Tim Saber Pungli Jabar Temukan Indikasi Pemalsuan Kualitas Beras BPNT

Sabtu, 07 Agustus 2021 - 13:10 WIB
loading...
Tim Saber Pungli Jabar Temukan Indikasi Pemalsuan Kualitas Beras BPNT
Tim Saber Pungli Jabar menemukan pemalsuan kualitas beras BNPT. Foto/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Jawa Barat menemukan indikasi pemalsuan kualitas beras program Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT ) untuk Kelompok Penerima Manfaat (KPM).

Berdasarkan hasil investigasi Tim Saber Pungli Jabar, program BPNT yang bertujuan membantu perekonomian keluarga prasejahtera itu tampaknya hanya menjadi lahan basah untuk memperkaya segelintir suplier nakal, oknum TKSK, oknum koordinator bansos, oknum petugas PKH, dan oknum lainnya.

Tim Saber Pungli Jabar yang melakukan investigasi ke lapangan menemukan adanya indikasi pemalsuan kualitas beras. Temuan ini diperoleh di sejumlah keagenan di wilayah Kecamatan Cipongkor. Diduga, CV TKJ sebagai suplier BPNT hanya menjual karungnya saja yang sudah memiliki izin kemas dan izin edar dari Kementerian Pertanian (Kementan).

Namun, beras yang diisikan ke dalam karung tersebut bukan beras premium sebagaimana tercantum dalam keterangan di karung, melainkan beras non-premium. Tim Saber Pungli Jabar juga menemukan fakta lain dimana suplier mengirim komoditi yang buruk ke KPM di wilayah tersebut.

Katim Tindak Saber Pungli Polda Jabar, AKBP Zul Azmi membenarkan adanya temuan tersebut. Pihaknya akan terus melakukan pendalaman mengenai dugaan penyimpangan program BPNT di Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu.
"(Investigasi) Untuk memastikan supaya program BPNT lebih tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, tepat harga, tepat kualitas, dan tepat administrasi. Jangan sampai ditemukan (korupsi) akibat banyaknya oknum yang bermain," tegas Zul dalam keterangannya, Sabtu (7/8/2021).

Sejumlah agen di Kecamatan Ciburuy, KBB juga menerima kualitas komoditi yang buruk dari suplier nakal CV TKJ. Komoditi beras dan telur yang diterima sangat jauh dari ketentuan Pedoman Umum (Pedum) BPNT.

Salah satu agen BPNT yang letaknya di pinggir situ Ciburuy menerima beras dari CV TKJ dengan kualitas non-premium, namun dihargakan beras premium.

Begitupun komoditi telur yang harganya membumbung tinggi. Harga eceran telur di pasar umum Rp22.500 per kilogram. Namun, supplier menghargakan ke agen dan KPM Rp28.000 sampai dengan Rp29.000 per kilogram.

Buruknya komoditi yang diterima KPM diakui ketua RW setempat, Titin. Menurutnya, warga di wilayah keagenan Ciburuy terpaksa menerima komoditi yang tak sesuai dengan program BPNT tersebut. Pasalnya, suplier CV TKJ diduga bekerja sama dengan oknum tertentu dengan cara menekan atau memaksa KPM untuk menerima komoditi dari CV TKJ.

Kondisi serupa juga terjadi di wilayah keagenan Kecamatan Batujajar. Sejumlah agen BPNT di wilayah tersebut mengeluhkan hal yang sama.

(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1917 seconds (0.1#10.140)