Warga 3 RW di Padalarang Hidup dalam Ancaman Banjir Setiap Hujan Deras
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Warga tiga RW di Kampung Sukamulya dan Sukamaju, Desa Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengaku was-was setiap kali hujan deras turun. Wilayah mereka sering kali kebanjiran secara tiba-tiba akibat air kiriman dari wilayah kompleks di atasnya.
Kondisi tersebut selalu berulang selama tujuh tahun terakhir ketika musim penghujan datang. Akibatnya warga merasa trauma dan sering dihantui ketakutan terutama saat malam hari, karena dikhawatirkan saat tertidur banjir menggenang rumah mereka.
Baca juga: Bela Ibunya, Wanita di Bandung Malah Dipukul dan Dicakar Ketua RT
"Yang parah di tiga RW, yaitu di RW 25, 20 dan RW 6, yang selalu kebanjiran. Kejadiannya sudah sekitar tujuh tahun terakhir ini," kata salah seorang warga, Ali Jayadiningrat, Senin (1/11/2021).
Dikatakannya, kejadian banjir terakhir yang dirasakan oleh warga terjadi pada Kamis (28/10/2021) dan Jumat (29/10/2021) sore. Saat itu turun hujan deras dengan intensitas yang cukup lama sehingga menyebabkan air meluap menggenangi jalan gang hingga masuk ke dalam rumah-rumah warga.
Kondisi selokan yang ada tidak mampu menampung debit air yang meningkat ketika hujan turun. Apalagi dengan adanya pembangunan Perumahan Graha dan Bumi Asri yang berada di bagian atas perkampungan warga, membuat limpasan air menjadi lebih besar. Sehingga pada akhirnya air meluap dan terjadi banjir ke permukiman.
"Setiap hujan lebih dari setengah jam pasti datang air banjir kiriman dari atas. Pastinya, warga di tiga RW tak bisa tidur nyenyak, karena takut air banjir tib tiba masuk ke rumah," imbuhnya.
Pihaknya pernah mengadukan masalah ini ke pemerintah desa, Dinas PUPR KBB dan pernah juga sampe kontak langsung melalui IG Plt Bupati Hengki Kurniawan. Hanya saja sampai sekarang belum ada jawaban dan tindak lanjut bagaimana menangani kawasan di permukimannya supaya tidak banjir.
"Kalau lapor sudah, tapi gak pernah ada tindak lanjut. Ya paling sekarang kalau udah banjir, warga gotong royong mengeruk saluran air yang tersumbat," tandasnya.
Terkait hal ini, Anggota DPRD KBB, Inen Sutisna menyarankan masyarakat membuat surat resmi kepada Komisi I sebagai dasar untuk mengundang dinas terkait juga pengembang perumahan tersebut. "Ya kami akan tanyakan ke Dinas Perizinan apakah sudah beres Amdal dan Fill banjir perumahan tersebut? Jangan sampai ada pembangunan masyarakat jadi dirugikan," ucapnya.
Kondisi tersebut selalu berulang selama tujuh tahun terakhir ketika musim penghujan datang. Akibatnya warga merasa trauma dan sering dihantui ketakutan terutama saat malam hari, karena dikhawatirkan saat tertidur banjir menggenang rumah mereka.
Baca juga: Bela Ibunya, Wanita di Bandung Malah Dipukul dan Dicakar Ketua RT
"Yang parah di tiga RW, yaitu di RW 25, 20 dan RW 6, yang selalu kebanjiran. Kejadiannya sudah sekitar tujuh tahun terakhir ini," kata salah seorang warga, Ali Jayadiningrat, Senin (1/11/2021).
Dikatakannya, kejadian banjir terakhir yang dirasakan oleh warga terjadi pada Kamis (28/10/2021) dan Jumat (29/10/2021) sore. Saat itu turun hujan deras dengan intensitas yang cukup lama sehingga menyebabkan air meluap menggenangi jalan gang hingga masuk ke dalam rumah-rumah warga.
Kondisi selokan yang ada tidak mampu menampung debit air yang meningkat ketika hujan turun. Apalagi dengan adanya pembangunan Perumahan Graha dan Bumi Asri yang berada di bagian atas perkampungan warga, membuat limpasan air menjadi lebih besar. Sehingga pada akhirnya air meluap dan terjadi banjir ke permukiman.
"Setiap hujan lebih dari setengah jam pasti datang air banjir kiriman dari atas. Pastinya, warga di tiga RW tak bisa tidur nyenyak, karena takut air banjir tib tiba masuk ke rumah," imbuhnya.
Pihaknya pernah mengadukan masalah ini ke pemerintah desa, Dinas PUPR KBB dan pernah juga sampe kontak langsung melalui IG Plt Bupati Hengki Kurniawan. Hanya saja sampai sekarang belum ada jawaban dan tindak lanjut bagaimana menangani kawasan di permukimannya supaya tidak banjir.
"Kalau lapor sudah, tapi gak pernah ada tindak lanjut. Ya paling sekarang kalau udah banjir, warga gotong royong mengeruk saluran air yang tersumbat," tandasnya.
Terkait hal ini, Anggota DPRD KBB, Inen Sutisna menyarankan masyarakat membuat surat resmi kepada Komisi I sebagai dasar untuk mengundang dinas terkait juga pengembang perumahan tersebut. "Ya kami akan tanyakan ke Dinas Perizinan apakah sudah beres Amdal dan Fill banjir perumahan tersebut? Jangan sampai ada pembangunan masyarakat jadi dirugikan," ucapnya.
(msd)