusuk akibat kedaluwarsa.
Pengamat Pemerintahan dan Tata Kelola Keuangan Negara Universitas Patria Artha Makassar, Bastian Lubis mengemukakan, bantuan bencana yang kedaluwarsa tersebut merupakan kerugian negara. Sebab, telah dibeli namun tidak disalurkan ke masyarakat.
Hanya saja, ia menyebut ada yang janggal dengan kasus tersebut. Sebab, barang yang dibeli terlalu cepat kedaluwarsa. Artinya, Dinsos Makassar membeli barang lama yang diduga harganya lebih murah.
“Ada dua kemungkinan, apakah kedaluwarsanya sudah sisa beberapa bulan, ataukah mungkin bahkan sudah kedaluwarsa baru dibeli. Itu setahu saya lebih murah dibanding beli yang masih baru diproduksi,” ucap Bastian kepada SINDOnews, Senin (8/11/2021).
Semestinya, kata dia, bantuan bencana berupa bahan-bahan pokok itu bisa disiasati. Sehingga tidak ada bantuan yang tersisa atau sia-sia. Hanya saja, dinas terkait dinilai kurang cekatan memikirkan itu.
“Di sinilah kita lihat manajemen penabat tidak peduli dengan itu. Karena kalau kedaluwarsa kan membahayakan untuk dimakan. Jadi yang bertanggung jawab adalah pengguna anggaran,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt Kadinsos Kota Makassar, Muhyiddin berdalih pengadaan bantuan bencana yang kedaluwarsa tersebut merupakan hasil pengadaan 2020 lalu. Rata-rata barang kedaluwarsa pada Juli 2021, namun baru ketahuan pada bulan ini.
Muhyiddin mengaku menemukan barang-barang kedaluwarsa itu saat melakukan pembongkaran di gudang sementara Dinsos Makassar. Hasilnya, ia menemukan beberapa jenis bantuan yang sudah melewati batas konsumsi.
“Setelah saya masuk langsung bongkar semua itu dan akhirnya ditemukan adanya bahan-bahan yang menunpuk dan beberapa di antaranya kadaluarsa,” katanya.
Pengadaan itu diakuinya berasal dari persediaan dapur umum. Juga dari pengadaan bahan-bahan pokok dan bantuan-batuan bencana lainnya. Namun ternyata, banyak yang tersimpan sampai masa konsumsi berakhir alias kedaluwarsa.
Lihat Juga: Gelar Operasi Gabungan, Dinsos dan Polrestabes Makassar Ringkus 3 Pasangan Bukan Suami Istri
(agn)