Cegah KIPI Guru Sukabumi Terulang, Satgas COVID-19 Jabar Minta Proses Skrining Lebih Lengkap

Selasa, 04 Mei 2021 - 10:59 WIB
loading...
Cegah KIPI Guru Sukabumi Terulang, Satgas COVID-19 Jabar Minta Proses Skrining Lebih Lengkap
Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Jabar Daud Achmad. Foto/Humas Jabar
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 memfasilitasi SA (31), guru di Kabupaten Sukabumi yang sebelumnya dikabarkan lumpuh usai menjalani vaksinasi COVID-19.

Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Jabar Daud Achmad menyatakan, pihaknya siap memfasilitasi SA selama menjalani perawatan di Kota Bandung dengan mengakomodasi SA di rumah singgah yang dikelola Jabar Bergerak maupun Dinas Sosial.

Daud meminta, kasus SA yang ternyata tidak ada kaitannya dengan efek samping vaksin untuk disebarluaskan kepada masyarakat dengan berbagai saluran media sosial milik pemerintah maupun bantuan media massa.

"Kami pastikan bahwa vaksin ini aman. Kalau pun ada KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) seperti di Sukabumi ini ternyata bukan karena vaksin melainkan karena GBS," tegas Daud, Selasa (4/5/2021).

"Diharapkan, dengan masih panjangnya proses vaksinasi COVID-19 di Jabar maupun dunia, proses skrining ke depan lebih lengkap lagi," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Jabar, Marion Siagian mengatakan sejak vaksinasi digelar, terdapat 107 KIPI ringan dan 36 serius. KIPI ringan mayoritas ngantuk, merah di tempat penyuntikan, dan lapar.

"Ke 36 KIPI serius itu sudah diaudit dan tidak ada yang berhubungan langsung akibat vaksin COVID-19," kata Marion.

Marion pun berharap, kasus SA merupakan kasus terakhir pada KIPI di Jabar dan tidak ada lagi kasus KIPI ringan maupun berat.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Dewi Sartika menyebutkan, vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan di Jabar periode 14 Januari-2 Mei 2021 sudah meencapai 100 persen untuk dosis pertama, sedangkan dosis kedua baru mencapai 92 persen dari total sekitar 180.000 tenaga kesehatan.

Adapun vaksinasi tahap kedua menyasar 4,4 juta lansia dan 2,195 juta pelayanan publik. Diakuinya, lansia yang sudah divaksin hingga kini masih rendah atau baru 7,54 persen yang telah mendapatkan dosis pertama dan 4 persen dosis kedua.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1657 seconds (0.1#10.140)