Polisi Ungkap Jenazah yang Dibakar Diduga Memiliki Kelainan Seksual
loading...
A
A
A
MAROS - Korban jenazah yang dibakar yang ditemukan di Kecamatan Mallawa diduga memiliki kelainan seksual, setelah tim Forensik Bidokkes Polda Sulsel mendapati kejanggalan pada organ anus mayat.
Kasat Reskrim Polres Maros , AKP Nico Ericson mengatakan, hasil pemeriksaan dari tim, anus korban melebar diduga mengidap penyakit fistel.
"Penyakit ini umumnya dialami orang yang memiliki kelainan seksual atau penyuka sesama jenis atau homo," kata AKP Nico di Kabupaten Maros , Minggu (13/6/2021).
Hasil autopsi sementara penemuan mayat gosong, sudah tewas sebelum dibakar. Ditemukan pula tindakan kekerasan menggunakan benda tumpul dan tajam pada organ vital korban.
Dokter Forensik Bidokkes Polda Sulsel, Deni Mathius, mengaku kesulitan melakukan autopsi karena korban mengalami luka bakar 100 persen.
Masih dibutuhkan waktu lagi untuk memastikan korban tewas mengingat jazadnya diperkirakan sudah membusuk selama tiga hari.
"Kami menemukan beberapa petunjuk mengarah pada tindak kekerasan," kata Deni.
Tim Forensik, lanjut Deni, perlu melakukan pemeriksaan data primer dan sekunder untuk memastikan identitas korban. Tim akan melakukan serangkaian pemeriksaan guna mengetahui luka benda tajam pada jazad korban itu.
Kasat Reskrim Polres Maros , AKP Nico Ericson mengatakan, hasil pemeriksaan dari tim, anus korban melebar diduga mengidap penyakit fistel.
"Penyakit ini umumnya dialami orang yang memiliki kelainan seksual atau penyuka sesama jenis atau homo," kata AKP Nico di Kabupaten Maros , Minggu (13/6/2021).
Hasil autopsi sementara penemuan mayat gosong, sudah tewas sebelum dibakar. Ditemukan pula tindakan kekerasan menggunakan benda tumpul dan tajam pada organ vital korban.
Dokter Forensik Bidokkes Polda Sulsel, Deni Mathius, mengaku kesulitan melakukan autopsi karena korban mengalami luka bakar 100 persen.
Masih dibutuhkan waktu lagi untuk memastikan korban tewas mengingat jazadnya diperkirakan sudah membusuk selama tiga hari.
"Kami menemukan beberapa petunjuk mengarah pada tindak kekerasan," kata Deni.
Tim Forensik, lanjut Deni, perlu melakukan pemeriksaan data primer dan sekunder untuk memastikan identitas korban. Tim akan melakukan serangkaian pemeriksaan guna mengetahui luka benda tajam pada jazad korban itu.
(agn)