Pertumbuhan Ekonomi Sudah Diprediksi Airlangga Hartanto
loading...
A
A
A
BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 ini tembus 7,07 persen secara year on year (yoy). Pertumbuhan ekonomi Indonesia meroket setelah pada periode sama tahun lalu mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) pada kuartal II-2021 mencapai Rp4.175,8 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp2.772,9 triliun.
"Kalau kita bandingkan pada kuartal II-2020 atau secara year on year (yoy) perekonomian Indonesia tumbuh 7,07 persen," kata dia dalam video conference, Kamis, 5 Agustus 2021.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini berhasil melesat setelah pada kuartal II-2020 mengalami penurunan. Pada saat itu, pemerintah melakukan pembatasan aktivitas secara ketat menyusul penyebaran virus covid-19.
"Tadi sama dengan Singapura, dengan beberapa negara Uni Eropa, dia dalam (kontraksi ekonomi) di kuartal II, maka pada kuartal II-2021 ini tumbuhnya cukup tinggi," jelas dia.
Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan kuartal I-2021 ini tumbuh 3,31 persen. Sedangkan secara kumulatif dari Januari sampai Juni 2021 terhadap Januari-Juni 2020 perekonomian Indonesia tumbuh 3,10 persen.
Tumbuhnya perekonomian nasional sudah diprediksi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sejak Mei lalu. Saat itu, Airlangga optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2021 mencapai tujuh persen.
"Kita lihat di kuartal I 2021, perekonomian minus 0,74%. Namun, trennya ke arah positif dan di-confirm perekonomian kita ini v curve. Kita harap pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 akan masuk jalur positif," ungkap Airlangga Sabtu, 15 Mei 2021 lalu.
Menurutnya, pemulihan ekonomi sudah terlihat dari PMI (Purchasing Manager's Index) yang mencapai angka 54,6. Dari segi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), juga mendekati angka normal. Saat ini, sudah mencapai angka sekitar 90 menuju angka 100.
Lebih lanjut, Airlangga menegaskan bahwa pertumbuhan kinerja ekspor dan impor Indonesia sudah kembali ke arah positif. Belanja pemerintah juga mengalami hal serupa. "Beberapa sektor, seperti informasi komunikasi, jasa kesehatan, pertanian, properti dan industri, dengan adanya PPNBM dan kebijakan lain, membuat kenaikan yang cukup tinggi," papar Ailrangga. Baca: Aduh, Banyak Gedung di Surabaya Belum Pasang Bendera Merah Putih.
"Sehingga, PMTB (Pembentuk Modal Tetap Bruto) kita mendekati 0% atau sekarang minus 0,23%, ekspornya mencapai 6,74%. Bahkan, ini lebih tinggi dari sebelum covid-19. Demikian pula impor barang modal dan produksi 5,27%," imbuhnya.
Secara spasial, dia juga menyebut terjadi perbaikan ekonomi di beberapa daerah. "Sumatera sudah mencapai minus 0,86%, Jawa minus 0,83%, Kalimantan minus 2,23%, Sulawesi positif 1,2%. Bahkan, Maluku dan Papua sudah 8,7%. Tentu ini didorong peningkatan harga komoditas, baik sawit, karet, nikel dan batu bara," pungkasnya. Baca Juga: 9 WNA Asal Pakistan Diamankan Satpolairud Polresta Barelang.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) pada kuartal II-2021 mencapai Rp4.175,8 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp2.772,9 triliun.
"Kalau kita bandingkan pada kuartal II-2020 atau secara year on year (yoy) perekonomian Indonesia tumbuh 7,07 persen," kata dia dalam video conference, Kamis, 5 Agustus 2021.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini berhasil melesat setelah pada kuartal II-2020 mengalami penurunan. Pada saat itu, pemerintah melakukan pembatasan aktivitas secara ketat menyusul penyebaran virus covid-19.
"Tadi sama dengan Singapura, dengan beberapa negara Uni Eropa, dia dalam (kontraksi ekonomi) di kuartal II, maka pada kuartal II-2021 ini tumbuhnya cukup tinggi," jelas dia.
Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan kuartal I-2021 ini tumbuh 3,31 persen. Sedangkan secara kumulatif dari Januari sampai Juni 2021 terhadap Januari-Juni 2020 perekonomian Indonesia tumbuh 3,10 persen.
Tumbuhnya perekonomian nasional sudah diprediksi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sejak Mei lalu. Saat itu, Airlangga optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2021 mencapai tujuh persen.
"Kita lihat di kuartal I 2021, perekonomian minus 0,74%. Namun, trennya ke arah positif dan di-confirm perekonomian kita ini v curve. Kita harap pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 akan masuk jalur positif," ungkap Airlangga Sabtu, 15 Mei 2021 lalu.
Menurutnya, pemulihan ekonomi sudah terlihat dari PMI (Purchasing Manager's Index) yang mencapai angka 54,6. Dari segi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), juga mendekati angka normal. Saat ini, sudah mencapai angka sekitar 90 menuju angka 100.
Lebih lanjut, Airlangga menegaskan bahwa pertumbuhan kinerja ekspor dan impor Indonesia sudah kembali ke arah positif. Belanja pemerintah juga mengalami hal serupa. "Beberapa sektor, seperti informasi komunikasi, jasa kesehatan, pertanian, properti dan industri, dengan adanya PPNBM dan kebijakan lain, membuat kenaikan yang cukup tinggi," papar Ailrangga. Baca: Aduh, Banyak Gedung di Surabaya Belum Pasang Bendera Merah Putih.
"Sehingga, PMTB (Pembentuk Modal Tetap Bruto) kita mendekati 0% atau sekarang minus 0,23%, ekspornya mencapai 6,74%. Bahkan, ini lebih tinggi dari sebelum covid-19. Demikian pula impor barang modal dan produksi 5,27%," imbuhnya.
Secara spasial, dia juga menyebut terjadi perbaikan ekonomi di beberapa daerah. "Sumatera sudah mencapai minus 0,86%, Jawa minus 0,83%, Kalimantan minus 2,23%, Sulawesi positif 1,2%. Bahkan, Maluku dan Papua sudah 8,7%. Tentu ini didorong peningkatan harga komoditas, baik sawit, karet, nikel dan batu bara," pungkasnya. Baca Juga: 9 WNA Asal Pakistan Diamankan Satpolairud Polresta Barelang.
(nag)