Duh Miris! Ternyata Tingkat Pendidikan Perempuan Milenial Jabar Hanya SMP

Kamis, 06 Mei 2021 - 15:08 WIB
loading...
Duh Miris! Ternyata...
Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah Kuswardani menjelaskan perempuan milenial di Jabar mayoritasnya hanya memiliki tingkat pendidikan SMP. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Perempuan milenial di Jawa Barat (Jabar) ternyata mayoritasnya hanya memiliki tingkat pendidikan sekolah menengah pertama (SMP). Kondisi ini mengungkap rendahnya tingkat pendidikan perempuan di Jabar.

Baca juga: Non! Simak Nih 'Petuah' Sri Mulyani buat Perempuan Milenial

Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2020, jumlah generasi milenial di Jabar mencapai 12,65 juta jiwa. Dari jumlah tersebut dan hampir separuhnya (49,23%) adalah perempuan.

Baca juga: Sok Jagoan, Bermodal Baju Jatanras Pemborong Bangunan Ini Mengaku Polisi

Namun sayangnya, dari sisi pendidikan, rata-rata lama sekolah perempuan milenial Jabar hanya 10,11 tahun. Atau sama dengan taman SMP dan melanjutkan pendidikan SMA hanya sampai kelas 2. Di kelas dua, perempuan milenial ini diduga putus sekolah.

"Dari perempuan milenial itu, hanya 54,73% yang taman SMP. Smenatra perempuan milenial yang tamat SMA dan Perguruan Tinggi hanya sebesar 45,27%," kata Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan saat webinar dengan tema “Kiprah Perempuan Milenial dalam Pembangunan”, Kamis, (6/5/2021).

Atas data tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa masih adanya kesenjangan antara perempuan dan laki-laki walaupun mereka lahir sebagai generasi milenial. Kesenjangan ini juga terjadi antara perempuan milenial di perkotaan dan perdesaan. Di mana, perempuan dengan tingkat pendidikan SMP mayoritas ada di pedesaan.

Menurut dia, webinar ini sendiri digelar sebagai upaya mendorong perempuan lebih maju, seiring peringatan Hari Kartini April lalu. Selain itu, dan rangka menyosialisasikan pemanfaatan data yang dihasilkan BPS kepada masyarakat Indonesia seperti SP2020. Sehingga dapat memberikan gambaran partisipasi perempuan dalam pendidikan dan perekonomian.

Sementara itu, menurut Antik Bintari sebagai peneliti riset gender, terkait pemberdayaan perempuan dan kesetaraan pendidikan, dimana isu perempuan merupakan isu lintas sektoral.

Terdapat lima cara untuk memberdayakan perempuan salah satunya menyediakan pendidikan. Karena pendidikan bagi perempuan merupakan titik awal perubahan kehidupan perempuan yang berdampak pada kemajuan masyarakat yang lebih luas. Antik juga menyampaikan berbagai isu dan persoalan ketidaksetaraan pendidikan yang dihadapi oleh perempuan.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2152 seconds (0.1#10.140)