Selama Pandemi, Transaksi E-Commerce di Jawa Timur Alami Peningkatan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jawa Timur (Jatim) terus mendorong pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk mengoptimalkan peran digitalisasi dalam bertransaksi. Terutama disaat pandemi COVID-19.
Berdasarkan data Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jatim, pada kuartal I 2021, nominal transaksi e-commerce mencapai Rp10,49 triliun, meningkat dibandingkan kuartal I 2020 yakni Rp10,14 triliun. Berdasarkan metode pembayaran, sebanyak 37,38 persen menggunakan transfer bank, 10,80 persen menggunakan kredit tanpa kartu.
Sedangkan produk yang diminati masyarakat Jatim didominasi oleh produk handphone dan aksesoris sebesar 23,10 persen, disusul produk fesyen 17,77 persen, dan personal care dan kosmetik 14,30 persen.
baca juga: Tabung Oksigen Palsu dari Modifikasi Alat Pemadam Kebakaran Dijual Rp4 Juta
Deputi Kepala Bank Indonesia Jatim Imam Subarkah mengatakan, pihaknya telah menggelar berbagai program untuk mendorong tercapainya target pemerintah, yakni 30 juta UMKM go digital pada 2023. “Kita harus melangkah untuk meningkatkan promosi produk. Tentunya dalam memperlancar transaksi melalui penggunaan uang non tunai," katanya, Rabu (18/8/2021).
BI Jatim, kata dia, juga memiliki program Rumah Kurasi. Salah satunya di Kediri yang bekerja sama dengan pemerintah. Rumah Kurasi merupakan tempat UMKM yang ingin meningkatkan standar dan kualitas produknya serta meningkatkan pemasaran. “BI dan pemerintah akan bekerja sama untuk mendukung agar kegiatan ekonomi bergerak,” ujarnya.
Iman mengatakan, peningkatan preferensi masyarakat dalam melakukan pembayaran secara non-tunai akan terus ditingkatkan. Ini sejalan dengan keunggulan yang ditawarkan. “Yaitu kemudahan dan keamanan, serta pemberian diskon untuk pembayaran non-tunai,” pungkasnya.
Baca juga: Selama Januari – Juli 2021, Impor Jawa Timur Naik 30,27 Persen
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga mendorong pelaku UMKM untuk masuk ekosistem digital.
“Salah satu cara agar bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19 ini adalah go digital. Dengan transformasi ke digital ini maka pelaku usaha dan pembeli bisa lebih mudah dalam bertransaksi barang atau jasa,” katanya.
Berdasarkan data Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jatim, pada kuartal I 2021, nominal transaksi e-commerce mencapai Rp10,49 triliun, meningkat dibandingkan kuartal I 2020 yakni Rp10,14 triliun. Berdasarkan metode pembayaran, sebanyak 37,38 persen menggunakan transfer bank, 10,80 persen menggunakan kredit tanpa kartu.
Sedangkan produk yang diminati masyarakat Jatim didominasi oleh produk handphone dan aksesoris sebesar 23,10 persen, disusul produk fesyen 17,77 persen, dan personal care dan kosmetik 14,30 persen.
baca juga: Tabung Oksigen Palsu dari Modifikasi Alat Pemadam Kebakaran Dijual Rp4 Juta
Deputi Kepala Bank Indonesia Jatim Imam Subarkah mengatakan, pihaknya telah menggelar berbagai program untuk mendorong tercapainya target pemerintah, yakni 30 juta UMKM go digital pada 2023. “Kita harus melangkah untuk meningkatkan promosi produk. Tentunya dalam memperlancar transaksi melalui penggunaan uang non tunai," katanya, Rabu (18/8/2021).
BI Jatim, kata dia, juga memiliki program Rumah Kurasi. Salah satunya di Kediri yang bekerja sama dengan pemerintah. Rumah Kurasi merupakan tempat UMKM yang ingin meningkatkan standar dan kualitas produknya serta meningkatkan pemasaran. “BI dan pemerintah akan bekerja sama untuk mendukung agar kegiatan ekonomi bergerak,” ujarnya.
Iman mengatakan, peningkatan preferensi masyarakat dalam melakukan pembayaran secara non-tunai akan terus ditingkatkan. Ini sejalan dengan keunggulan yang ditawarkan. “Yaitu kemudahan dan keamanan, serta pemberian diskon untuk pembayaran non-tunai,” pungkasnya.
Baca juga: Selama Januari – Juli 2021, Impor Jawa Timur Naik 30,27 Persen
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga mendorong pelaku UMKM untuk masuk ekosistem digital.
“Salah satu cara agar bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19 ini adalah go digital. Dengan transformasi ke digital ini maka pelaku usaha dan pembeli bisa lebih mudah dalam bertransaksi barang atau jasa,” katanya.
(msd)