Mulai Agustus, Unpad Bakal Mulai Lakukan Pembelajaran Hybrid
loading...
A
A
A
BANDUNG - Universitas Padjadjaran (Unpad) mulai akan menerapkan pembelajaran secara hybrid pada Agustus mendatang. Saat ini, berbagai persiapan telah dilakukan agar pembelajaran tersebut bisa maksimal namun tidak menimbulkan cluster baru.
Menurut Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti, nantinya Universitas Padjadjaran akan menerapkan sistem pembelajaran berbasis hybrid. Semua kegiatan universitas, mulai dari pendidikan, riset, pengabdian, layanan, dan inovasi lain dilakukan secara hybrid , atau kombinasi fisik dengan teknologi.
Walau rencananya dibuka secara terbatas pada semester ganjil 2021/2022 mendatang, Unpad tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Rektor menjelaskan, ada sejumlah kriteria yang ditetapkan untuk membuka kegiatan pembelajaran tatap muka.
Kesediaan dosen pengampu, urgensi mata kuliah yang memerlukan kegiatan tatap muka, hingga kesediaan mahasiswa, kondisi kesehatan mahasiswa, dan izin orang tua menjadi beberapa kriteria yang ditetapkan sebelum menggelar pembelajaran tatap muka.“Untuk mahasiswa dari luar kota dibolehkan selama kompetensi mata kuliahnya tidak bisa ditinggalkan, kemudian sehat dan ada izin orang tua,” kata Rektor dalam siaran persnya.
Untuk mendukung pembelajaran hybrid, sejumlah persiapan tengah dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah memperbarui kurikulum pada tiap program studi. Seluruh prodi di Unpad sudah melakukan pembaruan kurikulum yang sudah berbasis outcome. Selain itu, kurikulum juga sudah mengakomodasi kebijakan Kampus Merdeka.
Persiapan selanjutnya mengecek infrastruktur. Infrastruktur ini akan mendukung proses pembelajaran hybrid optimal dilakukan. Selain infrastruktur pembelajaran, Unpad juga sudah menyiapkan fasilitas yang mendukung penerapan protokol kesehatan, di antaranya penyediaan sarana cuci tangan hingga rambu-rambu protokol kesehatan.
Dia menegaskan, pembukaan kegiatan pembelajaran tatap muka Agustus nanti tidak akan menyebabkan kerumunan yang signifikan. Unpad tetap membatasi jumlah mahasiswa yang beraktivitas di dalam kampus.
“Contohnya ada kelas yang ingin menerapkan sebagian luring dan daring. Maka jadi tadinya dalam satu kelas ada 50 mahasiswa, maka yang datang luring maksimum 50 persen. Serta tidak semua sesi mata kuliah dilakukan di kampus. Hanya 2-3 sesi saja dilakukan di kampus,” kata Rektor.
Selain itu, tidak semua ruang kelas dan laboratorium akan digunakan untuk pembelajaran tatap muka. Rektor mengatakan, Unpad akan menyeleksi ruangan dan laboratorium yang cocok digunakan untuk pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan ketat.
“Sebisa mungkin ruangan tanpa AC dan udara terbuka/tersirkulasi. Karena itu, tidak semua kelas akan kita fungsikan, kita akan pilih kelas-kelas yang memenuhi persyaratan,” kata Rektor.
Menurut Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti, nantinya Universitas Padjadjaran akan menerapkan sistem pembelajaran berbasis hybrid. Semua kegiatan universitas, mulai dari pendidikan, riset, pengabdian, layanan, dan inovasi lain dilakukan secara hybrid , atau kombinasi fisik dengan teknologi.
Walau rencananya dibuka secara terbatas pada semester ganjil 2021/2022 mendatang, Unpad tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Rektor menjelaskan, ada sejumlah kriteria yang ditetapkan untuk membuka kegiatan pembelajaran tatap muka.
Kesediaan dosen pengampu, urgensi mata kuliah yang memerlukan kegiatan tatap muka, hingga kesediaan mahasiswa, kondisi kesehatan mahasiswa, dan izin orang tua menjadi beberapa kriteria yang ditetapkan sebelum menggelar pembelajaran tatap muka.“Untuk mahasiswa dari luar kota dibolehkan selama kompetensi mata kuliahnya tidak bisa ditinggalkan, kemudian sehat dan ada izin orang tua,” kata Rektor dalam siaran persnya.
Untuk mendukung pembelajaran hybrid, sejumlah persiapan tengah dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah memperbarui kurikulum pada tiap program studi. Seluruh prodi di Unpad sudah melakukan pembaruan kurikulum yang sudah berbasis outcome. Selain itu, kurikulum juga sudah mengakomodasi kebijakan Kampus Merdeka.
Persiapan selanjutnya mengecek infrastruktur. Infrastruktur ini akan mendukung proses pembelajaran hybrid optimal dilakukan. Selain infrastruktur pembelajaran, Unpad juga sudah menyiapkan fasilitas yang mendukung penerapan protokol kesehatan, di antaranya penyediaan sarana cuci tangan hingga rambu-rambu protokol kesehatan.
Dia menegaskan, pembukaan kegiatan pembelajaran tatap muka Agustus nanti tidak akan menyebabkan kerumunan yang signifikan. Unpad tetap membatasi jumlah mahasiswa yang beraktivitas di dalam kampus.
“Contohnya ada kelas yang ingin menerapkan sebagian luring dan daring. Maka jadi tadinya dalam satu kelas ada 50 mahasiswa, maka yang datang luring maksimum 50 persen. Serta tidak semua sesi mata kuliah dilakukan di kampus. Hanya 2-3 sesi saja dilakukan di kampus,” kata Rektor.
Selain itu, tidak semua ruang kelas dan laboratorium akan digunakan untuk pembelajaran tatap muka. Rektor mengatakan, Unpad akan menyeleksi ruangan dan laboratorium yang cocok digunakan untuk pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan ketat.
“Sebisa mungkin ruangan tanpa AC dan udara terbuka/tersirkulasi. Karena itu, tidak semua kelas akan kita fungsikan, kita akan pilih kelas-kelas yang memenuhi persyaratan,” kata Rektor.
(don)