Jangan Sepelekan Kebiasaan Mager, Ini Penjelasan Dokter Siloam Hospitals

Rabu, 26 Mei 2021 - 21:22 WIB
loading...
Jangan Sepelekan Kebiasaan...
Dokter spesialis Christopher Andrian, M. Gizi, Sp.GK mengingatkan bahaya kebiasaan mager alias malas bergerak. Foto ilustrasi
A A A
BOGOR - Dokter spesialis gizi klinik Siloam Hospitals TB Simatupang, dr. Christopher Andrian, M. Gizi, Sp.GK mengingatkan 'Kaum Rebahan' akan bahaya kebiasaan mager alias malas bergerak. Dia mengatakan aktivitas harian lebih sering duduk atau berbaring seperti menonton TV, bermain gadget dan bekerja di depan komputer/laptop memiliki resiko yang tinggi.

"Malas bergerak dalam jangka waktu panjang dapat meningkatkan resiko penyakit tidak menular atau PTM. Misalnya akan menimbulkan penyakit obesitas, kolesterol tinggi, diabetes dan penyakit jantung bahkan stroke," tutur dr. Christopher Andrian, M. Gizi, Sp.GK., melalui edukasi secara langsung di akun Instagram milik Siloam Hospitals TB Simatupang, Selasa (25/05/2021) di Jakarta.

Adapun istilah mager bukan sesuatu yang asing lagi bagi masyarakat saat ini. "Bahkan penggunaannya sangat umum ditemukan pada percakapan sehari-hari terutama bagi kaum rebahan (istilahnya)", ujar dokter yang akrab disapa Chris itu. Baca juga: Jangan Sepelekan Anak Jadi Malas Gerak

Lantas, apa yang harus dilakukan untuk menghindarkan diri dari gaya hidup ini? Dari data, angka kematian lebih tinggi bagi kalangan orang yang kurang melakukan aktivitas fisik tersebut. Hal ini, jelasnya, terjadi karena adanya ketidakseimbangan dengan asupan yang dikonsumsi dan kalori yang kita keluarkan."Yang terjadi adalah lebih seringnya asupan yang masuk tanpa diimbangi dengan olahraga, maka akan berdampak timbulnya berbagai penyakit," ungkap dokter Chris.

Guna meniadakan ketidakseimbangan asupan yang dikonsumsi dengan kadar kalori minim yang dikeluarkan, maka pola makan dan aktivitas fisik dengan rutin berolahraga merupakan solusi yang patut dijalankan. Beraktivitas sehari-hari seperti mengerjakan pekerjaan rumah tidak bisa disamakan dengan berolahraga.

"Yang dibutuhkan untuk membakar kalori dan lemak dalam berolahraga adalah meningkatkan denyut jantung agar bisa memompa darah secara konstan selama 30-45 menit dalam sehari," ungkap Christopher Andrian.

Untuk pola makan yang sehat, yang perlu diingat adalah batasi penggunaan lemak. Caranya, yaitu dengan memastikan hanya satu kali dalam mengkonsumsi menu yang digoreng dan berhenti makan sebelum merasa kenyang.

Selanjutnya, dokter Chris mengingatkan agar mengonsumsi air putih 8 gelas sehari atau total 2 liter. Sedangkan bagi penikmat kopi, direkomendasikan 200mg kafein per harinya atau setara dengan 2 sendok makan.

"Untuk penggunaan konsumsi kopi, gula, dan suplemen, karena jika dikonsumsi dalam waktu lama akan memperberat kinerja jantung. Kurangi asupan secara bertahap, bagi yang biasa minum kopi 3 sampai 4 gelas sehari menjadi 2 sampai 3 gelas sehari, atau bisa diencerkan komposisinya," katanya mengingatkan.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2585 seconds (0.1#10.140)