Trem Otonom, Transportasi Masa Depan yang Cocok untuk Surabaya
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali melirik moda transportasi Autonomous Rail Rapid Transit (ART) yang bisa dipakai di kota besar. Kajian penelitian terkait implementasi ART atau yang akrab dikenal dengan Trem Otonom di Kota Surabaya dan sekitarnya bisa mencegah kemacetan dan menjaga konektifitas antar daerah.
Ketua Tim Penelitian ART Kota Surabaya Ir Hera Widyastuti MT PhD menuturkan, Trem Otonom merupakan salah satu jenis angkutan kereta perkotaan baru yang menggunakan ban karet dan marka di sepanjang jalan, berbeda dengan rel kereta api pada umumnya.
“Trem ini akan berjalan pada lintasan yang autonomous dengan dilengkapi Global Positioning System (GPS) serta sensor yang bisa terus dideteksi,” kata Hera, Jumat (28/5/2021).
Ia melanjutkan, tim yang terbentuk untuk menjalankan arahan Peraturan Presiden (Perpres) No. 80 Tahun 2019 di bawah Balitbanghub ini telah merencanakan tiga alternatif trase sebagai rute perjalanan ART.
Adapun rute tersebut meninjau dari instruksi Perpres, yakni melewati Pelabuhan Kamal, Stasiun Bangkalan, dan Stasiun Surabaya Pasar Turi. “Salah satunya, dimulai dari Pasar Turi kemudian melewati Jembatan Suramadu dan kembali lagi ke Pasar Turi,” jelasnya.
Dosen Departemen Teknik Sipil ITS ini menambahkan, rute tersebut belum sampai pada tahap fiksasi dan masih memungkinan untuk digabungkan dengan rute lain yang bisa terhubung ke Sidoarjo.
Dosen pengampu Laboratorium Transportasi dan Material Perkerasan Departemen Teknik Sipil ITS tersebut mengungkapkan bahwa masih terdapat kemungkinan rute untuk berkembang melewati jalur lain dengan mempertimbangkan geometrik dan permintaan masyarakat.
Kepala Balitbanghub Umar Aris mengatakan, selama ini telah dilakukan studi secara komprehensif dalam kerangka regulasi perencanaan Trem Otonom ini. Dalam hal ini, telah dibahas mengenai aspek teknis, keterjangkauan, dan ekonomis.
“Seterusnya, studi lebih lanjut akan membahas mengenai aspek implementasi, termasuk di antaranya adalah rute perjalanannya sesuai arahan pemerintah daerah,” ungkapnya.
Ketua Tim Penelitian ART Kota Surabaya Ir Hera Widyastuti MT PhD menuturkan, Trem Otonom merupakan salah satu jenis angkutan kereta perkotaan baru yang menggunakan ban karet dan marka di sepanjang jalan, berbeda dengan rel kereta api pada umumnya.
“Trem ini akan berjalan pada lintasan yang autonomous dengan dilengkapi Global Positioning System (GPS) serta sensor yang bisa terus dideteksi,” kata Hera, Jumat (28/5/2021).
Ia melanjutkan, tim yang terbentuk untuk menjalankan arahan Peraturan Presiden (Perpres) No. 80 Tahun 2019 di bawah Balitbanghub ini telah merencanakan tiga alternatif trase sebagai rute perjalanan ART.
Adapun rute tersebut meninjau dari instruksi Perpres, yakni melewati Pelabuhan Kamal, Stasiun Bangkalan, dan Stasiun Surabaya Pasar Turi. “Salah satunya, dimulai dari Pasar Turi kemudian melewati Jembatan Suramadu dan kembali lagi ke Pasar Turi,” jelasnya.
Dosen Departemen Teknik Sipil ITS ini menambahkan, rute tersebut belum sampai pada tahap fiksasi dan masih memungkinan untuk digabungkan dengan rute lain yang bisa terhubung ke Sidoarjo.
Dosen pengampu Laboratorium Transportasi dan Material Perkerasan Departemen Teknik Sipil ITS tersebut mengungkapkan bahwa masih terdapat kemungkinan rute untuk berkembang melewati jalur lain dengan mempertimbangkan geometrik dan permintaan masyarakat.
Kepala Balitbanghub Umar Aris mengatakan, selama ini telah dilakukan studi secara komprehensif dalam kerangka regulasi perencanaan Trem Otonom ini. Dalam hal ini, telah dibahas mengenai aspek teknis, keterjangkauan, dan ekonomis.
“Seterusnya, studi lebih lanjut akan membahas mengenai aspek implementasi, termasuk di antaranya adalah rute perjalanannya sesuai arahan pemerintah daerah,” ungkapnya.
(don)