Sekat Kanal Bantu Pemadaman Kebakaran Lahan Gambut di Rokan Hilir

Selasa, 03 Agustus 2021 - 11:43 WIB
loading...
Sekat Kanal Bantu Pemadaman Kebakaran Lahan Gambut di Rokan Hilir
Sekat kanal membantu proses pemadaman dan mencegah meluasnya musibah kebakaran lahan gambut di Desa Sei Segajah Makmur, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Foto/Ist
A A A
ROKAN HILIR - Sekat kanal membantu proses pemadaman dan mencegah meluasnya musibah kebakaran lahan gambut di Desa Sei Segajah Makmur, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Peristiwa kebakaran itu awalnya terjadi pada Selasa, 20 Juli 2021.

Baca juga: Musim Kemarau Tiba, Kebakaran Lahan Gambut Mulai Terjang Ogan Il

Kepala Desa Sei Segajah Makmur, Dwi Rimawan menuturkan, awal kebakaran berupa sumber api di Desa Sungai Segajah Jaya. Setelah satu hari, api mulai masuk ke wilayahnya. "Habis maghrib baru masuk ke wilayah saya, cukup luas," katanya, Selasa (3/8/2021).

Baca juga: Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Alokasikan Sewa Helikopter Rp600 Juta

Api yang membakar lahan tersebut, lanjut Dwi, berkembang sangat cepat lantaran rata-rata kondisinya berupa ilalang kering. "Jadi dalam hitungan jam luasan (kebakarannya) sudah hektaran," ungkapnya.

Akses jalan menuju desa yang relatif baik kondisinya membuat proses penanganan kebakaran cepat dilakukan. Tapi tantangannya yaitu proses menjangkau air yang bersumber dari sekat kanal yang berjarak 500 meter.

Meski begitu, sekat kanal yang dibangun Badan Restorasi Gambut (BRG) pada 2018-2019 itu mampu menjadi penyokong pemadaman api, terdapat 25 unit sumur bor dan 28 unit sekat kanal. "Pemanfaatannya sangat luar biasa," ucapnya.

Dwi menyontohkan pada saat kebakaran, TNI/Polri mengambil air dari sekat kanal. Begitu pun dengan helikopter. "Semua yang membantu pemadaman mengambil airnya dari sekat kanal," jelasnya.

Dia menceritakan pengalaman mengenai pemanfaatan sekat kanal pada 2015, saat terjadi kebakaran selama 29 hari. Saat itu kondisi lahan yang kering memperparah kebakaran.

"Saya bayangkan kalau kebakaran dengan luas sekarang, kalau tidak ada sekat kanal, itu mungkin bisa bulanan. Ketika kebakaran di bawah mencapai 40 cm, api akan padam karena di bawahnya air," ujarnya.

"Dengan kecepatan (hembusan) api yang mencapai 40 km/jam, jadi kita fokus di parit-parit sekat kanal karena sumber airnya luar biasa. Sehingga selang-selang yang dibawa oleh satgas bisa memanfaatkan," lanjutnya.

Dengan adanya sekat kanal dan sumur bor, kebakaran yang terjadi bisa diminimalisir. Kalaupun terjadi, maka penanganan yang dulu bisa berbulan-bulan, saat ini bisa ditangani hanya dalam hitungan hari.

Dwi menyebut kehadiran sekat kanal dan sumur bor juga bermanfaat bagi kesejahteraan petani jagung, ubi, sayur mayur. "Dulu tidak ada tanaman ini di lahan gambut. Sekarang, ya alhamdulillah ada hasil tambahan mereka," ujar dia.

Untuk itu, Dwi mengajak beberapa petani atau pemilik perkebunan sawit menanam setengah hektare lahannya untuk palawija atau hortikultura. Dengan cara ini petani bisa terus menjaga lahan sehingga kebakaran bisa dihindari.

"Kalau hanya sawit, sekali tanam setahun atau dua tahun mendatang baru datang kan. Bagi petani yang mau, bibit jagung disediakan oleh Pokmas Gambut Makmur," ujarnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.3054 seconds (0.1#10.140)