Gebrakan 100 Hari Eri-Armuji yang Mengubah Surabaya

Senin, 07 Juni 2021 - 22:34 WIB
loading...
Gebrakan 100 Hari Eri-Armuji...
Seusai dilantik pada 26 Februari 2021, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Wakil Wali Kota Surabaya Armuji langsung tancap gas mengubah Surabaya.
A A A
SURABAYA - Seusai dilantik pada 26 Februari 2021, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Wakil Wali Kota Surabaya Armuji langsung tancap gas mengubah Surabaya. Berbagai gebrakan dan inovasinya telah dilakukan untuk mensejahterakan warga Kota Pahlawan. Gebrakan 100 hari kerjanya pun langsung menyentuh warga.

Wali Kota Eri mengatakan sebenarnya dalam program kerja, tidak bisa dikatakan hanya berhenti selama 100 hari, karena itu semua berkelanjutan. Namun begitu, ia memastikan bahwa selama 100 hari kerjanya ini, sasarannya adalah kesehatan, kesejahteraan warga dan pendidikan. “Tujuan akhir dari semua itu adalah kebahagiaan warga Surabaya. Kebahagiaan dan senyum warga Surabaya itulah yang menjadi tujuan saya ketika ditugaskan menjadi Wali Kota Surabaya,” kata Wali Kota Eri di ruang kerjanya.

Ia juga menjelaskan alasannya memilih fokus pada bidang kesehatan. Sebab, saat ini masih masa pandemi Covid-19, sehingga dia tidak ingin ketika ada warga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), kesehatannya juga tidak terfasilitasi. Makanya, pemkot bekerja sama dengan BPJS Kesehatan hingga lahirlah program UHC (Universal Health Coverage) atau jaminan kesehatan semesta, dan berlaku mulai April 2021. “Alhamdulillah sekarang warga Kota Surabaya yang ingin berobat, kini sudah gratis, cukup menunjukkan KTP-nya,” kata dia.
Gebrakan 100 Hari Eri-Armuji yang Mengubah Surabaya

Di samping itu, Wali Kota Eri bersama jajaran Pemkot Surabaya juga fokus penanganan menekan Covid-19. Mereka terus mempercepat vaksinasi hingga saat ini sudah mencapai 1,1 juta warga Surabaya yang tervaksin. Pemkot juga terus memasifkan operasi protokol kesehatan di semua penjuru di Surabaya. Bahkan, Wali Kota Eri juga detail membuat peraturan-peraturan demi menekan pandemi Covid-19 ini.

Selanjutnya dalam bidang kesejahteraan warga, dia memastikan terus menggerakkan perekonomian Surabaya dengan cara menggerakkan kembali UMKM Surabaya. Hal itu dimulai dari para pejabat dan pegawai Pemkot Surabaya yang harus menggunakan produk UMKM. Bahkan, ia memastikan sudah beberapa kali memasarkan produk UMKM itu melalui pameran UMKM virtual dan juga lomba promosi produk UMKM yang dilakukan oleh Kepala OPD hingga para Camat se Surabaya.

“Kita juga sudah menyiapkan semua kebutuhan pokok untuk keluarga ASN dan pegawai pemkot. Semuanya dari UMKM Surabaya, mulai dari pakaiannya dan kebutuhan pokok lainnya. Nah, ketika produk UMKM itu kurang pas dan misalnya kuenya kurang enak, di sinilah pemerintah hadir. Pemkot memberikan pelatihan, sehingga pemerintah itu harus menjadi guru, bisa menjadi orang tua untuk terus menyempurnakan produk UMKM itu supaya berkelas dunia,” ucapnya.

Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 ini, perekonomian dan penyebaran Covid-19 harus terus berjalan beriringan dan tidak boleh berhenti, karena keduanya merupakan dua mata pedang yang tidak boleh berhenti salah satunya. Perekonomian harus menggeliat, dan konsekuensinya pasti ada pergerakan orang dan berbagai kegiatan, sehingga protokol kesehatan ketat harus diterapkan dalam setiap kegiatan itu. “Saya yakin ekonomi di Surabaya bisa berjalan dan Covid-19 bisa diturunkan,” ujarnya.

Sedangkan dalam bidang pendidikan, Wali Kota Eri memastikan sudah menyediakan berbagai fasilitas untuk pembelajaran tatap muka maupun daring. Yang terbaru, Wali Kota Eri mengembangkan program anak asuh. Jika sebelumnya program anak asuh itu hanya berasal dari CSR perusahaan, kini anak asuh itu juga diwajibkan kepada seluruh ASN Pemkot Surabaya, karena pandemi Covid-19 banyak mempengaruhi perekonomian warga, sehingga dia tidak ingin ada anak Surabaya yang putus sekolah di masa pandemi ini.
Gebrakan 100 Hari Eri-Armuji yang Mengubah Surabaya

“Setiap bulannya, anak asuh ini membutuhkan Rp125 ribu. Jika dikalikan 12 bulan, hanya sekitar Rp1,5 juta dalam setahun. Makanya, seluruh ASN di lingkungan Pemkot Surabaya secara bertahap mengikuti program anak asuh ini. Sampai saat ini sudah sekitar 2 ribuan yang memiliki anak asuh, sehingga rasa gotong-royong dan cinta kasih ini kita munculkan di lingkungan ASN pemkot,” tuturnya.

Selain tiga program itu, pelayanan publik di Kota Surabaya terus disempurnakan. Salah satunya dengan memberikan penghormatan dan apresiasi kepada RT, RW dan LPMK, karena mereka inilah pemimpin sejati. Dengan menaikkan apresiasi (insentif) mereka, maka diharapkan pendataan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) bisa semakin benar dan tepat sasaran. “Nah, semakin tepat sasaran, itu berarti pengurus RT, RW dan LPMK-nya yang hebat, bukan pemerintahannya,” kata dia.

Bahkan, demi mendekatkan diri dan memastikan pelayanan publik berjalan dengan baik, Wali Kota Eri juga membuat aplikasi “wargaKu”. Melalui aplikasi ini, warga bisa melaporkan apapun tentang pelayan publik di Surabaya, dan harus segera dijawab oleh dinas terkait. Aplikasi ini juga terhubung langsung dengan Wali Kota Eri.

“Saya juga langsung berkantor di kelurahan-kelurahan. Tujuannya supaya saya bisa langsung mendengar berbagai keluhan warga dan segera diselesaikan, karena buat saya ketika ada warga yang menyampaikan keluhan, maka harus segera ditindaklanjuti. Ini juga untuk menguatkan program semua pelayanan harus berhenti di kelurahan. Jadi, mulai hari ini dan ke depannya, semua pelayanan harus berhenti di kelurahan,” ucapnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2742 seconds (0.1#10.140)