Jelang Berakhirnya Relaksasi Impor, Harga Bawang Putih Terancam Naik

Sabtu, 23 Mei 2020 - 17:13 WIB
loading...
Jelang Berakhirnya Relaksasi Impor, Harga Bawang Putih Terancam Naik
Berkah harga murah yang dinikmati masyarakat kembali terusik dengan mulai naiknya harga bawang putih di pasar. (Foto/Ist)
A A A
JAKARTA - Sejak sebulan terakhir harga bawang putih dan bombay yang sempat melonjak tinggi akhirnya kembali turun dan stabil di rata-rata Rp20.000 per kilogram (kg).

Namun, berkah harga murah yang dinikmati masyarakat kembali terusik dengan mulai naiknya harga bawang putih di pasar.

Informasi yang dihimpun, kondisi harga di pasar Beringharjo Yogyakarta harga bawang putih H-3 sebelum Idul Fitri mulai naik Rp1000. Bawang putih sinco naik dari Rp18.000 jadi Rp19.000 per kg. Bawang putih kating naik dari Rp22.000 jadi Rp23.000 per kg. ( BACA JUGA: Dirut Bulog: Stabilisasi Harga Beras dan Gula Lancar)

Di Surabaya harga dari importir ke distributor per 16 Mei 2020 masih Rp. 10.500 per kg. Tetapi pada 20 Mei 2020 sudah naik Rp12.500 per kg.

Naiknya harga bawang putih ini dipicu oleh akan berakhirnya masa pelonggaran impor yang ditetapkan melalui Permendag Nomor 27 Tahun 2020.

Namun di Jakarta, Menurut salah satu ketua Asosiasi Pedagang Pasar Induk Kramat Jati haji Anas, jelang H-1 Idul Fitri harga bawang putih di Jakarta masih stabil. Stabilnya harga tersebut karena kebijakan pelonggaran impor dari pemerintah.

"Kondisi sekarang harga murah dan stabil, bawang putih jenis kating kami jual Rp. 15.000 per kilogram, kalau sudah dikupas Rp18.000 per kilogram, sedangkan jenis banci atau honan lebih murah, kami jual seharga Rp12.000," ungkap Anas kepada media di Jakarta, Sabtu (23/5).

Anas berharap, kebijakan relaksasi impor yang diberlakukan oleh pemerintah ini untuk selamanya, tidak cukup hanya saat pandemi saja, karena kebijakan relaksasi tersebut terbukti dan berhasil menurunkan harga bawang putih.

"Mudah mudahan seperti ini terus, ini perlu kita kawal terus, jangan sampai pengusaha bikin ulah lagi, selalu membisiki penjabat kita. sehingga harga mahal dan bikin susah rakyat banyak," tegas Anas.

Oleh karena itu, lanjut Anas, dirinya sangat tidak setuju jika pemerintah kembali menghilangkan relaksasi impor tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1395 seconds (0.1#10.140)