Mitra Gojek Yakin Mampu Bertahan dan Lalui Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
BANDUNG - Meskipun mengalami penurunan penghasilan akibat pandemi COVID-19, namun mitra pengemudi Gojek cenderung optimistis bahwa mereka mampu melewati pandemi COVID-19 dan kembali mendapatkan penghasilan normal.
Hal itu merupakan salah satu kesimpulan hasil riset yang digelar Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) kepada 41.393 mitra pengemudi Gojek.
Survei yang berjudul "Pengalaman Mitra Driver Gojek Selama Pandemi COVID-19" ini bertujuan menganalisis dampak tekanan ekonomi akibat pandemi terhadap pekerja informal dan merupakan bagian dari riset LD FEB UI mengenai dampak sosial-ekonomi Gojek di Indonesia.
Wakil Kepala LD FEB UI Dr Paksi Walandouw mengatakan, hasil riset ini sangat menarik mengingat pekerja dan ekosistem Gojek sangat terdampak oleh pandemi dan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Riset ini menunjukkan bahwa di tengah kesusahan yang sedang melanda akibat pandemi, bagian dari ekosistem Gojek masih bergotong royong membantu. Bantuan sosial yang mengalir dari Gojek kepada mitra, dari konsumen ke mitra, bahkan antarmitra sangat dirasakan manfaatnya.
"Semangat saling membantu inilah yang kami lihat sebagai adanya sikap resiliensi, bahu-membahu membantu, sekaligus optimisme bahwa bencana bisa dilewati bersama," kata Paksi, Rabu (27/5/2020).
Berdasarkan hasil riset, di tengah kondisi pandemi, baik perusahaan Gojek, mitra pengemudi maupun konsumen yang ada dalam satu ekosistem saling membantu. Survei menemukan mayoritas mitra pengemudi Gojek mendapatkan bantuan sosial dari pihak perusahaan Gojek (89%).
"Selain itu, mereka juga mendapatkan bantuan sosial dari konsumen (21%) dan dari sesama mitra (5%). Mitra driver juga mendapat bantuan pemerintah bagi masyarakat yang terdampak Pandemi COVID-19," papar Paksi.
Temuan menarik lainnya, lanjut Paksi, yakni bantuan yang diberikan oleh Gojek sebagai perusahaan membuat mitranya merasa terus didukung di tengah masa sulit.
Pemberian bantuan tersebut direspon positif oleh mitra dengan mayoritas mitra (84%) mengapresiasi bantuan sosial yang mereka terima dari Gojek. "Sebagian besar mitra yang mendapat bantuan mengatakan merasakan manfaat yang diberikan (74%)," imbuhnya.
Sikap gotong royong juga tercermin dari temuan bahwa walaupun mengalami penurunan penghasilan, hampir setengah mitra pengemudi Gojek (44%) memberikan bantuan sosial kepada sesama.
Pemberian bantuan yang paling banyak dilakukan adalah dengan memberikan langsung pada anggota keluarga (18%) dan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan (11%).
"Sebagian mitra (15%) memilih untuk memberikan bantuan melalui komunitas pengemudi Gojek atau langsung pada sesama mitra," imbuh Paksi.
Riset juga menunjukkan bahwa bantuan sosial yang diterima mitra pengemudi dari Gojek berhubungan dengan mau tidaknya mereka bertahan di Gojek. Semakin mitra merasa diapresiasi, semakin lama mereka berencana untuk tetap menjadi mitra.
Secara keseluruhan, kata Paksi, hampir semua mitra (89%) tetap berencana untuk melanjutkan kemitraannya dengan Gojek dan sebagian besar mitra (73%) cenderung optimis bahwa penghasilan mereka akan kembali seperti sebelum terjadinya pandemi COVID-19.
"Optimisme mitra ini menarik karena menunjukkan adanya kepercayaan mitra pengemudi pada ekosistem ekonomi digital sebagai tempat mencari nafkah serta resiliensi bisnis startup on-demand yang saat ini mampu bertahan di masa krisis," tegasnya.
Riset di saat pandemi ini, lanjut Paksi, perlu dilakukan mengingat pandemi merupakan kejadian luar biasa yang memiliki dampak sosial dan ekonomi pada suatu negara.
Terlebih, penelitian pada ekosistem ekonomi digital bisa memberikan gambaran apakah konsep ekosistem ekonomi digital bisa berkelanjutan dan terus memberikan dampak positif di berbagai kondisi ekonomi.
Menanggapi hasil survei LD FEB UI, Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita menyatakan, sejak awal masa pandemi, pihaknya terus berupaya semaksimal membantu mitra pengemudi untuk melalui masa-masa sulit ini.
Salah satu fokus utama Gojek adalah meringankan beban pengeluaran dan memastikan keamanan dan kesehatan mitra yang menjadi andalan masyarakat. Pihaknya mendesain program bantuan dengan seksama agar bisa dilakukan dengan skala luas, menjangkau sebanyak mungkin mitra, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal.
"Kami sangat bersyukur mendengar hasil survei LD FEB UI bahwa mayoritas mitra mengapresiasi bantuan sosial dari Gojek serta dianggap bermanfaat bagi mitra serta keluarga. Kami akan terus berupaya maksimal dalam batas kemampuan kami, untuk mendukung dan memperkuat kemitraan jangka panjang dengan para mitra kami," ungkapnya.
Diketahui, mitra pengemudi Gojek mendapatkan beberapa bantuan dari startup on-demand tersebut dimana tipe bantuan sosial yang paling banyak diterima driver adalah program sembako dan/atau voucher makan gratis (77%).
Sisanya, para mitra menerima bantuan layanan fasilitas posko aman (cek suhu tubuh, pembagian paket kesehatan terdiri dari masker, hand sanitizer dan lainnya, hingga penyemprotan desinfektan kendaraan), keringanan cicilan, serta kerja sama dengan pemerintah untuk fasilitas program Kartu Pra Kerja.
Riset dilakukan menggunakan survei online dengan metode simple random sampling kepada mitra pengemudi roda dua (GoRide) dan roda empat (GoCar) Gojek yang sudah bergabung selama minimal tiga bulan terakhir.
Survei disebar ke seluruh mitra yang memenuhi syarat selama periode pertengahan Mei 2020. Total responden yang dianalisis sebanyak 41.393 dengan margin of rrror kurang dari 1% dengan proporsi terbesar di Pulau Jawa dan Bali (60%).
Hal itu merupakan salah satu kesimpulan hasil riset yang digelar Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) kepada 41.393 mitra pengemudi Gojek.
Survei yang berjudul "Pengalaman Mitra Driver Gojek Selama Pandemi COVID-19" ini bertujuan menganalisis dampak tekanan ekonomi akibat pandemi terhadap pekerja informal dan merupakan bagian dari riset LD FEB UI mengenai dampak sosial-ekonomi Gojek di Indonesia.
Wakil Kepala LD FEB UI Dr Paksi Walandouw mengatakan, hasil riset ini sangat menarik mengingat pekerja dan ekosistem Gojek sangat terdampak oleh pandemi dan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Riset ini menunjukkan bahwa di tengah kesusahan yang sedang melanda akibat pandemi, bagian dari ekosistem Gojek masih bergotong royong membantu. Bantuan sosial yang mengalir dari Gojek kepada mitra, dari konsumen ke mitra, bahkan antarmitra sangat dirasakan manfaatnya.
"Semangat saling membantu inilah yang kami lihat sebagai adanya sikap resiliensi, bahu-membahu membantu, sekaligus optimisme bahwa bencana bisa dilewati bersama," kata Paksi, Rabu (27/5/2020).
Berdasarkan hasil riset, di tengah kondisi pandemi, baik perusahaan Gojek, mitra pengemudi maupun konsumen yang ada dalam satu ekosistem saling membantu. Survei menemukan mayoritas mitra pengemudi Gojek mendapatkan bantuan sosial dari pihak perusahaan Gojek (89%).
"Selain itu, mereka juga mendapatkan bantuan sosial dari konsumen (21%) dan dari sesama mitra (5%). Mitra driver juga mendapat bantuan pemerintah bagi masyarakat yang terdampak Pandemi COVID-19," papar Paksi.
Temuan menarik lainnya, lanjut Paksi, yakni bantuan yang diberikan oleh Gojek sebagai perusahaan membuat mitranya merasa terus didukung di tengah masa sulit.
Pemberian bantuan tersebut direspon positif oleh mitra dengan mayoritas mitra (84%) mengapresiasi bantuan sosial yang mereka terima dari Gojek. "Sebagian besar mitra yang mendapat bantuan mengatakan merasakan manfaat yang diberikan (74%)," imbuhnya.
Sikap gotong royong juga tercermin dari temuan bahwa walaupun mengalami penurunan penghasilan, hampir setengah mitra pengemudi Gojek (44%) memberikan bantuan sosial kepada sesama.
Pemberian bantuan yang paling banyak dilakukan adalah dengan memberikan langsung pada anggota keluarga (18%) dan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan (11%).
"Sebagian mitra (15%) memilih untuk memberikan bantuan melalui komunitas pengemudi Gojek atau langsung pada sesama mitra," imbuh Paksi.
Riset juga menunjukkan bahwa bantuan sosial yang diterima mitra pengemudi dari Gojek berhubungan dengan mau tidaknya mereka bertahan di Gojek. Semakin mitra merasa diapresiasi, semakin lama mereka berencana untuk tetap menjadi mitra.
Secara keseluruhan, kata Paksi, hampir semua mitra (89%) tetap berencana untuk melanjutkan kemitraannya dengan Gojek dan sebagian besar mitra (73%) cenderung optimis bahwa penghasilan mereka akan kembali seperti sebelum terjadinya pandemi COVID-19.
"Optimisme mitra ini menarik karena menunjukkan adanya kepercayaan mitra pengemudi pada ekosistem ekonomi digital sebagai tempat mencari nafkah serta resiliensi bisnis startup on-demand yang saat ini mampu bertahan di masa krisis," tegasnya.
Riset di saat pandemi ini, lanjut Paksi, perlu dilakukan mengingat pandemi merupakan kejadian luar biasa yang memiliki dampak sosial dan ekonomi pada suatu negara.
Terlebih, penelitian pada ekosistem ekonomi digital bisa memberikan gambaran apakah konsep ekosistem ekonomi digital bisa berkelanjutan dan terus memberikan dampak positif di berbagai kondisi ekonomi.
Menanggapi hasil survei LD FEB UI, Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita menyatakan, sejak awal masa pandemi, pihaknya terus berupaya semaksimal membantu mitra pengemudi untuk melalui masa-masa sulit ini.
Salah satu fokus utama Gojek adalah meringankan beban pengeluaran dan memastikan keamanan dan kesehatan mitra yang menjadi andalan masyarakat. Pihaknya mendesain program bantuan dengan seksama agar bisa dilakukan dengan skala luas, menjangkau sebanyak mungkin mitra, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal.
"Kami sangat bersyukur mendengar hasil survei LD FEB UI bahwa mayoritas mitra mengapresiasi bantuan sosial dari Gojek serta dianggap bermanfaat bagi mitra serta keluarga. Kami akan terus berupaya maksimal dalam batas kemampuan kami, untuk mendukung dan memperkuat kemitraan jangka panjang dengan para mitra kami," ungkapnya.
Diketahui, mitra pengemudi Gojek mendapatkan beberapa bantuan dari startup on-demand tersebut dimana tipe bantuan sosial yang paling banyak diterima driver adalah program sembako dan/atau voucher makan gratis (77%).
Sisanya, para mitra menerima bantuan layanan fasilitas posko aman (cek suhu tubuh, pembagian paket kesehatan terdiri dari masker, hand sanitizer dan lainnya, hingga penyemprotan desinfektan kendaraan), keringanan cicilan, serta kerja sama dengan pemerintah untuk fasilitas program Kartu Pra Kerja.
Riset dilakukan menggunakan survei online dengan metode simple random sampling kepada mitra pengemudi roda dua (GoRide) dan roda empat (GoCar) Gojek yang sudah bergabung selama minimal tiga bulan terakhir.
Survei disebar ke seluruh mitra yang memenuhi syarat selama periode pertengahan Mei 2020. Total responden yang dianalisis sebanyak 41.393 dengan margin of rrror kurang dari 1% dengan proporsi terbesar di Pulau Jawa dan Bali (60%).
(awd)