Realisasi Investasi Jawa Timur Triwulan I 2021 Kalah dari Jawa Barat
loading...
A
A
A
SURABAYA - Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) merilis data capaian realisasi investasi pada Triwulan I atau periode Januari – Maret untuk tahun 2021 sebesar Rp219,7 triliun. Capaian tersebut naik 4,3% jika dibandingkan triwulan I tahun 2020. Sedangkan jika dibandingkan dengan periode triwulan sebelumnya, meningkat sebesar 2,4%.
Pertumbuhan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada triwulan I 2021 naik 4,2%, dari Rp103,6 triliun di triwulan IV 2020 menjadi Rp 108,0 triliun di triwulan I 2021. Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan I 2021 sebesar Rp111,7 triliun, naik 14,0% dibanding triwulan I 2020 yang sebesar Rp98,0 triliun. Realisasi investasi PMA mencapai 50,8% dari capaian realisasi triwulan I tahun 2021.
Baca juga: Ustaz Abdul Somad Resmi Menikahi Fattimah Azzahra
BKPM juga mencatat, realisasi investasi, baik PMDN maupun PMA, berdasarkan lokasi proyek paling tinggi adalah Jawa Barat yang mencapai Rp37,1 triliun . Disusul DKI Jakarta sebesar Rp23,3 triliun, Jawa Timur sebesar Rp17,0 triliun, Banten sebesar Rp14,8 triliun dan Jawa Tengah sebesar Rp12,3 triliun.
Berdasarkan lokasi proyek, 5 besar realisasi investasi PMDN adalah Jawa Barat sebesar Rp16,0 triliun, Jawa Timur Rp10,0 triliun, DKI Jakarta Rp8,7 triliun, Jawa Tengah Rp8,4 triliun dan Banten Rp7,0 triliun.
Sedangkan lokasi proyek 5 besar realisasi investasi PMA adalah Jawa Barat sebesar USD1,4 miliar, DKI Jakarta sebesar USD1,0 miliar, Sulawesi Tengah USD0,6 miliar, Riau USD0,6 miliar dan Sulawesi Tenggara USD0,5 miliar.
Baca juga: Pemprov Jatim Raih SAKIP Predikat A Tujuh Tahun Berturut-Turut, Ini Kata Khofifah
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jatim, Aris Mukiyono mengatakan, tahun ini Pemprov Jawa Timur menargetkan realisasi investasi mencapai Rp100 triliun.
Jumlah itu naik sekitar 25% dibanding realisasi investasi di 2020 yang mencapai Rp78 triliun. “Kami optimistis target tersebut bisa tercapai. Indikatornya adalah, bergeraknya aktivitas ekonomi pasca pandemi,” katanya.
Lalu, lanjut dia, program vaksinasi, serta adanya sejumlah perusahaan yang izin usaha yang sudah beroperasi 2021. Sejumlah proyek juga berjalan. Seperti pembangunan Bandara Kediri yang sudah pembebasan lahan.
Selain itu, kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) juga menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Manufaktur dan Teknologi Tinggi yang diharapkan bisa menarik investor asing dengan perusahaan berteknologi tinggi.
“Rencananya di JIIPE akan ada investor dari Taiwan. Ini akan menggenjot investasi Jatim, bahkan di daerah-daerah juga tertarik untuk membuat kawasan industri seperti di Nganjuk dan Ngawi,” ujarnya.
Dari total target investasi, kata dia, kontributor terbesar masih dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yakni 70% dan 30 persen merupakan PMA. Untuk PMA sendiri paling banyak dilakukan oleh Singapura. Bahkan, investasi Singapura mendominasi 80% dari total PMA.
"Kenapa investasi dari Singapura ke Jatim besar, bisa saja mereka asal negara lain dengan basis perusahaan di Singapura,” tandasnya.
Dia menambahkan, daerah terbesar untuk investasi PMA yakni Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto. Dia pun memastikan, proses perizinan investasi di Jatim akan lebih dipermudah guna menarik investor. “Investasi di Jatim sangat menarik karena semua infrastruktur penunjang ada semua. Mulai jalan tol hingga pelabuhan yang besar," imbuhnya.
Pertumbuhan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada triwulan I 2021 naik 4,2%, dari Rp103,6 triliun di triwulan IV 2020 menjadi Rp 108,0 triliun di triwulan I 2021. Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan I 2021 sebesar Rp111,7 triliun, naik 14,0% dibanding triwulan I 2020 yang sebesar Rp98,0 triliun. Realisasi investasi PMA mencapai 50,8% dari capaian realisasi triwulan I tahun 2021.
Baca juga: Ustaz Abdul Somad Resmi Menikahi Fattimah Azzahra
BKPM juga mencatat, realisasi investasi, baik PMDN maupun PMA, berdasarkan lokasi proyek paling tinggi adalah Jawa Barat yang mencapai Rp37,1 triliun . Disusul DKI Jakarta sebesar Rp23,3 triliun, Jawa Timur sebesar Rp17,0 triliun, Banten sebesar Rp14,8 triliun dan Jawa Tengah sebesar Rp12,3 triliun.
Berdasarkan lokasi proyek, 5 besar realisasi investasi PMDN adalah Jawa Barat sebesar Rp16,0 triliun, Jawa Timur Rp10,0 triliun, DKI Jakarta Rp8,7 triliun, Jawa Tengah Rp8,4 triliun dan Banten Rp7,0 triliun.
Sedangkan lokasi proyek 5 besar realisasi investasi PMA adalah Jawa Barat sebesar USD1,4 miliar, DKI Jakarta sebesar USD1,0 miliar, Sulawesi Tengah USD0,6 miliar, Riau USD0,6 miliar dan Sulawesi Tenggara USD0,5 miliar.
Baca juga: Pemprov Jatim Raih SAKIP Predikat A Tujuh Tahun Berturut-Turut, Ini Kata Khofifah
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jatim, Aris Mukiyono mengatakan, tahun ini Pemprov Jawa Timur menargetkan realisasi investasi mencapai Rp100 triliun.
Jumlah itu naik sekitar 25% dibanding realisasi investasi di 2020 yang mencapai Rp78 triliun. “Kami optimistis target tersebut bisa tercapai. Indikatornya adalah, bergeraknya aktivitas ekonomi pasca pandemi,” katanya.
Lalu, lanjut dia, program vaksinasi, serta adanya sejumlah perusahaan yang izin usaha yang sudah beroperasi 2021. Sejumlah proyek juga berjalan. Seperti pembangunan Bandara Kediri yang sudah pembebasan lahan.
Selain itu, kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) juga menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Manufaktur dan Teknologi Tinggi yang diharapkan bisa menarik investor asing dengan perusahaan berteknologi tinggi.
“Rencananya di JIIPE akan ada investor dari Taiwan. Ini akan menggenjot investasi Jatim, bahkan di daerah-daerah juga tertarik untuk membuat kawasan industri seperti di Nganjuk dan Ngawi,” ujarnya.
Dari total target investasi, kata dia, kontributor terbesar masih dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yakni 70% dan 30 persen merupakan PMA. Untuk PMA sendiri paling banyak dilakukan oleh Singapura. Bahkan, investasi Singapura mendominasi 80% dari total PMA.
"Kenapa investasi dari Singapura ke Jatim besar, bisa saja mereka asal negara lain dengan basis perusahaan di Singapura,” tandasnya.
Dia menambahkan, daerah terbesar untuk investasi PMA yakni Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto. Dia pun memastikan, proses perizinan investasi di Jatim akan lebih dipermudah guna menarik investor. “Investasi di Jatim sangat menarik karena semua infrastruktur penunjang ada semua. Mulai jalan tol hingga pelabuhan yang besar," imbuhnya.
(msd)