Harga Gabah Kering di Majalengka Rp450 Ribu Per Kwintal, Lebih Tinggi dari Sebelumnya

Senin, 09 Agustus 2021 - 13:18 WIB
loading...
Harga Gabah Kering di Majalengka Rp450 Ribu Per Kwintal, Lebih Tinggi dari Sebelumnya
Dua petani saat melakkan aktivitas Gapret (merontokkan bulir padi secara manual). Foto SINDOnews
A A A
MAJALENGKA - Memasuki masa panen, harga gabah kering di sejumlah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat di kisaran Rp450 ribu per kwintal. Harga sebesar itu lebih tinggi dibanding panen sebelumnya.

Salah satu petani di Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung Iprosin mengatakan, dibanding masa panen musim rendeng (musim hujan) kemarin, harga gabah pada panen musim ketiga (kemarau) saat ini relatif lebih tinggi. Saat panen musim rendeng, jelas dia, harga gabah di angka Rp400 ribu per kwintal.

“Panen sekarang mah rata-rata Rp450 ribu. Lebih tinggi dibanding panen Rendeng kemarin. Malah saya pernah ada yang minta Rp470 ribu per kwintal. Tapi rata-rata mah di angka Rp450 ribu, itu paling kecil,” kata dia kepada MPI.

Dengan harga di kisarn itu, dia mengaku sedikit menguntungkan dirinya selaku petani. Kendati tidak besar, tetapi ada laba yang bisa didapatnya selama mengolah lahan sawah pada musim Ketiga ini. “Ya alhamdulillah, bisa dikatakan ada upahnya lah untuk ngolah lahan sawah musim sekarang ini. Kegantian modal yang dikeluarin kemarin,” jelas dia.

Harga tersebut, jelas dia, masih memungkinkan mengalami kenaikan. Biasanya, jelas dia, harga gabah akan mengalami angka tertinggi pada bulan Oktober sampai November.“Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, harga gabah akan melonjak pada bulan 10 dan 11. Biasanya sampai di atas Rp500 ribu. Karena bulan 10-11 itu kan, kalau kata istilah di sini mah, paceklik,” ungkap dia.

“Makanya kalau yang nggak ada kebutuhan mah, banyak yang nyimpen buat dilepas bulan Oktober November itu. Kalau saya mah, karena memang butuh, ya udah, dilepas sekarang aja,” lanjut Iprosin.

Hal senada diungkapkan Saripudin. Petani asal Desa/Kecamatan Jatitujuh itu menjelaskan, rata-rata harga gabah kering di daerahnya di angka Rp450 kwintal. Namun, harga di kisaran itu, mengalami penurunan dibanding harga gabah pada musim panen tahun lalu, di periode yang sama.

“Harga gabah kering untuk saat ini Rp450 ribu per kwintal. Anjlok, karena taun kemaren mencapai Rp600 ribu per kwintal. Tapi biasanya di bulan Oktober sampai Desembar akan naik. Mudah-mudahan ada di angka Rp700 per kwintal. Tahun kemarin mah, puncaknya tetap di angka Rp600 per kwintal,” jelas dia.

Saripudin menjelaskan, harga gabah hasil panen musim ketiga itu cukup menggembirakan bagi kalangan petani. Namun, jika melihat modal untuk menggarap lahan, jelas dia, masih belum tertutup.“Permasalahan petani adalah masih didominasi soal pupuk yang mahal. Karena kalaupun pupuk subsidi ada, terbatas atau susah didapat. Terus, di kami ini masih kurang baiknya sistem irigasi,” jelas dia.

“Jadi, dengan harga segitu, kami mah alhamdulillah. Tapi kalau lihat perjuangan sejak tanam sampai panen, ya nanti alhamdulillahnya bisa berkuran. Jadi, disyukuri aja, alhamdulillah harganya lagi segitu,” lanjut dia.

(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1666 seconds (0.1#10.140)