Cuaca Ekstrem, BPBD Ingatkan Wisatawan Antisipasi Bencana Alam
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) meminta wisatawan yang hendak berlibur ke kawasan wisata Lembang, untuk berhati-hati.
Kondisi itu merujuk kepada cuaca saat ini yang sedang berada di tengah cuaca ekstrem , yang dikhawatirkan berimbas pada terjadinya bencana alam saat terjadi hujan.
Kepala BPBD KBB Duddy Prabowo menyebutkan, beberapa ruas jalan alternatif menuju kawasan Lembang dari arah Cimahi maupun Padalarang masuk kategori rawan longsor. Bahkan sebagiannya sudah terjadi longsor namun belum diperbaiki.
"Jalan alternatif ke wilayah Lembang rawan longsor. Mulai dari Cisarua, Parongpong, Maribaya, sampai Cikole. Makanya kita ingatkan wisatawan supaya waspada," tuturnya, Jumat (29/10/2021).
Dia mencontohkan, seperti di Jalan Cihanjuang Rahayu yang menjadi jalur alternatif dari Cimahi ke Lembang. Serta Jalan Cisarua dekat objek wisata Curug Pelangi yang sudah longsor sejak lama namun belum diperbaiki hingga saat ini.
Selama cuaca ekstrem beberapa bulan kedepan, pihaknya meminta agar wisatawan tidak memaksakan untuk melintasi jalur alternatif menuju Lembang. Sebaiknya mereka menggunalan jalur arteri, terlebih kendaraan-kendaraan besar dilarang melintas ke jalan alternatif. Baca: 5 Orang Diperiksa Terkait Penembakan Pos Polisi di Aceh Barat. "Hanya kendaraan kecil yang boleh melintas ke kalan alternatif kolonel masturi sebab di sana ada titik longsor. Kami sudah ajukan ke provinsi dan Bina Marga KBB untuk diperbaiki, tapi perbaikannya belum terealisasi," terang Duddy.
Selain itu, pihaknya juga meminta wisatawan bisa berhati-hati saat berada di objek wisata terutama yang berada di tengah area hutan pinus. Pasalnya saat hujan deras disertai angin terjadi, potensi dahan patah hingga pohon tumbang mengintai wisatawan.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Perhutani dan pengelola wisata di Lembang untuk bisa memantau dan meminimalisir pohon tumbang yang mengancam wisatawan. Termasuk memasang rambu peringatan bahaya dan jalur evakuasi. Baca Juga: Kejam! Pemuda di Pangkalpinang Hajar Nenek hingga Kepala Memar dan Bibir Berdarah.
"Bersama Perhutani sudah dibicarakan supaya memotong ranting yang rawan patah dan rutin mengecek kondisi pohon, karena dikhawatirkan ada yang berusia tua dan lapuk sehingga rawan tumbang," pungkasnya.
Kondisi itu merujuk kepada cuaca saat ini yang sedang berada di tengah cuaca ekstrem , yang dikhawatirkan berimbas pada terjadinya bencana alam saat terjadi hujan.
Kepala BPBD KBB Duddy Prabowo menyebutkan, beberapa ruas jalan alternatif menuju kawasan Lembang dari arah Cimahi maupun Padalarang masuk kategori rawan longsor. Bahkan sebagiannya sudah terjadi longsor namun belum diperbaiki.
"Jalan alternatif ke wilayah Lembang rawan longsor. Mulai dari Cisarua, Parongpong, Maribaya, sampai Cikole. Makanya kita ingatkan wisatawan supaya waspada," tuturnya, Jumat (29/10/2021).
Dia mencontohkan, seperti di Jalan Cihanjuang Rahayu yang menjadi jalur alternatif dari Cimahi ke Lembang. Serta Jalan Cisarua dekat objek wisata Curug Pelangi yang sudah longsor sejak lama namun belum diperbaiki hingga saat ini.
Selama cuaca ekstrem beberapa bulan kedepan, pihaknya meminta agar wisatawan tidak memaksakan untuk melintasi jalur alternatif menuju Lembang. Sebaiknya mereka menggunalan jalur arteri, terlebih kendaraan-kendaraan besar dilarang melintas ke jalan alternatif. Baca: 5 Orang Diperiksa Terkait Penembakan Pos Polisi di Aceh Barat. "Hanya kendaraan kecil yang boleh melintas ke kalan alternatif kolonel masturi sebab di sana ada titik longsor. Kami sudah ajukan ke provinsi dan Bina Marga KBB untuk diperbaiki, tapi perbaikannya belum terealisasi," terang Duddy.
Selain itu, pihaknya juga meminta wisatawan bisa berhati-hati saat berada di objek wisata terutama yang berada di tengah area hutan pinus. Pasalnya saat hujan deras disertai angin terjadi, potensi dahan patah hingga pohon tumbang mengintai wisatawan.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Perhutani dan pengelola wisata di Lembang untuk bisa memantau dan meminimalisir pohon tumbang yang mengancam wisatawan. Termasuk memasang rambu peringatan bahaya dan jalur evakuasi. Baca Juga: Kejam! Pemuda di Pangkalpinang Hajar Nenek hingga Kepala Memar dan Bibir Berdarah.
"Bersama Perhutani sudah dibicarakan supaya memotong ranting yang rawan patah dan rutin mengecek kondisi pohon, karena dikhawatirkan ada yang berusia tua dan lapuk sehingga rawan tumbang," pungkasnya.
(nag)