1.087 Warga Terpapar COVID-19 Telah Pindah ke Lokasi Isoter

Rabu, 18 Agustus 2021 - 12:40 WIB
loading...
1.087 Warga Terpapar COVID-19 Telah Pindah ke Lokasi Isoter
Kodam V Brawijaya memastikan sebanyak 1.087 warga yang positif terpapar COVID-19 telah dipindahkan ke lokasi isolasi terpusat (isoter). Ilustrasi/SINDOnews
A A A
SURABAYA - Kodam V Brawijaya memastikan sebanyak 1.087 warga yang positif terpapar COVID-19 telah dipindahkan ke lokasi isolasi terpusat (isoter). Sebelumnya, ribuan warga di wilayah Jatim itu masih melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto mengatakan, upaya itu dilakukan guna mencegah adanya penyebaran pandemi yang ditimbulkan oleh warga yang saat ini telah menjalani isolasi mandiri.

"Maka dari itu, kita alihkan dari isolasi mandiri ke tempat isoter dan kami pastikan dalam jangka kurun waktu satu minggu," kata Suharyanto, Rabu (18/8/2021).

Sebelumnya, informasi pemindahan warga isoman ke lokasi isoter sudah dipaparkannya pada Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan. Bahkan, ia sudah menegaskan pada seluruh jajarannya di Korem dan Kodim se-Jatim untuk menyegerakan pemindahan pasien isoman ke isoter.

Upaya itu, kata Suharyanto, dilakukan guna mencegah adanya penyebaran pandemi yang ditimbulkan oleh warga yang saat ini telah menjalani isolasi mandiri.

"Maka dari itu, kita alihkan dari isolasi mandiri ke tempat isoter dan kami pastikan dalam jangka kurun waktu satu minggu," tegas Suharyanto.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau safe house yang menjadi tempat isoter di Kota Malang, Jumat (13/8/2021) mengatakan, kehadiran isoter bisa menjadi penyelamat mereka yang melakukan isolasi mandiri dengan gejala ringan hingga sedang, untuk meminimalisir kematian akibat COVID-19. Baca: Korupsi! Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta 2 Komisioner Bawaslu Fakfak Ditahan Kejaksaan.

Keberadaan fasilitas di isoter yang lengkap membuat para pasien COVID-19 ini bisa ditangani secara cepat, bila memang terdapat gejala sedang hingga berat. Hal ini berbeda dengan saat menjalani isolasi mandiri di rumah masing - masing dimana pasien COVID-19 biasanya rentan meninggal dunia, karena kurangnya pemantauan secara medis.

"Kalau di rumah, dokter tidak ada, nakes tidak ada, alat saturasi oksigen tidak ada. Oksigen sendiri kalau diperlukan tidak ada. Di sini semua ada. Jadi mohon Bapak Ibu sekalian, sampaikan ke keluarga," pungkasnya. Baca Juga: Miris! Kakek Bejat di Makassar Cabuli Paksa 4 Bocah SD di Masjid.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1876 seconds (0.1#10.140)