Tangis Kartini PMI Asal Jateng Pecah saat Bertemu dan Berdialog dengan Gubernur Jatim
loading...
A
A
A
SURABAYA - Tangis haru Kartini seketika pecah saat dikunjungi dan diajak berdialog dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya , Rabu (5/5/2021), yang menjadi lokasi karantina 4.092 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari berbagai negara.
Kartini adalah satu di antaranya, dia pun semakin haru karena mendapat rejeki uang Rp2 juta dari gubernur Khofifah. Uang tersebut, sebagai biaya ganti sewa travel pulang ke daerah asalnya, Jawa Tengah. “Terima kasih Bu gubernur, karena bisa membantu kepulangan kita dari luar negeri. Sehingga, nanti saya bisa bertemu dengan keluarga,” tuturnya.
Perempuan asal Jateng itu bernasib sama dengan 4.092 PMI dari berbagai negara yang berasal dari Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng) dan Kalimantan.
PMI lain bernama Sawal mengaku berasal dari Batang, Jateng. Pria berusia 42 tahun itu merupakan PMI dari Brunei Darussalam. Dia terpaksa pulang karena kontrak kerja habis setelah 10 tahun mencari nafkah di Brunei Darussalam.
Sawal tiba di Surabaya pada 2 Mei 2021. Saat kepulangan, dia menjalani serangkaian tes kesehatan dan swab PCR. Hasilnya negatif. Dari Brunei Darussalam langsung terbang menuju Juanda Surabaya. Selanjutnya, dia harus mengisi data kemudian menjalani Swab PCR dan karantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. “Tunggu hasilnya keluar, baru boleh balik. Cakapnya macam itu,” katanya, Rabu (5/5/2021).
Khofifah meminta Kadinkes Jatim memberikan surat keterangan dan Kadishub Jatim agar membekali surat perjalanan para PMI asal luar provinsi Jatim. Sebab, besok 6 Mei 2021 larangan mudik mulai berlaku. Sebab, tidak semua PMI luar Jatim mendapat bantuan seperti rombongan Kartini. “Saya minta Kadishub melakukan koordinasi lintas provinsi,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga melakukan sidak dari ujung ke ujung Asrama Haji. Orang nomor satu di Jatim itu ingin nemastikan rombongan PMI memperoleh penanganan pelayanan kesehatan dan logistik.
Kartini adalah satu di antaranya, dia pun semakin haru karena mendapat rejeki uang Rp2 juta dari gubernur Khofifah. Uang tersebut, sebagai biaya ganti sewa travel pulang ke daerah asalnya, Jawa Tengah. “Terima kasih Bu gubernur, karena bisa membantu kepulangan kita dari luar negeri. Sehingga, nanti saya bisa bertemu dengan keluarga,” tuturnya.
Perempuan asal Jateng itu bernasib sama dengan 4.092 PMI dari berbagai negara yang berasal dari Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng) dan Kalimantan.
PMI lain bernama Sawal mengaku berasal dari Batang, Jateng. Pria berusia 42 tahun itu merupakan PMI dari Brunei Darussalam. Dia terpaksa pulang karena kontrak kerja habis setelah 10 tahun mencari nafkah di Brunei Darussalam.
Sawal tiba di Surabaya pada 2 Mei 2021. Saat kepulangan, dia menjalani serangkaian tes kesehatan dan swab PCR. Hasilnya negatif. Dari Brunei Darussalam langsung terbang menuju Juanda Surabaya. Selanjutnya, dia harus mengisi data kemudian menjalani Swab PCR dan karantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. “Tunggu hasilnya keluar, baru boleh balik. Cakapnya macam itu,” katanya, Rabu (5/5/2021).
Khofifah meminta Kadinkes Jatim memberikan surat keterangan dan Kadishub Jatim agar membekali surat perjalanan para PMI asal luar provinsi Jatim. Sebab, besok 6 Mei 2021 larangan mudik mulai berlaku. Sebab, tidak semua PMI luar Jatim mendapat bantuan seperti rombongan Kartini. “Saya minta Kadishub melakukan koordinasi lintas provinsi,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga melakukan sidak dari ujung ke ujung Asrama Haji. Orang nomor satu di Jatim itu ingin nemastikan rombongan PMI memperoleh penanganan pelayanan kesehatan dan logistik.
(nic)