Pria di Makassar Tewas Usai Dikeroyok Keluarga Sendiri
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pria berinisial HA (32) tewas setelah diduga dikeroyok oleh sepupu dan kakeknya sendiri. Kasus ini terjadi di Jalan Inspeksi Kanal Monginsidi, Kecamatan Makassar, Selasa (20/7) sekira pukul 21.00 Wita.
Kapolsek Makassar, Kompol Andriani Lilikay mengatakan, HA tewas dengan sejumlah luka parah di tubuhnya akibat tebasan parang dan tusukan tombak. Ada empat orang yang diamankan dalam kasus tersebut, terdiri dari ibu dan dua anaknya serta kakek.
"Jadi mereka ini bersepupu, masih keluarga. Kakek korban dan pelaku itu inisial ER, kemudian pelaku DN dan AJ itu bersaudara sama ibu pelaku TY. Mereka diduga terlibat dalam penganiayaan berujung kematian terhadap lelaki HA," ujar Andriani Rabu, (21/7/2021).
Dia menjelaskan, kasus ini bermula dari adik korban RZ tengah berpesta miras dengan AJ. Kemudian diduga dalam kondisi mabuk, AJ memukul RZ. "Yang bersangkutan ini kemudian pulang dan memberitahu ibunya inisial NR dan kakaknya dalam hal ini korban (HA)," paparnya.
NR bersama HA, kata Andriani mendatangi AJ dan menegurnya ihwal penganiayaan yang dilakukan kepada RZ. "Tapi AJ ini tidak terima lalu pulang mengambil parang dan mendatangi rumah keluarga RZ. Disana terlibat perkelahian dengan HA atau korban ini," ujarnya.
AJ disebutkan memarangi tangan kiri dan perut HA. "Kemudian HA ini didampingi ibunya ke Polsek melaporkan kejadian itu, kita sudah bawa ke rumah sakit untuk divisum, di situ kita kira sudah selesai, ternyata belakangan ada informasi kalau HA ini meninggal dunia," tuturnya.
Belakangan, HA ternyata kembali mendatangi rumah pelaku. Di sana korban disambut oleh kakak AJ, lelaki berinisial DN yang mendengar ibunya TY terlibat cekcok. Karena tak terima ibunya dimaki, bahkan diduga melakukan kekerasan. Akhirnya DN mengambil parang dan tombak.
"Korban kembali dianiaya dengan parang, tiba-tiba datang kakeknya lelaki ER ini, mengambil tombak dari DN dan menusuk tangan HA, sampai mengalami luka robek di tangan kiri dan perutnya. Di situlah menghembuskan nafas terakhir," ungkap Andriani.
Mendapati informasti tersebut, Andriani kemudian berkoordinasi dengan Tim Resmob Polda Sulsel dan Jatanras Polrestabes. "Empat orang itu sudah kita amankan semalam, tadi pagi juga barang bukti parang dan tombak sudah kita temukan di kanal tidak jauh dari TKP," ujarnya.
Namun, kata Andriani pihak keluarga korban menolak untuk diotopsi guna memastikan penyebab kematian HA. Dia melanjutkan pihaknya sejauh ini masih menyelidiki permasalah yang menjangkiti satu rumpun keluarga tersebut, mengingat rumah saling berdekatan.
"Tempat tinggalnya dekat semua, wilayahnya masuk Polsek Rappocini. Tapi tempat kejadian perkaranya itu dekat pintu air kanal Monginsidi masuk wilayah Polsek Makassar . Jadi antara ibu korban dan pelaku ini bersaudara. Kalau kakeknya itu tinggal sama ibu pelaku ini," ujarnya.
Kapolsek Makassar, Kompol Andriani Lilikay mengatakan, HA tewas dengan sejumlah luka parah di tubuhnya akibat tebasan parang dan tusukan tombak. Ada empat orang yang diamankan dalam kasus tersebut, terdiri dari ibu dan dua anaknya serta kakek.
"Jadi mereka ini bersepupu, masih keluarga. Kakek korban dan pelaku itu inisial ER, kemudian pelaku DN dan AJ itu bersaudara sama ibu pelaku TY. Mereka diduga terlibat dalam penganiayaan berujung kematian terhadap lelaki HA," ujar Andriani Rabu, (21/7/2021).
Dia menjelaskan, kasus ini bermula dari adik korban RZ tengah berpesta miras dengan AJ. Kemudian diduga dalam kondisi mabuk, AJ memukul RZ. "Yang bersangkutan ini kemudian pulang dan memberitahu ibunya inisial NR dan kakaknya dalam hal ini korban (HA)," paparnya.
NR bersama HA, kata Andriani mendatangi AJ dan menegurnya ihwal penganiayaan yang dilakukan kepada RZ. "Tapi AJ ini tidak terima lalu pulang mengambil parang dan mendatangi rumah keluarga RZ. Disana terlibat perkelahian dengan HA atau korban ini," ujarnya.
AJ disebutkan memarangi tangan kiri dan perut HA. "Kemudian HA ini didampingi ibunya ke Polsek melaporkan kejadian itu, kita sudah bawa ke rumah sakit untuk divisum, di situ kita kira sudah selesai, ternyata belakangan ada informasi kalau HA ini meninggal dunia," tuturnya.
Belakangan, HA ternyata kembali mendatangi rumah pelaku. Di sana korban disambut oleh kakak AJ, lelaki berinisial DN yang mendengar ibunya TY terlibat cekcok. Karena tak terima ibunya dimaki, bahkan diduga melakukan kekerasan. Akhirnya DN mengambil parang dan tombak.
"Korban kembali dianiaya dengan parang, tiba-tiba datang kakeknya lelaki ER ini, mengambil tombak dari DN dan menusuk tangan HA, sampai mengalami luka robek di tangan kiri dan perutnya. Di situlah menghembuskan nafas terakhir," ungkap Andriani.
Mendapati informasti tersebut, Andriani kemudian berkoordinasi dengan Tim Resmob Polda Sulsel dan Jatanras Polrestabes. "Empat orang itu sudah kita amankan semalam, tadi pagi juga barang bukti parang dan tombak sudah kita temukan di kanal tidak jauh dari TKP," ujarnya.
Namun, kata Andriani pihak keluarga korban menolak untuk diotopsi guna memastikan penyebab kematian HA. Dia melanjutkan pihaknya sejauh ini masih menyelidiki permasalah yang menjangkiti satu rumpun keluarga tersebut, mengingat rumah saling berdekatan.
"Tempat tinggalnya dekat semua, wilayahnya masuk Polsek Rappocini. Tapi tempat kejadian perkaranya itu dekat pintu air kanal Monginsidi masuk wilayah Polsek Makassar . Jadi antara ibu korban dan pelaku ini bersaudara. Kalau kakeknya itu tinggal sama ibu pelaku ini," ujarnya.
(agn)