Sabar Ya Bun! Pembelajaran Tatap Muka di Jabar Tunggu PPKM Berakhir
loading...
A
A
A
BANDUNG - Para orang tua khususnya kaum ibu di Jabar yang sangat berharap anak-anaknya kembali bisa belajar tatap muka di sekolah harus lebih bersabar lagi.
Meskipun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa dan Bali, termasuk Provinsi Jabar sudah turun ke Level 3, namun Pemprov Jabar memilih menunda pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi menegaskan, secara umum, PTM di Jabar bakal dibuka seluruhnya saat PPKM berakhir. Selama PPKM diterapkan, kata Dedi, sekolah tetap melaksanakan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Kapan PTM itu dibuka? PTM itu dibuka apabila kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah daerah provinsi, dan pusat masih memberlakukan PPKM, maka kita berhenti sampai dengan tanggal PPKM tersebut. Bisa dimulai kapan? Setelah habis tanggal PPKM, selama PPKM kita masih PJJ," tegas Dedi, Selasa (24/8/2021).
Baca juga: Kemendikbudristek: Asesmen Nasional Digelar di Daerah yang Boleh PTM Terbatas
Meski begitu, Dedi menerangkan bahwa sesuai Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri), ada sejumlah daerah di Jabar yang diizinkan membuka PTM, meskipun dengan kapasitas yang dibatasi.
"Beberapa daerah memang ada yang sudah mengajukan, tentunya dengan kapasitas terbatas sesuai Inmendagri. Tapi secara umum, PTM di Jabar dibuka setelah tanggal PPKM berakhir," katanya seraya mengatakan, sekolah yang membuka PTM tersebut menerapkan blended learning.
Baca juga: Kisah Kesaktian Eyang Bintulu Aji, Sang Pamomong Wahyu Keraton Mataram
Dedi melanjutkan, pihaknya dan sekolah sebagai satuan pendidikan hanya berkewajiban untuk memenuhi sarana dan prasarana PTM, termasuk sarana dan prasarana PJJ.
"Kami Dinas Pendidikan dan sekolah sebagai satuan pendidikan wajib menyiapkan kedua layanan. Jadi, pembelajaran tatap muka sarananya sudah kita siapkan, untuk pembelajaran jarak jauh pun sudah kita siapkan," jelasnya.
Dedi menekankan, pihaknya hanya ingin memastikan agar seluruh peserta didik di Jabar tetap mendapatkan haknya untuk belajar dengan aman dan sehat. "Intinya, mari kita memastikan agar seluruh anak didik mendapatkan hak belajarnya dengan aman dan sehat," tandasnya.
Meskipun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa dan Bali, termasuk Provinsi Jabar sudah turun ke Level 3, namun Pemprov Jabar memilih menunda pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi menegaskan, secara umum, PTM di Jabar bakal dibuka seluruhnya saat PPKM berakhir. Selama PPKM diterapkan, kata Dedi, sekolah tetap melaksanakan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Kapan PTM itu dibuka? PTM itu dibuka apabila kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah daerah provinsi, dan pusat masih memberlakukan PPKM, maka kita berhenti sampai dengan tanggal PPKM tersebut. Bisa dimulai kapan? Setelah habis tanggal PPKM, selama PPKM kita masih PJJ," tegas Dedi, Selasa (24/8/2021).
Baca juga: Kemendikbudristek: Asesmen Nasional Digelar di Daerah yang Boleh PTM Terbatas
Meski begitu, Dedi menerangkan bahwa sesuai Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri), ada sejumlah daerah di Jabar yang diizinkan membuka PTM, meskipun dengan kapasitas yang dibatasi.
"Beberapa daerah memang ada yang sudah mengajukan, tentunya dengan kapasitas terbatas sesuai Inmendagri. Tapi secara umum, PTM di Jabar dibuka setelah tanggal PPKM berakhir," katanya seraya mengatakan, sekolah yang membuka PTM tersebut menerapkan blended learning.
Baca juga: Kisah Kesaktian Eyang Bintulu Aji, Sang Pamomong Wahyu Keraton Mataram
Dedi melanjutkan, pihaknya dan sekolah sebagai satuan pendidikan hanya berkewajiban untuk memenuhi sarana dan prasarana PTM, termasuk sarana dan prasarana PJJ.
"Kami Dinas Pendidikan dan sekolah sebagai satuan pendidikan wajib menyiapkan kedua layanan. Jadi, pembelajaran tatap muka sarananya sudah kita siapkan, untuk pembelajaran jarak jauh pun sudah kita siapkan," jelasnya.
Dedi menekankan, pihaknya hanya ingin memastikan agar seluruh peserta didik di Jabar tetap mendapatkan haknya untuk belajar dengan aman dan sehat. "Intinya, mari kita memastikan agar seluruh anak didik mendapatkan hak belajarnya dengan aman dan sehat," tandasnya.
(shf)