Polda Jatim Asuh Anak Yatim Piatu Korban COVID-19, LaNyalla Acungi Jempol

Sabtu, 18 September 2021 - 18:43 WIB
loading...
Polda Jatim Asuh Anak Yatim Piatu Korban COVID-19, LaNyalla Acungi Jempol
Ketua DPD RI, AA. LaNyalla Mahmud Mataliti disambut Kapolda Jatim, Irjen Pol. Nico Afinta saat berkunjung ke Polda Jatim, beberapa waktu. Foto/Ist.
A A A
JAKARTA - Upaya Polda Jatim, meringankan beban 7.044 anak-anak yatim piatu akibat COVID-19 dengan menjadikannya sebagai anak asuh, mendapatkan apresiasi dari Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.



"Langkah Polda Jatim yang mengambil peran sebagai orang tua asuh dan memenuhi segala kebutuhan anak-anak yatim piatu itu, terutama pendidikan serta disiapkan asrama untuk menampung anak yatim piatu tersebut patut kita apresiasi," tutur LaNyalla, Sabtu (18/9/2021).



Menurut LaNyalla, tingginya angka anak yatim piatu akibat COVID-19, memerlukan sinergitas berbagai unsur agar kebutuhan mereka bisa terpenuhi. Selain perlindungan untuk hidup, makanan serta kebutuhan pendidikan, LaNyalla menilai anak-anak yatim piatu tersebut perlu pendampingan psikologis pascakematian orang tuanya.



"Tentu agar kesehatan jiwanya pulih dan tidak meninggalkan traumatik di masa mendatang. Maka, perlu dilakukan pendekatan holistik kepada anak-anak yang orang tuanya meninggal karena COVID-19," tutur LaNyalla.

Pada kesempatan itu, LaNyalla menyarankan agar Polda Jatim menjalin kerja sama dengan pihak terkait seperti Dinas PPPA atau lembaga pendampingan anak lainnya untuk menangani permasalahan anak yatim piatu tersebut.



Menurut LaNyalla, hal itu penting karena ditinggal orang tua saat usia belia akan menimbulkan sejumlah problematika yang bisa berdampak serius dan berkepanjangan di masa mendatang.

"Kerja sama lintas stakeholder harus dijalin oleh Polda Jatim agar penanganan tersebut dapat meredam segala dampak risiko yang dapat ditimbulkan. Tak mudah menangani anak-anak yatim piatu, karena mereka memiliki daya rekam yang cukup baik," tuturnya.

Jika keliru dalam penanganan, Senator asal Jawa Timur itu menilai akan menimbulkan dampak tak baik bagi perkembangan psikologis anak-anak yatim piatu tersebut dalam jangka waktu panjang ke depan.



"Perlu hati-hati dan dibutuhkan treatment yang tepat. Kondisi mereka masih begitu labil, sehingga butuh penanganan intensif dan berkelanjutan," papar LaNyalla.

Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan/DP3AK Provinsi Jawa Timur hingga Senin (16/8/2021), ada 6.198 anak-anak di Jatim menjadi yatim dan piatu.

Karena terdapat perbedaan angka, maka perlu dipastikan jumlah yang sebenarnya dan harus dipastikan. Jangan sampai ada anak yatim piatu yang terlewat di dalam pendataan," ujar LaNyalla.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2343 seconds (0.1#10.140)