Sumbang Rp2 Triliun, Hormati Keluarga Akidi Tio Nyaman dalam Privasinya

Kamis, 29 Juli 2021 - 17:33 WIB
loading...
Sumbang Rp2 Triliun,...
Putri Akidi Tio menyerahkan amanah bantuan penanganan Covid-19 Rp2 triliun kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri di Mapolda Sumsel, Senin (26/7/2021). Foto/SINDOnews/Dede Febriansyah
A A A
JAKARTA - Beberapa waktu belakangan publik Tanah Air terhenyak dengan nama Akidi Tio . Namanya tiba-tiba muncul karena menyumbangkan harta Rp2 triliun.

Publik bertanya-tanya dan mencari siapa sosok yang sudah meninggal beberapa tahun lalu itu. Terkait hal itu, mantan Kepala Pelaksana Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latief berharap sosok Akidi Tio tidak terekspos berlebihan. Biarlah keluarga yang low profile dan mulia itu tetap nyaman dalam privasinya.

Yang terpenting penyaluran dana Rp2 triliun itu dilakukan tepat sasaran, transparan, dan efektif. "Sumbangan yang telah diberikan dari berbagai pihak bisa dipertanggungjawabkan, supaya dana tersebut bisa digunakan secara benar dan efektif," kata Yudi di Jakarta, Kamis (29/7/2021).

Dia yakin, jika dikelola dengan baik akan menjadi satu pelajaran berharga bagi masyarakat. "Kalau pun menyumbang, yakin jika bantuannya sampai kepada rakyat," imbuhnya.

Hingga kini, sosok Almarhum Akidi Tio, masih berselimut misteri. Wajah dan profil bisnisnya pun masih tersamar. Terlebih enam putranya yang telah memberikan sumbangan atas wasiat ayah mereka, Rp 2 triliun untuk penanggulangan pandemi Covid-19 di Sumatera Selatan.

Sampai-sampai tokoh pers nasional yang juga mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, yang dikenal memiliki relasi luas dengan kalangan pengusaha keturunan pun, penasaran mencari tahu siapa Akidi Tio. Demikian pula aktor senior Anwar Fuadi yang mengenal hampir semua tokoh di Sumatera Selatan pun kesulitan mencari tahu figur Akidi Tio.

Begitulah hati dan perasaan sering memiliki pilihannya sendiri. Kita sulit memahaminya. Seorang Akidi Tio dan keluarganya, yang tak pernah masuk dalam daftar orang terkaya di negeri ini, menyumbang demikian fantatis tanpa mau tampil ke publik.

Yudi Latief mengakui sumbangan keluarga Akidi Tio sangat membanggakan. Lantaran di tengah situasi kelangkaan, ada keteladanan yang luar biasa yang ditunjukkan di tengah-tengah masyarakat.

"Sikap ini, sekali lagi menunjukkan jika Indonesia dari segi masyarakatnya masih banyak yang menunjung tinggi nilai-nilai keluhuran," ungkapnya.

Rasa empati dan solidaritas sosial masyarakat Indonesia demikian spontan dan menggelinding bak bola salju, saat pemerintah kewalahan menangani pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan. Kalangan masyarakat atas, menengah, hingga bawah, bahu-membahu ringan tangan membantu sesama.

Di Yogyakarta, ada dokter muda Riyo Pungki Irawan (24), yang dengan setia melayani konsultasi medis kepada masyarakat yang menjalani isolasi mandiri (Isoman) akibat terpapar Corona. Di Bandar Lampung, Bakti Saputra (27) dan beberapa temannya berkeliling hingga malam hari untuk memberikan vitamin dan suplemen bagi para pasien Isoman. Dan banyak lagi individu-individu lainnya yang melakukan gerakan semacam itu.

Kenyataan itu sesuai dengan survei indeks kedermawanan dunia dari Inggris yang dikeluarkan tahun 2021. Survei tersebut menobatkan Indonesia menjadi negara yang paling dermawan di dunia di masa Covid-19 ini.

Survei itu kian nyata, ketika muncul penyumbang dana penanggulangan Covid-19 dengan jumlah yang amat fantastis, Rp 2 triliun, tanpa pamrih dan tak ingin dikenal publik. "Ini kan luar biasa. Jadi, masyarakat Indonesia masih banyak yang mengamalkan nilai kebaikan," ujar Yudi.

Selain keluarga Akidi Tio, lanjut Yudi, sejumlah pengusaha besar papan atas pun turut berperan dalam membantu penanganan pandemi. Misalnya Surya Paloh yang menyerahkan The Media Hotel and Towers miliknya untuk dijadikan Posko dan Kesekretariatan Tim Koordinator Satgas Penanganan Covid-19, termasuk juga tempat bagi para tenaga kesehatan dan relawan beristiraha

Yudi berharap, keteladanan Akidi Tio dan berbagai pihak menjadi bola salju guna membangkitkan kepekaan hati para pengusaha besar untuk melakukan hal serupa di daerah masing-masing. Ini karena tidak ada yang tahu sampai kapan pandemi Covid-19 ini berakhir.
(poe)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2461 seconds (0.1#10.140)