Bersama Sejumlah Komponen, Pemko Surabaya Tandatangani MoU Wujudkan Surabaya Medical Tourism

Selasa, 12 Oktober 2021 - 08:00 WIB
loading...
Bersama Sejumlah Komponen,...
Potensi besar Kota Surabaya dalam mengembangkan layanan wisata medis (medical tourism) ditangkap dengan konkret oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
A A A
KOTA SURABAYA - Potensi besar Kota Surabaya dalam mengembangkan layanan wisata medis (medical tourism) ditangkap dengan konkret oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Dengan menggandeng berbagai komponen, pelayanan itu akan segera diwujudkan di Kota Surabaya. Komitmen mewujudkan Surabaya Medical Tourism (SMT) dibuktikan dengan peluncuran awal SMT disertai dengan penandatanganan nota kesepakatan bersama tentang penyelenggaraan layanan wisata medis (medical tourism) di Kota Surabaya, Senin (27/9/2021).

Penandatanganan nota kesepakatan digelar di lobby lantai dua Balai Kota Surabaya oleh Pemerintah Kota (Pemko) Surabaya bersama dengan Rektor Universitas Airlangga Prof Mohammad Nasih, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) wilayah Jawa Timur Dr Dodo Anondo, Ketua DPD Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) atau asosiasi agensi tur perjalanan Jatim Imam Mahmudi, Ketua Astindo Jawa Timur Yongky Yanwitarko, dan Ketua Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Jatim Dwi Cahyono.

Pada kesempatan tersebut Wali Kota Eri mengatakan medical tourism atau wisata medis ini untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik di Kota Surabaya. Sebab, Surabaya memiliki potensi besar untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik di Surabaya maupun di Indonesia timur.
Bersama Sejumlah Komponen, Pemko Surabaya Tandatangani MoU Wujudkan Surabaya Medical Tourism

“Jika kita bisa melakukan pelayanan ini, maka secara otomatis akan menggerakkan ekonomi, pariwisata, perhotelan, restoran dan semuanya yang ada di Kota Surabaya,” katanya.

Eri menjelaskan, Medical Tourism Surabaya akan berbentuk sebuah aplikasi yang saat ini terus dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair). Dalam aplikasi yang merupakan produk bersama itu, nantinya akan ada rumah sakit beserta layanan unggulannya serta biayanya, ada pariwisatanya, perhotelannya, restoran dan berbagai fasilitas lainnya.

Maka ketika ada orang sakit dan berobat ke Kota Surabaya, pasti ada keluarganya yang ikut, sehingga sebelum dia berangkat ke Surabaya, sudah daftar duluan arahnya nanti ke mana saja, mulai rumah sakitnya di mana, hotelnya di mana, dan akan berkunjung ke mana. Bahkan, akan dijemput dari bandara menggunakan ambulancenya dari mana. “Itu sudah dirancang sejak awal, karena semuanya ini akan terangkai menjadi satu bagian,” tuturnya.

Di samping itu Wali Kota Eri juga memaparkan bahwa sekitar 70 persen orang Indonesia berobat ke luar negeri, dan dari 70 persen itu, sebagian besar adalah warga Kota Surabaya. Padahal, pengobatan di Indonesia tidak kalah dengan di luar negeri.

Ia juga menceritakan pernah bertemu dengan seseorang yang menyampaikan bahwa awalnya orang tersebut tidak bisa didiagnosa di Surabaya, lalu dia ke luar negeri dengan menggunakan jet pribadi. Ternyata, sampai di luar negeri hasilnya sama dengan diagnosa di Kota Surabaya, sehingga dia menyampaikan bahwa sebenarnya dokter di Surabaya itu tidak kalah hebatnya dengan di luar negeri, karena hasil diagnosanya sama.
Bersama Sejumlah Komponen, Pemko Surabaya Tandatangani MoU Wujudkan Surabaya Medical Tourism

“Dari situ saya sadar bahwa kita punya kekuatan sebenarnya. Kita punya tenaga kesehatan yang hebat, punya rumah sakit yang hebat, sehingga bagaimana tugas kita sekarang untuk menggandengkan semua pelayanan itu. Nah, kalau itu bisa dilakukan di Indonesia, khususnya di Surabaya, kenapa harus pergi berobat di luar negeri,” katanya.

Wali Kota Eri sangat yakin dengan kerja sama ini akan bisa mewujudkan medical tourism. Ia memastikan bahwa pelayanan ini diluncurkan pada 10 November mendatang, sehingga pelayanannya juga bisa dimulai pada hari itu juga.

Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga Prof Mohammad Nasih mengatakan kerja sama ini akan menjadi bagian dari catatan sejarah Surabaya dan bahkan Indonesia. Sebab, sudah bisa menghadirkan sebuah aktivitas yang menjanjikan, yaitu medical tourism.

“Boleh saja kemerdekaan itu diproklamirkan di Jakarta, tetapi perjuangan untuk terus mengibarkan dan justru pahlawan kemerdekaan itu justru berasal dari Surabaya dengan 10 Novembernya yang sungguh luar biasa, dan apa yang kita lakukan hari ini akan menjadi catatan sejarah juga dari Kota Surabaya,” katanya.

Prof Nasih mengakui bahwa dalam jangka pendek, ia tidak terlalu berharap ada orang luar negeri berobat ke Indonesia. Namun, jangka pendeknya adalah mereka yang selama ini berobat ke luar negeri dapat dicegah dengan pelayanan yang sebaik-baiknya dan fasilitas yang sangat bagus di Kota Surabaya.
Bersama Sejumlah Komponen, Pemko Surabaya Tandatangani MoU Wujudkan Surabaya Medical Tourism

“Kuncinya menurut saya adalah koordinasi dan kerjasama serta integrasi diantara semua komponen ini, ya dokternya, rumah sakitnya, dan semuanya termasuk pemkot yang harus terus bersama-sama demi mensukseskan inovasi ini,” ujarnya.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jatim dr Dodo Anando MPh mengatakan, Surabaya Medical Tourism itu akan mirip dengan yang ada di Malaysia. Namun, ia memastikan bukan karena Surabaya meniru Malaysia, tapi karena memang potensi Surabaya cukup besar untuk memberikan pelayanan ini.

"Kita hampir sama dengan yang di Malaysia, kita medical tourism sama. Jadi kita akan menerima pasien dari luar negeri. Tapi sementara ini kita coba yang dari luar Surabaya dulu, test case apakah semuanya bisa dilayani dengan baik. Namun, kalau dilihat dari potensinya, Surabaya sudah cukup siap untuk menerapkan inovasi ini," tuturnya. CM
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1534 seconds (0.1#10.140)