Ridwan Kamil Minta Sandiaga Uno Kawal Jatah Vaksin 15 Juta Dosis per Bulan untuk Jabar
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno membantu mengawal jatah vaksin COVID-19 sebanyak 15 juta dosis per bulan untuk Jabar.
Permintaan tersebut disampaikan langsung Ridwan Kamil kepada Sandiaga Uno saat keduanya meninjau kegiatan vaksinasi massal di Pusat Pendidikan Kavaler (Pusdikkav), Jalan Purabaya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (22/8/2021).
Dalam kesempatan itu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menuturkan bahwa kedaruratan kasus COVID-19 di Jabar kini sudah menurun dengan indikator tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (RS) rujukan COVID-19 yang sudah menurun dan tak ada lagi zona merah COVID-19 di Jabar.
"Fokus saat ini adalah percepatan vaksinasi, termasuk bagi para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif," ungkap Kang Emil.
Baca juga: Gokil, Ridwan Kamil Menang Tanding, Denny Sumargo Harus Push Up 50 Kali
Menurutnya, dari total 13 juta dosis vaksin yang telah didistribusikan oleh pemerintah pusat, pihaknya terus melakukan percepatan vaksinasi. Bahkan, cakupan vaksinasi yang awalnya hanya 50.000 dosis per hari kini telah menembus 200.000 dosis per hari.
"Jumlah ini diharapkan bisa bertambah hingga 400.000 penyuntikan per hari untuk mencapai herd immunity pada Desember ini," katanya.
Oleh karenanya, agar target tersebut dapat tercapai, Kang Emil meminta Sandiaga Uno membantu mengonsolidasikan pasokan vaksin untuk Jabar hingga 15 juta dosis per bulan kepada pemerintah pusat.
"Saya titip Pak Menteri di level pemerintah pusat, tolong saling ingatkan bahwa penduduk jabar 50 juta jiwa, suplai 15 juta dosis per bulan harus lancar, biarkan teknis penyuntikan dan lain lain urusan di pemerintah daerah," tuturnya.
Baca juga: Jelang Subuh, Garut Diguncang Gempa Tektonik 4.9 SR
Emil menekankan, herd immunity akan mempercepat pemulihan ekonomi, kesehatan, termasuk aktivitas masyarakat kembali berjalan normal meski tetap dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat. Saat ini, kata Kang Emil, seiring turunnya zona risiko COVID-19 di Jabar, destinasi wisata pun akan mulai dibuka secara gradual.
"Batasin dulu (kapasitas) 25 persen, cek dulu pengunjungnya. Kalau evaluasinya bagus, nanti dinaikan (kapasitas). Tapi tetap, sukseskan dulu PPKM ini, sebuah pengorbanan dari warga. Sambil dibuka pelan-pelan, kami salurkan juga bansos tunai kepada puluhan ribu pelaku ekonomi kreatif di Jabar," katanya.
Di tempat yang sama, Sandiaga Uno mengamini pentingnya vaksinasi dalam penanganan pandemi COVID-19. Menurutnya, berdasarkan pemodelan yang disusun ahli matematika dan epidemiolog, jika upaya pengendalian berjalan konstan, maka kasus COVID-19 akan terus melandai hingga September 2021 dan Indonesia diprediksi akan pulih dari pandemi pada kuartal IV 2021.
"(Soal 15 juta vaksin untuk Jabar per bulan) akan kami konsolidasikan dengan Kemenkes (Kementerian Kesehatan). Tadi targetnya 15 juta (dosis) per bulan akan kita amankan untuk Jabar," tegasnya.
Sandiaga pun mengakui, pihaknya masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam program vaksinasi. Dia menyebutkan, ada 34 juta pelaku industri pariwisata dan ekraf yang menjadi sasaran, termasuk mempercepat realisasi bantuan dengan anggaran sebesar Rp300 miliar.
"Masih panjang perjalanan seiring dengan serbuan vaksin di destinasi wisata dan sentra ekraf. Beberapa program sudah diluncurkan, seperti bantuan, termasuk sosialisasi paket membantu hotel menyediakan tempat istirahat para nakes yang di sekitar RS, jumlah (anggarannya) Rp300 miliar. Kita pastikan tersedia untuk bulan bulan ke depan," kata Sandiaga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik menambahkan, izin pembukaan destinasi wisata yang dimaksud oleh Ridwan Kamil tak lepas dari penurunan zona kedaruratan COVID-19 di Jabar. Saat ini, kata Dedi, tidak ada lagi zona merah di Jabar.
Secara teknis, jelas Dedi, keputusan pembukaan destinasi wisata tetap berada di tangan pemerintah kabupaten dan kota. Namun, hingga saat ini, pemerintah daerah umumnya masih fokus dengan perluasan jangkauan dan percepatan realisasi vaksinasi COVID-19.
"Yang memberikan izin itu pemerintah kabupaten dan kota, tapi sekarang fokusnya adalah vaksinasi. Pak Menteri juga tadi bilang ada target 34 juta vaksinasi untuk pelaku industri parekraf, kami di daerah akan terus berkoordinasi dan menyelenggarakan sentra vaksinasi di berbagai wilayah, semua masih berproses," kata Dedi.
Kegiatan vaksinasi massal di Pusdikkav Padalarang ini, kata Dedi, sudah berjalan sejak tanggal 20 hingga 24 Agustus 2021 mendatang. Acara ini merupakan hasil kerjasama dari Kemenparekraf, TNI, Disparbud Jabar, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat hingga Doktora Clinic sebagai vaksinator petugas screening dan observasi.
"Sasaran dalam vaksinasi adalah pelaku industri pariwisata, ekonomi kreatif dan masyarakat umum yang tinggal di sekitar Pusdikkav. Sekitar 7.000 dosis vaksin disediakan dalam kegiatan ini. Terdekat, kami juga akan buat acara vaksinasi massal di Garut," tandas Dedi.
Permintaan tersebut disampaikan langsung Ridwan Kamil kepada Sandiaga Uno saat keduanya meninjau kegiatan vaksinasi massal di Pusat Pendidikan Kavaler (Pusdikkav), Jalan Purabaya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (22/8/2021).
Dalam kesempatan itu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menuturkan bahwa kedaruratan kasus COVID-19 di Jabar kini sudah menurun dengan indikator tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (RS) rujukan COVID-19 yang sudah menurun dan tak ada lagi zona merah COVID-19 di Jabar.
"Fokus saat ini adalah percepatan vaksinasi, termasuk bagi para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif," ungkap Kang Emil.
Baca juga: Gokil, Ridwan Kamil Menang Tanding, Denny Sumargo Harus Push Up 50 Kali
Menurutnya, dari total 13 juta dosis vaksin yang telah didistribusikan oleh pemerintah pusat, pihaknya terus melakukan percepatan vaksinasi. Bahkan, cakupan vaksinasi yang awalnya hanya 50.000 dosis per hari kini telah menembus 200.000 dosis per hari.
"Jumlah ini diharapkan bisa bertambah hingga 400.000 penyuntikan per hari untuk mencapai herd immunity pada Desember ini," katanya.
Oleh karenanya, agar target tersebut dapat tercapai, Kang Emil meminta Sandiaga Uno membantu mengonsolidasikan pasokan vaksin untuk Jabar hingga 15 juta dosis per bulan kepada pemerintah pusat.
"Saya titip Pak Menteri di level pemerintah pusat, tolong saling ingatkan bahwa penduduk jabar 50 juta jiwa, suplai 15 juta dosis per bulan harus lancar, biarkan teknis penyuntikan dan lain lain urusan di pemerintah daerah," tuturnya.
Baca juga: Jelang Subuh, Garut Diguncang Gempa Tektonik 4.9 SR
Emil menekankan, herd immunity akan mempercepat pemulihan ekonomi, kesehatan, termasuk aktivitas masyarakat kembali berjalan normal meski tetap dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat. Saat ini, kata Kang Emil, seiring turunnya zona risiko COVID-19 di Jabar, destinasi wisata pun akan mulai dibuka secara gradual.
"Batasin dulu (kapasitas) 25 persen, cek dulu pengunjungnya. Kalau evaluasinya bagus, nanti dinaikan (kapasitas). Tapi tetap, sukseskan dulu PPKM ini, sebuah pengorbanan dari warga. Sambil dibuka pelan-pelan, kami salurkan juga bansos tunai kepada puluhan ribu pelaku ekonomi kreatif di Jabar," katanya.
Di tempat yang sama, Sandiaga Uno mengamini pentingnya vaksinasi dalam penanganan pandemi COVID-19. Menurutnya, berdasarkan pemodelan yang disusun ahli matematika dan epidemiolog, jika upaya pengendalian berjalan konstan, maka kasus COVID-19 akan terus melandai hingga September 2021 dan Indonesia diprediksi akan pulih dari pandemi pada kuartal IV 2021.
"(Soal 15 juta vaksin untuk Jabar per bulan) akan kami konsolidasikan dengan Kemenkes (Kementerian Kesehatan). Tadi targetnya 15 juta (dosis) per bulan akan kita amankan untuk Jabar," tegasnya.
Sandiaga pun mengakui, pihaknya masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam program vaksinasi. Dia menyebutkan, ada 34 juta pelaku industri pariwisata dan ekraf yang menjadi sasaran, termasuk mempercepat realisasi bantuan dengan anggaran sebesar Rp300 miliar.
"Masih panjang perjalanan seiring dengan serbuan vaksin di destinasi wisata dan sentra ekraf. Beberapa program sudah diluncurkan, seperti bantuan, termasuk sosialisasi paket membantu hotel menyediakan tempat istirahat para nakes yang di sekitar RS, jumlah (anggarannya) Rp300 miliar. Kita pastikan tersedia untuk bulan bulan ke depan," kata Sandiaga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik menambahkan, izin pembukaan destinasi wisata yang dimaksud oleh Ridwan Kamil tak lepas dari penurunan zona kedaruratan COVID-19 di Jabar. Saat ini, kata Dedi, tidak ada lagi zona merah di Jabar.
Secara teknis, jelas Dedi, keputusan pembukaan destinasi wisata tetap berada di tangan pemerintah kabupaten dan kota. Namun, hingga saat ini, pemerintah daerah umumnya masih fokus dengan perluasan jangkauan dan percepatan realisasi vaksinasi COVID-19.
"Yang memberikan izin itu pemerintah kabupaten dan kota, tapi sekarang fokusnya adalah vaksinasi. Pak Menteri juga tadi bilang ada target 34 juta vaksinasi untuk pelaku industri parekraf, kami di daerah akan terus berkoordinasi dan menyelenggarakan sentra vaksinasi di berbagai wilayah, semua masih berproses," kata Dedi.
Kegiatan vaksinasi massal di Pusdikkav Padalarang ini, kata Dedi, sudah berjalan sejak tanggal 20 hingga 24 Agustus 2021 mendatang. Acara ini merupakan hasil kerjasama dari Kemenparekraf, TNI, Disparbud Jabar, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat hingga Doktora Clinic sebagai vaksinator petugas screening dan observasi.
"Sasaran dalam vaksinasi adalah pelaku industri pariwisata, ekonomi kreatif dan masyarakat umum yang tinggal di sekitar Pusdikkav. Sekitar 7.000 dosis vaksin disediakan dalam kegiatan ini. Terdekat, kami juga akan buat acara vaksinasi massal di Garut," tandas Dedi.
(msd)