Surabaya Sudah Mantap Pembelajaran Tatap Muka, Ini Persiapan Sekolah di Fase Terakhir
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan dilakukan beberapa SD dan SMP di Kota Pahlawan pada Senin (6/9/2021) besok. Mereka menyiapkan kebutuhan utama untuk bisa menjaga protokol kesehatan selama pandemi COVID-19.
Kepala SMPN 3 Surabaya, Sukarjo menuturkan, beberapa persiapan yang telah dilakukannya jelang dimulainya PTM memang sangat detail. Salah satunya membuat surat edaran kepada wali murid terkait surat pernyataan bahwa mereka mengizinkan putra-putrinya mengikuti PTM di sekolah.
“Alhamdulillah, kita sudah melakukan beberapa persiapan. Untuk mengikuti PTM, wali murid harus menyetujui terlebih dahulu dengan membuat surat pernyataan yang kemudian kita kumpulkan,” kata Sukarjo, Minggu (5/9/2021).
Baca juga: Gubernur Khofifah Minta Vaksinasi Gotong Royong Dimaksimalkan
Ia melanjutkan, pelaksanaan PTM di SMPN 3 Surabaya itu menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Baik murid maupun pengantar akan dicek suhu tubuhnya terlebih dahulu di depan gerbang sekolah menggunakan thermogun. Jika suhu murid normal, mereka dipersilakan untuk masuk ke sekolah. Di sisi lain, mereka tetap diwajibkan untuk selalu menggunakan masker saat berada di sekolah.
“Jika suhu mereka di atas normal, kita akan istirahatkan mereka terlebih dahulu di UKS. Setelah lima menit kita ukur lagi suhu mereka. Kalau hasilnya normal mereka kita persilahkan masuk ke ruang kelas. Kalau ternyata suhunya tetap di atas normal, maka kita akan hubungi puskesmas untuk segera mendapatkan penanganan lebih lanjut,” jelasnya.
Sukarjo mengatakan, SMPN 3 Surabaya telah menyiapkan enam ruang kelas yang akan digunakan selama PTM berlangsung. Masing-masing ruang kelas dapat menampung 15 murid atau hanya 25 persen dari kapasitas sesungguhnya. Sehingga, ada 90 murid yang akan mengikuti PTM dalam sehari dari total 1.007 peserta didik di SMPN 3 Surabaya.
Baca juga: Vaksinasi untuk Disabilitas di Jatim Sudah Tembus 80 Persen
“Untuk tahap pertama ini akan diikuti oleh murid kelas sembilan terlebih dahulu. Kita ingin melihat apakah pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan harapan. Kalau berjalan dengan lancar, maka murid kelas tujuh dan delapan akan menyusul untuk mengikuti PTM,” jelasnya.
Di samping itu, Sukarjo menyatakan, bahwa petugas juga akan mensterilkan ruangan kelas dengan cairan disinfektan sebelum dan sesudah digunakan. Bahkan, tempat cuci tangan juga telah tersedia di masing-masing luar ruangan kelas. Sehingga, setiap peserta didik dapat membersihkan tangan mereka terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang kelas.
“Di dalam kelas kami juga sediakan hand sanitizer dan tisu. Kemudian kami tata kursi dan mejanya agar mereka menjaga jarak satu sama lain. Jalur masuk dan keluar dari ruang kelas pun kami bedakan,” katanya.
Tak hanya menyiapkan sarpras pendukung PTM, sebab pihaknya juga menyediakan pembelajaran melalui daring. Artinya, proses pembelajaran ini dilaksanakan secara hybrid. Sehingga, murid yang tidak mengikuti PTM, dapat mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung melalui daring. Sedangkan untuk waktu pembelajaran sendiri, akan berlangsung selama enam jam dalam sehari.
“Nanti tidak ada waktu istirahat, jadi anak-anak akan tetap di kelas. Untuk pelajaran olahraga kita hanya mengajarkan teori-teorinya saja. Karena saat ini masih tidak memungkinkan untuk praktiknya,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, murid yang ingin ke toilet akan didampingi oleh guru yang saat itu sedang tidak piket mengajar. Mereka juga tidak perlu untuk membuka pintu toilet. Sebab, sudah ada petugas yang akan membukakan dan menutup pintu toilet untuk mereka. “Jadi, anak-anak tidak akan menyentuh perlengkapan yang ada di sana. Karena, sudah ada petugas yang siap membantu mereka,” imbuhnya.
Untuk menghindari terjadinya kerumunan saat jam pulang sekolah, pihaknya juga mengimbau kepada para murid agar tetap berada di dalam kelas hingga orang tuanya datang menjemput.
"Petugas keamanan sekolah yang berjaga di depan gerbang sekolah akan menginformasikan kepada guru yang bertugas jika wali murid sudah tiba untuk menjemput putra-putrinya,” katanya.
Kepala SMPN 3 Surabaya, Sukarjo menuturkan, beberapa persiapan yang telah dilakukannya jelang dimulainya PTM memang sangat detail. Salah satunya membuat surat edaran kepada wali murid terkait surat pernyataan bahwa mereka mengizinkan putra-putrinya mengikuti PTM di sekolah.
“Alhamdulillah, kita sudah melakukan beberapa persiapan. Untuk mengikuti PTM, wali murid harus menyetujui terlebih dahulu dengan membuat surat pernyataan yang kemudian kita kumpulkan,” kata Sukarjo, Minggu (5/9/2021).
Baca juga: Gubernur Khofifah Minta Vaksinasi Gotong Royong Dimaksimalkan
Ia melanjutkan, pelaksanaan PTM di SMPN 3 Surabaya itu menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Baik murid maupun pengantar akan dicek suhu tubuhnya terlebih dahulu di depan gerbang sekolah menggunakan thermogun. Jika suhu murid normal, mereka dipersilakan untuk masuk ke sekolah. Di sisi lain, mereka tetap diwajibkan untuk selalu menggunakan masker saat berada di sekolah.
“Jika suhu mereka di atas normal, kita akan istirahatkan mereka terlebih dahulu di UKS. Setelah lima menit kita ukur lagi suhu mereka. Kalau hasilnya normal mereka kita persilahkan masuk ke ruang kelas. Kalau ternyata suhunya tetap di atas normal, maka kita akan hubungi puskesmas untuk segera mendapatkan penanganan lebih lanjut,” jelasnya.
Sukarjo mengatakan, SMPN 3 Surabaya telah menyiapkan enam ruang kelas yang akan digunakan selama PTM berlangsung. Masing-masing ruang kelas dapat menampung 15 murid atau hanya 25 persen dari kapasitas sesungguhnya. Sehingga, ada 90 murid yang akan mengikuti PTM dalam sehari dari total 1.007 peserta didik di SMPN 3 Surabaya.
Baca juga: Vaksinasi untuk Disabilitas di Jatim Sudah Tembus 80 Persen
“Untuk tahap pertama ini akan diikuti oleh murid kelas sembilan terlebih dahulu. Kita ingin melihat apakah pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan harapan. Kalau berjalan dengan lancar, maka murid kelas tujuh dan delapan akan menyusul untuk mengikuti PTM,” jelasnya.
Di samping itu, Sukarjo menyatakan, bahwa petugas juga akan mensterilkan ruangan kelas dengan cairan disinfektan sebelum dan sesudah digunakan. Bahkan, tempat cuci tangan juga telah tersedia di masing-masing luar ruangan kelas. Sehingga, setiap peserta didik dapat membersihkan tangan mereka terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang kelas.
“Di dalam kelas kami juga sediakan hand sanitizer dan tisu. Kemudian kami tata kursi dan mejanya agar mereka menjaga jarak satu sama lain. Jalur masuk dan keluar dari ruang kelas pun kami bedakan,” katanya.
Tak hanya menyiapkan sarpras pendukung PTM, sebab pihaknya juga menyediakan pembelajaran melalui daring. Artinya, proses pembelajaran ini dilaksanakan secara hybrid. Sehingga, murid yang tidak mengikuti PTM, dapat mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung melalui daring. Sedangkan untuk waktu pembelajaran sendiri, akan berlangsung selama enam jam dalam sehari.
“Nanti tidak ada waktu istirahat, jadi anak-anak akan tetap di kelas. Untuk pelajaran olahraga kita hanya mengajarkan teori-teorinya saja. Karena saat ini masih tidak memungkinkan untuk praktiknya,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, murid yang ingin ke toilet akan didampingi oleh guru yang saat itu sedang tidak piket mengajar. Mereka juga tidak perlu untuk membuka pintu toilet. Sebab, sudah ada petugas yang akan membukakan dan menutup pintu toilet untuk mereka. “Jadi, anak-anak tidak akan menyentuh perlengkapan yang ada di sana. Karena, sudah ada petugas yang siap membantu mereka,” imbuhnya.
Untuk menghindari terjadinya kerumunan saat jam pulang sekolah, pihaknya juga mengimbau kepada para murid agar tetap berada di dalam kelas hingga orang tuanya datang menjemput.
"Petugas keamanan sekolah yang berjaga di depan gerbang sekolah akan menginformasikan kepada guru yang bertugas jika wali murid sudah tiba untuk menjemput putra-putrinya,” katanya.
(msd)