Angka Stunting di Gowa Berhasil Ditekan Hingga 6,2 Persen
loading...
A
A
A
GOWA - Pemerintah Kabupaten Gowa , berhasil menekan prevalensi angka stunting pada tahun 2020 hingga sebesar 6,26 persen.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan menyebut, Angka tersebut membawa daerah yang dipimpinnya itu, berhasil meraih peringkat pertama di Sulawesi Selatan sebagai daerah yang melakukan percepatan penurunan angka stunting.
Meski demikian lanjut Adnan, Pemkab Gowa terus berkomitmen menurunkan angka stunting di Kabupaten Gowa. Salah satunya dengan melakukan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Gowa yang menghadirkan seluruh stakeholder.
Adnan menekankan, agar rembuk ini menghasilkan program yang konkrit dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Gowa . Pasalnya stunting merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
"Kita mau dengan dilakukannya rembuk ini ada persamaan persepsi, khususnya membuat program nyata agar bisa melihat stunting di Gowa menurun bahkan menghilang," ungkapnya, Jumat, (28/5/2021).
Dikatakan Adnan dalam memajukan Sumber Daya Manunisa (SDM) yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk mampu bersaing baik dengan bangsa lain, mengingat persaingan global semakin wajib diperhitungkan.
Namun dengan kualitas kemampuan individu yang rendah akan berdampak pada minimnya produktivitas dan daya saing anak-anak bangsa sebagai sumberdaya yang diandalkan.
Dirinya mengatakan, tentu masyarakat tidak ingin anak-anak tumbuh dengan kekurangan gizi yang berakibat dengan tumbuh kembang anak.
"Masyarakat Gowa harus sehat, cerdas dan kreatif yang dimulai dari 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak, sehingga bisa bersama-sama bersatu membangun Gowa lebih maju dan sejahtera di masa yang akan datang," tambahnya.
Lebih lanjut, Adnan menegaskan permasalahan stunting bisa diselesaikan dengan kolaborasi dan kerjasama dari seluruh pihak. Apalagi Presiden RI, Joko Widodo menargetkan angka prevalensi stunting berada di angka 14 persen pada tahun 2024, dimana angka prevalensi stunting nasional pada tahun 2019 lalu sebesar 27, 6 persen.
"Perhatian yang serius dari seluruh pihak sangat dibutuhkan seperti upaya konvergensi dan sinergitas melalui program dan kegiatan yang efektif dan efisien di masing-masing instansi menjadi salah satu faktor kunci agar pertumbuhan fisik maupun perkembangan kemampuan kognitif dan intelektual anak bertumbuh dengan baik," harapnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gowa , Taufik Mursad mengatakan Rembuk Stunting merupakan satu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama antara stakeholder terkait.
"Kegiatan ini menghadirkan perwakilan stakheolder yang terlibat seperti 36 OPD, 18 camat, 26 kepala Puskesmas dan 167 perwakilan desa/kelurahan baik yang mengikuti secara langsung maupun virtual zoom yang bertujuan menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting," jelasnya.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan menyebut, Angka tersebut membawa daerah yang dipimpinnya itu, berhasil meraih peringkat pertama di Sulawesi Selatan sebagai daerah yang melakukan percepatan penurunan angka stunting.
Meski demikian lanjut Adnan, Pemkab Gowa terus berkomitmen menurunkan angka stunting di Kabupaten Gowa. Salah satunya dengan melakukan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Gowa yang menghadirkan seluruh stakeholder.
Adnan menekankan, agar rembuk ini menghasilkan program yang konkrit dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Gowa . Pasalnya stunting merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
"Kita mau dengan dilakukannya rembuk ini ada persamaan persepsi, khususnya membuat program nyata agar bisa melihat stunting di Gowa menurun bahkan menghilang," ungkapnya, Jumat, (28/5/2021).
Dikatakan Adnan dalam memajukan Sumber Daya Manunisa (SDM) yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk mampu bersaing baik dengan bangsa lain, mengingat persaingan global semakin wajib diperhitungkan.
Namun dengan kualitas kemampuan individu yang rendah akan berdampak pada minimnya produktivitas dan daya saing anak-anak bangsa sebagai sumberdaya yang diandalkan.
Dirinya mengatakan, tentu masyarakat tidak ingin anak-anak tumbuh dengan kekurangan gizi yang berakibat dengan tumbuh kembang anak.
"Masyarakat Gowa harus sehat, cerdas dan kreatif yang dimulai dari 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak, sehingga bisa bersama-sama bersatu membangun Gowa lebih maju dan sejahtera di masa yang akan datang," tambahnya.
Lebih lanjut, Adnan menegaskan permasalahan stunting bisa diselesaikan dengan kolaborasi dan kerjasama dari seluruh pihak. Apalagi Presiden RI, Joko Widodo menargetkan angka prevalensi stunting berada di angka 14 persen pada tahun 2024, dimana angka prevalensi stunting nasional pada tahun 2019 lalu sebesar 27, 6 persen.
"Perhatian yang serius dari seluruh pihak sangat dibutuhkan seperti upaya konvergensi dan sinergitas melalui program dan kegiatan yang efektif dan efisien di masing-masing instansi menjadi salah satu faktor kunci agar pertumbuhan fisik maupun perkembangan kemampuan kognitif dan intelektual anak bertumbuh dengan baik," harapnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gowa , Taufik Mursad mengatakan Rembuk Stunting merupakan satu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama antara stakeholder terkait.
"Kegiatan ini menghadirkan perwakilan stakheolder yang terlibat seperti 36 OPD, 18 camat, 26 kepala Puskesmas dan 167 perwakilan desa/kelurahan baik yang mengikuti secara langsung maupun virtual zoom yang bertujuan menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting," jelasnya.
(agn)