Hambat Testing, Industri Jabar Sayangkan Mahalnya Tes PCR

Senin, 02 Agustus 2021 - 11:30 WIB
loading...
Hambat Testing, Industri Jabar Sayangkan Mahalnya Tes PCR
Foto ilustrasi SINDOnews
A A A
BANDUNG - Tarif tes antige n dan PCR di Indonesia dinilai masih cukup mahal dibanding negara lainnya. Akibatnya, proses testing dan tracing terutama di kawasan industri atau pelaku usaha cukup tersendat.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ning Wahyu Astutik mengatakan, salah satu upaya membantu penurunan penyebaran COVID-19 selain vaksinasi adalah melakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment).

"3T sebenarnya bisa menjadi kunci yang sangat penting untuk dilakukan, namun demikian akses untuk melakukan testing ini masih sangat rendah. Hal ini disebabkan biaya testing yang sangat mahal," kata Ning, Senin (2/8/2021).

Dia mencontohkan, di India, untuk melakukan tes PCR biayanya hanya sekitar 650 Rupee. Jika dirupiahkan di kisaran Rp130 ribu. Sedangkan di Indonesia harganya sudah berlipat-lipat dari itu. "Kalau harga PCR saja misalnya bisa cuma Rp130 ribuan, gimana dengan tes antigen? Pasti lebih murah," tegas dia.

Jika fasilitas untuk testing ini murah, maka masyarakat tentu lebih mampu untuk menjalani testing. Karena peserta testing meningkat, otomatis masyarakat yang terpapar bisa kedetect lebih awal dan bisa memiliki kesempatan besar untuk disembuhkan. Baca juga:Perlukah Test PCR Dilakukan Usai Isoman? Ini Penjelasannya!

Selain persoalan fasilitas testing yang mahal, Apindo juga menyoroti soal ketersediaan vaksin yang dinilai belum cukup memadai. Sehingga akses karyawan mendapatkan vaksin juga belum maksimal. "Kami berharap, akses karyawan utk mendapatkan vaksinasi dipermudah," imbuh dia.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2101 seconds (0.1#10.140)