Generasi Z dan Milenial Membengkak, Jateng Antisipasi Bonus Demografi

Rabu, 19 Mei 2021 - 21:07 WIB
loading...
Generasi Z dan Milenial Membengkak, Jateng Antisipasi Bonus Demografi
Para narasumber saat berbicara dalam Prime Topic MNC Trijaya FM bertema Bangkitlah Pemuda Kita Generasi yang Tangguh di Hotel Pesonna Semarang, Rabu (19/5/2021).
A A A
SEMARANG - Penduduk Jawa Tengah (Jateng) saat ini didominasi oleh generasi Z dan milenial . Jumlah pemuda dan pemudi di Jateng yang berusia 16-30 tahun tercatat ada 7,6 juta. Rinciannya, 3,8 juta di antaranya pemudi.

Sementara jumlah pemuda 100.000 lebih sedikit dari pemudi. Katrena itu, Jateng mesti benar-benar mengantisipasi bonus demografi agar tak menjadi persoalan ke depannya.

Baca juga: Kendal Gempar, Beredar Video Bu Kadus Asyik Telanjang Bersama Teman Pria di Kamar Hotel

Anggota Komisi E DPRD Jateng dari Fraksi Gerindra, Yudi Indras Wiendarto mengatakan, persentase penduduk Jateng sudah mulai lebih besar anak-anak mudanya dibanding angkatan tua. Berdasarkan catatan dari BPS Jateng, generasi Z di Jateng mencapai 25,3 persen. Sementara generasi milenial sebanyak 24,93 persen.

Generasi Z adalah mereka yang lahir pada 1997-2012 dan Generasi Milenial lahir pada 1981-1996. Dengan demikian, Jateng didominasi oleh usia produktif.

“Jumlah anak-anak muda kita itu banyak sekali. Pembangunan kepemudaan tak boleh hanya menyasar fisik, tapi juga SDM dan karakter mereka,” kata Yudi Indras saat berbicara dalam Prime Topic MNC Trijaya FM bertema Bangkitlah Pemuda Kita Generasi yang Tangguh di Hotel Pesonna Semarang, Rabu (19/5/2021).

Hadir dua narasumber lainnya adalah Sekretaris Disporapar Jateng, Sulistyo dan Ketua Prodi Antropologi Sosial FIB Undip, Dr Amirudin.

Baca juga: Suka Fantasi Seksual, Oknum Guru SMA Sering Minta Foto Seksi Siswinya

Sementara itu untuk komposisi penduduk lainnya, yakni generasi X sebanyak 22,53 persen (1965-1980), generasi baby boomer 14,18 persen (1946-1964) dan generasi post gen Z 10,61 persen (2013- sekarang). Sementara total penduduk Jateng sebanyak 36,52 juta jiwa.

Hal pertama yang mesti ditanamkan pada mereka adalah rasa memiliki NKRI. Untuk itu mereka harus mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif. Mereka juga diajak menjadi subjek dalam pembangunan di wilayahnya. Untuk itu kreativitas juga sangat ditanamkan.

“Selanjutnya, harus ditanamkan rasa tanggung jawab. Mereka harus dibekali dengan kemampuan beradaptasi dengan eranya. Karena saat ini teknologi menjadi bekal wajib, maka harus dikuasai. Tanggung jawab sosial juga mesti ditanamkan,” katanya.

Sekretaris Disporapar Jateng, Sulistyo mengatakan sesuai undang-undang tentang kepemudaan, pemuda berusia 16-30 tahun.

Saat ini, pembangunan yang telah dilakukan oleh dinas mencakup fisik dan SDM. Mulai dari wawasan kebangsaan, bela negara, hingga menerjunkan pemuda di pedesaan melalui program PKKP (Pengembangan Kepedulian dan Kepeloporan Pemuda).

Ketua Prodi Antropologi Sosial FIB Undip, Dr Amirudin mengatakan pemuda harus ditempatkan sebagai aktor dalam pembangunan. Hal itu bertujuan mewujudkan pemuda yang tangguh. Langkah selanjutnya adalah memahamkan pemuda akan sejarah bangsa.

“Memang masih ada persoalan dalam pendidikan kita, soal mutu dan disparitas. Tapi tak boleh hanya menyoal hal itu. Harus diwujudkan generasi yang tangguh. Jadikan pemuda sebagai subjek, paham sejarah dan mampu beradaptasi,” katanya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1707 seconds (0.1#10.140)