Bupati Sunur Apresiasi Para Kades Jadikan Lembata Pertama Salurkan BLT di NTT
loading...
A
A
A
LEWOLEBA - Proses realisasi Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) di Kabupaten Lembata paling pertama di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hal ini merupakan hasil kerja keras dan kesadaran para kepala desa yang secara cepat merealisasikan BLT kepada masyarakat desanya.
Demikian penyampaian Bupati Lembata, Sunur, didampingi Ketua TP-PKK Kabupaten Lembata Yuni Damayanti ketika menyerahkan BLT tahap II dan III kepada perwakilan 9 orang dari setiap desa yang tersebar di Kecamatan Ile Ape Timur yang diadakan di aula pertemuan Desa Todanara Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Jumat (29/5/20).
Bupati Sunur mengatakan BLT itu diberikan kepada masyarakat yang berhak menerima dengan besarnya bantuan dana Rp600 ribu per bulan, dan akan diberikan selama 3 bulan ke depan. Para penerima bantuan diputuskan berdasarkan hasil musyawarah desa antara Kepala Desa, BPD, dan masyarakat.
BLT yang diberikan kepada masyarakat merupakan bagian dari penanganan dampak ekonomi yang dialami masayarakat sebagai akibat dari diberlakukannya pembatasan sosial masyarakat guna pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19.
"Kemungkinan Pembagian BLT ini akan berlanjut hingga bulan September mendatang. Hanya saja jumlah BLT yang akan diberikan sebanyak 300 ribu saja, dan kita harus menunggu hingga ada surat resmi dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi," tutur Sunur.
Sunur menambahkan, kepala desa agar dari sekarang menyisihkan dana belanja tak terduga sebesar Rp900 ribu/ kk sesuai jumlah penerima BLT saat ini di desanya masing-masing. Para kepala desa juga tidak perlu melakukan musyawarah lagi, tetapi langsung direalisasikan jika sudah ada arahan resmi dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Sunur meminta agar para kepala desa dapat memantau masyarakat penerima BLT, agar dapat menggunakannya dengan semestinya. Bukan untuk keperluan lainnya yang tidak bermanfaat. "Uang yang dikasih agar digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, bukan untuk disimpan. Bantu masyarakat lain, dengan membeli dagangannya, sehingga roda ekonomi di desa dapat berjalan normal," pintanya.
Menurut Sunur, warga di Lembata sini masih dalam kondisi sehat dan masih terbebas dari virus Covid-19. Ini semua karena kita yang menaati protokol kesehatan. "Kita rencanakan akan melakukan rapid test di semua pedagang yang ada di pasar, sehingga kita benar-benar bebas dari Covid-19," tegas Sunur.
"Sampai saat ini NTT belum ada perubahan eskalasinya. Kita berdoa semoga lima orang kita yang diperiksa SWAB di Kupang itu hasil negatif," harap Sunur.
Melalui telekonference Gubernur NTT Bapak Victor Laiskodat meminta agar semua jalan Kabupaten dan Provinsi dibuka kembali, sehingga tidak menghambat aktivitas masyarakat baik di bidang kesehatan maupun ekonomi.
"Hari ini juga penjemputan kloter terakhir warga Lembata yang tertahan di Kabupaten Flores Timur. "Kita hanya urus 68 orang saja, jika ada penambahan yang baru lagi, kita sudah tidak urus lagi," jelas Sunur.
"Mereka yang baru datang harus mengantongi surat keterangan pemeriksaan hasil rapid test sebanyak dua kali dan hasil SWAB yang menyatakan negatif. Hal ini dilakukan agar setiap masyarakat yang datang ke Lembata benar-benar sehat dan tidak terinfeksi Covid-19, tegas Sunur.
Sementara itu Ketua DPRD Lembata Petrus Gero mengatakan bahwa pada 15 Juni 2020 mendatang Indonesia akan menjalani era New Normal. "Ini berarti kita dituntut harus beradaptasi dengan realitas yang ada dan sekaligus menjadi tugas bersama untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 di Lewotana ini," tegasnya.
Ia meminta masyarakat mengikuti segala imbauan yang disampaikan oleh pemerintah. "Apapun yang disampaikan pemerintah itu untuk pembangunan daerah dan Lewotana ini," tutup Gero.
Demikian penyampaian Bupati Lembata, Sunur, didampingi Ketua TP-PKK Kabupaten Lembata Yuni Damayanti ketika menyerahkan BLT tahap II dan III kepada perwakilan 9 orang dari setiap desa yang tersebar di Kecamatan Ile Ape Timur yang diadakan di aula pertemuan Desa Todanara Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Jumat (29/5/20).
Bupati Sunur mengatakan BLT itu diberikan kepada masyarakat yang berhak menerima dengan besarnya bantuan dana Rp600 ribu per bulan, dan akan diberikan selama 3 bulan ke depan. Para penerima bantuan diputuskan berdasarkan hasil musyawarah desa antara Kepala Desa, BPD, dan masyarakat.
BLT yang diberikan kepada masyarakat merupakan bagian dari penanganan dampak ekonomi yang dialami masayarakat sebagai akibat dari diberlakukannya pembatasan sosial masyarakat guna pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19.
"Kemungkinan Pembagian BLT ini akan berlanjut hingga bulan September mendatang. Hanya saja jumlah BLT yang akan diberikan sebanyak 300 ribu saja, dan kita harus menunggu hingga ada surat resmi dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi," tutur Sunur.
Sunur menambahkan, kepala desa agar dari sekarang menyisihkan dana belanja tak terduga sebesar Rp900 ribu/ kk sesuai jumlah penerima BLT saat ini di desanya masing-masing. Para kepala desa juga tidak perlu melakukan musyawarah lagi, tetapi langsung direalisasikan jika sudah ada arahan resmi dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Sunur meminta agar para kepala desa dapat memantau masyarakat penerima BLT, agar dapat menggunakannya dengan semestinya. Bukan untuk keperluan lainnya yang tidak bermanfaat. "Uang yang dikasih agar digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, bukan untuk disimpan. Bantu masyarakat lain, dengan membeli dagangannya, sehingga roda ekonomi di desa dapat berjalan normal," pintanya.
Menurut Sunur, warga di Lembata sini masih dalam kondisi sehat dan masih terbebas dari virus Covid-19. Ini semua karena kita yang menaati protokol kesehatan. "Kita rencanakan akan melakukan rapid test di semua pedagang yang ada di pasar, sehingga kita benar-benar bebas dari Covid-19," tegas Sunur.
"Sampai saat ini NTT belum ada perubahan eskalasinya. Kita berdoa semoga lima orang kita yang diperiksa SWAB di Kupang itu hasil negatif," harap Sunur.
Melalui telekonference Gubernur NTT Bapak Victor Laiskodat meminta agar semua jalan Kabupaten dan Provinsi dibuka kembali, sehingga tidak menghambat aktivitas masyarakat baik di bidang kesehatan maupun ekonomi.
"Hari ini juga penjemputan kloter terakhir warga Lembata yang tertahan di Kabupaten Flores Timur. "Kita hanya urus 68 orang saja, jika ada penambahan yang baru lagi, kita sudah tidak urus lagi," jelas Sunur.
"Mereka yang baru datang harus mengantongi surat keterangan pemeriksaan hasil rapid test sebanyak dua kali dan hasil SWAB yang menyatakan negatif. Hal ini dilakukan agar setiap masyarakat yang datang ke Lembata benar-benar sehat dan tidak terinfeksi Covid-19, tegas Sunur.
Sementara itu Ketua DPRD Lembata Petrus Gero mengatakan bahwa pada 15 Juni 2020 mendatang Indonesia akan menjalani era New Normal. "Ini berarti kita dituntut harus beradaptasi dengan realitas yang ada dan sekaligus menjadi tugas bersama untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 di Lewotana ini," tegasnya.
Ia meminta masyarakat mengikuti segala imbauan yang disampaikan oleh pemerintah. "Apapun yang disampaikan pemerintah itu untuk pembangunan daerah dan Lewotana ini," tutup Gero.
(ars)