Presentasi Replikator Hypnogreen Luwu Utara Dipuji Panelis

Minggu, 10 Oktober 2021 - 10:56 WIB
loading...
Presentasi Replikator...
Replikator Hypnogreen, Juinar, tampil mempresentasikan proposal inovasinya pada Jumat (8/10/2021) lalu. Foto: Istimewa
A A A
LUWU UTARA - Kompetisi Replikasi Inovasi Pelayanan Publik (KRIPP) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan resmi memasuki tahapan presentasi dan wawancara. Salah satu replikasi inovasi yang ikut dalam kompetisi ini adalah Hypnogreen, inovasi Dinas Kesehatan Luwu Utara .

Inovasi ini merupakan replikasi dari inovasi ANC Hipnoterapi, sebuah inovasi yang telah mengharumkan nama Luwu Utara karena berhasil tembus TOP 40 KIPP Tingkat Nasional pada 2018 lalu.

Replikator Hypnogreen, Juinar, tampil mempresentasikan proposal inovasinya pada Jumat (8/10/2021) lalu. Total durasi untuk presentasi dan wawancara selama 30 menit. Tujuh menit presentasi, tiga menit tayangan video, dan 20 menit tanya jawab dengan Tim Panel Independen. Presentasi dan wawancara inovasi Hypnogreen diwarnai kiriman doa untuk almarhum Anjas Rusli, inovator ANC Hipnoterapi, yang meninggal dunia tahun lalu.

Dalam presentasinya, Juinar tampil begitu meyakinkan. Durasi 7 menit untuk pemaparan proposal ia selesaikan tepat waktu. Pun tahapan wawancara. Dirinya menjawab seluruh pertanyaan Tim Panelis dengan penuh percaya diri. Pada tahapan ini, Juinar didampingi Sekretaris Dinas Kesehatan Agunawan, Kabag Organisasi Muhammad Hadi, dan penerus tongkat inovasi ANC Hipnoterapi Nurul Sukma.

“Hypnogreen adalah pengembangan dari ANC Hipnoterapi yang selama ini telah kami laksanakan di Luwu Utara,” kata Juinar.



Lebih jauh, dia menguraikan, pengembangan ANC Hipnoterapi perlu dilakukan. Selain menjaga keberlanjutan inovasi, juga sekaligus untuk melengkapi dan memberikan penguatan terhadap inovasi ANC Hipnoterapi.

“Dalam pelaksanaan ANC Hipnoterapi kami masih menemukan beberapa masalah, seperti masih tingginya angka komplikasi maternal, tingginya angka komplikasi neonatal dan tingginya angka persalinan section caesaerea, sehingga kami mencoba mengembangkan dan mereplikasi inovasi ANC Hipnoterapi dengan replikasi inovasi Hypnogreen,” papar Juinar.

Semua itu, kata dia, untuk menurunkan angka komplikasi, baik maternal, neonatal, dan section caesaerea. Adapun yang membedakan ANC Hipnoterapi dan Hypnogreen yaitu pada inovasi Hypnogreen melibatkan tiga sasaran klien, dari sebelumnya hanya satu di ANC Hipnoerapi, yakni ibu hamil, keluarga dan bidan. Sementara ANC Hipnoterapi hanya menyasar pada satu klien, yakni ibu hamil saja.

“Di sini keunikan dan kebaruan dari hypnogreen ini, karena kami memberikan tiga pelayanan terhadap klien, yaitu ibu hamil, keluarga atau suami, serta petugas yang akan mendampingi pada proses persalinannya nanti,” terangnya.

Perbedaan lainnya, ANC Hipnoterapi fokus pada masa kehamilan, sedangkan Hypnogreen lebih fokus pada proses persalinan sampai setelah ibu hamil melahirkan.

“Dengan adanya inovasi hypnogreen pada ibu hamil, keluarga dan petugas itu sendiri, maka ibu hamil dapat termotivasi untuk melahirkan secara normal, kemudian keluarga merasa lebih tenang mendampingi ibu hamil pada proses melahirkan serta bidan bisa lebih fokus dan tenang mendampingi kliennya pada saat proses persalinan,” jelas dia.

“Nah, diharapkan dengan adanya ketenanganan pada saat proses persalinan, maka dengan sendirinya nanti ibu hamil bisa tenang melahirkan, keluarga juga tenang, dan petugas bisa lebih fokus dan tenang dalam mendampingi ibu hamil, sehingga diharapkan proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan waktunya bisa lebih singkat,” tandasnya.



Usai presentasi hypnogreen, para panelis memberikan masukan, saran, termasuk memberikan pujian terhadap inovasi pengembangan ANC Hipnoterapi ini. Salah satu panelis, Lukman Samboteng, memuji tayangan video yang ditampilkan. Kata dia, video sudah menggambarkan dan memberikan penjelasan terhadap cara kerja inovasi ini.

“Videonya sudah bagus. Dukungan kebijakan juga sudah sangat lengkap, karena ada SK Bupati, SK Kepala Dinas, dan SK Puskesmas,” puji Lukman. Meski begitu, ada yang harus dilengkapi dalam proposal inovasi ini.

Salah satunya, sebut dia, bagaimana menguraikan aspek kebaruan dan keunikan inovasi ini. “Inovasi ini nyaman, cuma perlu ada penjelasan durasi ideal inovasi ini diberikan kepada ibu hamil di proposalnya. Perlu diingat, tampilan pertama itu dari proposal, dan kami menilai inovasi bapak ibu itu dimulai dari proposalnya,” terang dosen Politeknik STIA LAN Makassar ini

Sementara Panelis lainnya, Dermayana Arsal, dari Bappelitbangda Sulsel, mengaku penasaran dengan pengembangan ANC Hipnoterapi. Dari sisi keunikannya, ia menemukan penambahan metode inovasi dari sugesti di ANC Hipnoterapi ke swasugesti di Hypnogreen. Itu menurut dia sisi keunikan dari Hypnogreen. “Kalau saya lihat dan baca, sisi keunikannya ada pada metodenya, dari sugesti ke swasugesti,” jelas dia.



Namun, ia ingin keunikan dan kebaruan inovasi ini perlu dijelaskan dalam proposalnya. “Munculkan kebaruan dan keunikan swasugestinya. Ini yang tidak saya lihat di proposalnya. Kenapa ini unik, karena swasugesti. Harusnya juga dijelaskan kenapa swasugesti ini menjadi unik. Artinya, ibu hamil sendiri yang menswasugesti dirinya, bukan dari luar. Saya kira ini perlu dieksplor lebih jauh lagi terkait swasugesti ini,” harap dia.

“Replikasi ini bagus, karena swasugesti ini sangat penting karena secara tidak sadar mensugesti dirinya sendiri,” tutup Dermayana.

Sekadar diketahui, inovasi Hypnogreen sudah mulai dilakukan sejak 2019, dengan diperkuat dengan adanya SK Bupati tentang Implementasi Hypnogreen, SK Kepala Dinas Kesehatan Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Hypnogreen, serta adanya SK Pembentukan Tim Hypnogreen Tingkat Kabupaten Luwu Utara Tahun 2019.

(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2071 seconds (0.1#10.140)