Tim UKM E-Sport Unej Juara III Liga Mahasiswa Free Fire Nasional
loading...
A
A
A
JEMBER - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) E-Sport Universitas Jember mencetak prestasi. UKM yang menaungi mahasiswa pegiat E-Sport atau penghobi game ini baru berdiri 2020 lalu, tapi sudah mencatat banyak prestasi. Di antaranya juara II Eastern Region Liga Mahasiswa (LIMA) E-Sport Free Fire.
Prestasi terbaru UKM E-Sport Unej yaitu membawa pulang juara III di ajang Liga Mahasiswa (LIMA) Free Fire Nasional 2021 yang digelar Agustus lalu.
Baca juga: AHY Resmi Jadi Mahasiswa Unair Program Doktor, Ini Targetnya
Rekam jejak positif ini menjadikan atlet E-Sport Universitas Jember makin percaya diri, bahkan sempat mengirimkan tim untuk ikut seleksi cabang E-Sport untuk PON XX Papua 2021.
Rully Eza Ramadhani, salah satu atlet sekaligus pegiat UKM E-Sport Unej menjelaskan, keberhasilan di beberapa kejuaraan E-Sport akhir-akhir ini menjadi dukungan moral bagi mereka untuk mengikuti seleksi E-Sport PON XX Papua 2021 mewakili Provinsi Jawa Timur pada Jumat lalu (3/9/2021).
“Sayangnya belum jadi rejeki kami mewakili Jawa Timur di ajang PON XX Papua, semua lawan-lawan yang kami hadapi amat tangguh. Apalagi seleksi kali ini memakai sistem gugur bukan sistem akumulasi poin, jadi sekali kalah maka tersisih,” jelas Rully yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini.
Baca juga: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair Beri Edukasi Kesehatan Reproduksi pada Santri
Namun Rully dan kawan-kawan tak patah semangat. Mereka tetap rutin berlatih untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai kejuaraan yang ada. Caranya dengan lebih memperhatikan strategi untuk bermain bertahan agar bisa survive sampai akhir permainan.
Kegiatan rutin pun dilakukan, antara lain fun match sekali seminggu dan Weekly Match, dua bulan sekali. Pelatihan berupa workshop juga digelar selain sosialisasi bagi mahasiswa Universitas Jember akan keberadaan UKM E-Sport.
“Ada beberapa divisi gim yang bisa diikuti sesuai minat, seperti PUBG Mobile, Free Fire, Mobile Legends, Dota 2, Valorant, Point Blank hingga eFootball. Khusus untuk Free Fire berlaku aturan permainan dilaksanakan selama 15 menit, pemain yang bisa bertahan hingga batas waktu yang ditentukan itulah yang menang,” tutur Aditya Novalli, rekan Rully.
Dari beberapa kejuaraan E-Sport yang mereka ikuti, meraih juara di ajang Liga Mahasiswa Free Fire Nasional 2021 adalah yang paling berkesan. Pasalnya mereka sempat dipandang sebelah mata oleh peserta dari perguruan tinggi lainnya mengingat UKM E-Sport Universitas Jember belum pernah meraih juara.
“Alhamdulillah, berkat kerja keras dan latihan rutin akhirnya kami bisa membawa podium juara walaupun baru di juara ketiga,” kata Rully sang kapten tim. Juara pertama diraih tim Universitas Hasyim Asyari Jombang dan posisi kedua dibawa pulang ke Palembang oleh tim Universitas Sriwijaya.
Apa cerita menarik mengikuti Mahasiswa Free Fire Nasional 2021? “Pada saat berlaga di babak penyisihan yang dilaksanakan secara online, awalnya kami menggunakan paket data. Ternyata sinyal sangat berperan dalam kesuksesan mengalahkan lawan, sayangnya sinyal internet dari paket data yang kami pakai pakai naik turun membuat performa tim gak bagus. Akhirnya kami kalah dari tim Universitas Hasyim Asyari yang memang jadi juara pertama. Semenjak itu kami ubah strategi, pakai wifi saja,” ungkapnya.
Prestasi terbaru UKM E-Sport Unej yaitu membawa pulang juara III di ajang Liga Mahasiswa (LIMA) Free Fire Nasional 2021 yang digelar Agustus lalu.
Baca juga: AHY Resmi Jadi Mahasiswa Unair Program Doktor, Ini Targetnya
Rekam jejak positif ini menjadikan atlet E-Sport Universitas Jember makin percaya diri, bahkan sempat mengirimkan tim untuk ikut seleksi cabang E-Sport untuk PON XX Papua 2021.
Rully Eza Ramadhani, salah satu atlet sekaligus pegiat UKM E-Sport Unej menjelaskan, keberhasilan di beberapa kejuaraan E-Sport akhir-akhir ini menjadi dukungan moral bagi mereka untuk mengikuti seleksi E-Sport PON XX Papua 2021 mewakili Provinsi Jawa Timur pada Jumat lalu (3/9/2021).
“Sayangnya belum jadi rejeki kami mewakili Jawa Timur di ajang PON XX Papua, semua lawan-lawan yang kami hadapi amat tangguh. Apalagi seleksi kali ini memakai sistem gugur bukan sistem akumulasi poin, jadi sekali kalah maka tersisih,” jelas Rully yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini.
Baca juga: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair Beri Edukasi Kesehatan Reproduksi pada Santri
Namun Rully dan kawan-kawan tak patah semangat. Mereka tetap rutin berlatih untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai kejuaraan yang ada. Caranya dengan lebih memperhatikan strategi untuk bermain bertahan agar bisa survive sampai akhir permainan.
Kegiatan rutin pun dilakukan, antara lain fun match sekali seminggu dan Weekly Match, dua bulan sekali. Pelatihan berupa workshop juga digelar selain sosialisasi bagi mahasiswa Universitas Jember akan keberadaan UKM E-Sport.
“Ada beberapa divisi gim yang bisa diikuti sesuai minat, seperti PUBG Mobile, Free Fire, Mobile Legends, Dota 2, Valorant, Point Blank hingga eFootball. Khusus untuk Free Fire berlaku aturan permainan dilaksanakan selama 15 menit, pemain yang bisa bertahan hingga batas waktu yang ditentukan itulah yang menang,” tutur Aditya Novalli, rekan Rully.
Dari beberapa kejuaraan E-Sport yang mereka ikuti, meraih juara di ajang Liga Mahasiswa Free Fire Nasional 2021 adalah yang paling berkesan. Pasalnya mereka sempat dipandang sebelah mata oleh peserta dari perguruan tinggi lainnya mengingat UKM E-Sport Universitas Jember belum pernah meraih juara.
“Alhamdulillah, berkat kerja keras dan latihan rutin akhirnya kami bisa membawa podium juara walaupun baru di juara ketiga,” kata Rully sang kapten tim. Juara pertama diraih tim Universitas Hasyim Asyari Jombang dan posisi kedua dibawa pulang ke Palembang oleh tim Universitas Sriwijaya.
Apa cerita menarik mengikuti Mahasiswa Free Fire Nasional 2021? “Pada saat berlaga di babak penyisihan yang dilaksanakan secara online, awalnya kami menggunakan paket data. Ternyata sinyal sangat berperan dalam kesuksesan mengalahkan lawan, sayangnya sinyal internet dari paket data yang kami pakai pakai naik turun membuat performa tim gak bagus. Akhirnya kami kalah dari tim Universitas Hasyim Asyari yang memang jadi juara pertama. Semenjak itu kami ubah strategi, pakai wifi saja,” ungkapnya.
(msd)