Ajaib, Halaman Kantor Wali Kota Surabaya Padi Tumbuh Subur dan Panennya Berlimpah
loading...
A
A
A
SURABAYA - Panen raya padi yang biasanya dilakukan di hamparan sawah, tidak di Kota Surabaya. Panen raya padi itu dilaksanakan di halaman kantor Wali Kota Surabaya, tepatnya di Taman Surya Balai Kota Surabaya, Rabu (9/6/2021).
Padi yang tumbuh subur di tengah kemacetan kota tersebut, tetap menghasilkan panen yang melimpah. Padi itu tumbuh dan berkembang dengan sangat baik di 18 bak fiber berukuran 6 meter persegi.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan, urban farming ini bertujuan mempertahankan kedaulatan pangan. Upaya ini penting dilakukan untuk menjaga keberlanjutan ketahanan pangan di Kota Pahlawan. Terutama dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini.
"Di Taman Surya ini merupakan percontohan, jadi tidak harus punya lahan yang besar untuk bercocok tanam. Lalu yang terpenting adalah sustainable pangan di kota kita terjamin," kata Eri.
Ia melanjutkan, untuk pengembangan budidaya padi pada bak fiber tersebut, bakal terus dikembangkan dan dimasifkan ke seluruh penjuru Kota Surabaya. Sebab, untuk menunggu hasil panennya pun hanya berkisar tiga bulan.
Bahkan tidak hanya itu, nantinya, jajaran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, bakal mengkoordinir warga yang telah bercocok tanam padi untuk dibantu terhubung dengan konsumen.
"Biasanya warga juga digunakan untuk ketahanan pangan di rumahnya. Untuk yang petani besar dia sudah bisa menjualkan sendiri. Kalau yang saya panen ini estimasi total gabah sekitar 72.3 kilogram. Tiap fibernya itu, rata-rata menghasilkan 4 kilogram gabah dan jumlah fiber sebanyak 18," jelasnya.
Eri menambahkan, ke depan warga yang tidak memiliki lahan yang luas dapat melakukan budidaya tanaman padi . Tidak hanya tanaman padi saja, ia pun juga memaparkan jenisnya sangat beraneka ragam. Mulai dari cabai, tomat hingga selada air.
Kepala DKPP Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang menambahkan, apabila masyarakat berminat dipersilahkan datang ke DKPP dengan mengisi form terlebih dahulu, kemudian bisa membawa pulang bibit tersebut.
"Kalau padi kami gunakan jenis varietas, karena lebih kuat hama dan sesuai dengan lahan yang terbatas. Selain bibit padi juga menyediakan bibit untuk tanaman hidroponik lainnya," katanya.
Padi yang tumbuh subur di tengah kemacetan kota tersebut, tetap menghasilkan panen yang melimpah. Padi itu tumbuh dan berkembang dengan sangat baik di 18 bak fiber berukuran 6 meter persegi.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan, urban farming ini bertujuan mempertahankan kedaulatan pangan. Upaya ini penting dilakukan untuk menjaga keberlanjutan ketahanan pangan di Kota Pahlawan. Terutama dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini.
"Di Taman Surya ini merupakan percontohan, jadi tidak harus punya lahan yang besar untuk bercocok tanam. Lalu yang terpenting adalah sustainable pangan di kota kita terjamin," kata Eri.
Ia melanjutkan, untuk pengembangan budidaya padi pada bak fiber tersebut, bakal terus dikembangkan dan dimasifkan ke seluruh penjuru Kota Surabaya. Sebab, untuk menunggu hasil panennya pun hanya berkisar tiga bulan.
Bahkan tidak hanya itu, nantinya, jajaran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, bakal mengkoordinir warga yang telah bercocok tanam padi untuk dibantu terhubung dengan konsumen.
"Biasanya warga juga digunakan untuk ketahanan pangan di rumahnya. Untuk yang petani besar dia sudah bisa menjualkan sendiri. Kalau yang saya panen ini estimasi total gabah sekitar 72.3 kilogram. Tiap fibernya itu, rata-rata menghasilkan 4 kilogram gabah dan jumlah fiber sebanyak 18," jelasnya.
Eri menambahkan, ke depan warga yang tidak memiliki lahan yang luas dapat melakukan budidaya tanaman padi . Tidak hanya tanaman padi saja, ia pun juga memaparkan jenisnya sangat beraneka ragam. Mulai dari cabai, tomat hingga selada air.
Kepala DKPP Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang menambahkan, apabila masyarakat berminat dipersilahkan datang ke DKPP dengan mengisi form terlebih dahulu, kemudian bisa membawa pulang bibit tersebut.
"Kalau padi kami gunakan jenis varietas, karena lebih kuat hama dan sesuai dengan lahan yang terbatas. Selain bibit padi juga menyediakan bibit untuk tanaman hidroponik lainnya," katanya.
(eyt)