Dua Bozem Dikebut untuk Atasi Banjir Kota
loading...
A
A
A
SURABAYA - Di tengah pandemi COVID-19 dan banyak anggaran yang direfocusing, pembangunan dua bozem, yaitu Bozem Tubanan dan Bozem Telaga Manukan terus dikebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati menuturkan, ada beberapa proyek yang direncanakannya harus ditunda karena ada refocusing anggaran.
Salah satu proyek yang harus tertunda adalah proyek lanjutan box culvert dan jalan di sisi barat Surabaya, termasuk pula beberapa proyek pedestrian di sejumlah tempat.
“Akibat refocusing anggaran, memang ada beberapa proyek yang harus ditunda. Namun, proyek yang bisa dikerjakan secara swakelola atau dikerjakan sendiri oleh Satgas PU, maka kami lanjutkan termasuk yang kami lanjutkan adalah dua bozem, yaitu di Tubanan dan Telaga Manukan,” kata Erna, Selasa (27/4/2021).
Ia melanjutkan, dua pembangunan bozem ini merupakan tindaklanjut sidak Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di awal-awal menjabat Wali Kota Surabaya.
Kala itu, ia mencoba menelusuri beberapa saluran yang menyebabkan banjir di wilayah Kantor Imigrasi Kelas 1 Tanjung Perak dan sekitarnya.
“Ternyata saat itu ada tanah luas yang bisa dijadikan bozem, sehingga Pak Wali Kota langsung meminta kami untuk membuat bozem di dua tempat yang berbeda. Kalau dua bozem ini sudah jadi, maka airnya tidak akan bersatu lagi di depan Imigrasi, sehingga genangan di wilayah Imigrasi itu bisa diantisipasi,” tegasnya.
Ia memastikan, pembangunan dua bozem itu terus dilakukan pengerukan oleh Satgas Dinas PU Bina Marga dan Pematusan.
Rencananya, Bozem Tubanan itu luasnya 3 hektare dan Bozem Telaga Manukan luasnya sekitar 1 hektare.
“Kalau kedalamannya semuanya hampir sama, yaitu 3 meter kubik, karena khawatir kalau terlalu dalam, khawatir ada apa-apa,” ujarnya.
Selama ini, katanya, Pemkot Surabaya sudah membangun bozem sebanyak 72, sehingga kalau ditambah dua bozem lagi pada tahun ini, berarti total bozem di Surabaya menjadi 74 bozem. Volume masing-masing bozem itu berbeda-beda, tergantung ketersediaan lahan.
“Kalau yang 72 bozem itu total luasannya mencapai 147,5 hektar dengan total volume mencapai 6.164.889 meter kubik,” tegasnya.
Erna mengaku saat ini masyarakat sudah semakin sadar akan pentingnya bozem untuk menampung air pada saat hujan deras.
Makanya, semakin banyak warga mengusulkan dan meminta supaya daerahnya dibangun bozem. Padahal, dulu banyak warga yang menolak pembangunan bozem itu karena berbagai alasan, termasuk alasan pembebasan tanah.
“Kalau sekarang sudah banyak yang sadar fungsi bozem. Malah sekarang ada warga yang meminta untuk dibuatkan jembatan dan gazebo di tengah-tengah bozem itu, sehingga bisa dijadikan tempat untuk memancing,” imbuhnya.
Baca juga: Disnakertrans Jawa Timur Buka 55 Posko Pengaduan THR
Ia juga memastikan bahwa pembangunan bozem di berbagai titik di Kota Surabaya ini untuk mengantisipasi terjadinya global warming yang sudah mulai dirasakan di belahan dunia, mulai dari banjir dimana-mana hingga bencana kekeringan.
Baca juga: Kapasitas Overload, Anggota Komisi III DPR RI Dukung Perluasan Rutan Medaeng
“Namun, yang paling utama memang untuk antisipasi banjir, karena ini sangat membantu untuk menampung air,” katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati menuturkan, ada beberapa proyek yang direncanakannya harus ditunda karena ada refocusing anggaran.
Salah satu proyek yang harus tertunda adalah proyek lanjutan box culvert dan jalan di sisi barat Surabaya, termasuk pula beberapa proyek pedestrian di sejumlah tempat.
“Akibat refocusing anggaran, memang ada beberapa proyek yang harus ditunda. Namun, proyek yang bisa dikerjakan secara swakelola atau dikerjakan sendiri oleh Satgas PU, maka kami lanjutkan termasuk yang kami lanjutkan adalah dua bozem, yaitu di Tubanan dan Telaga Manukan,” kata Erna, Selasa (27/4/2021).
Ia melanjutkan, dua pembangunan bozem ini merupakan tindaklanjut sidak Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di awal-awal menjabat Wali Kota Surabaya.
Kala itu, ia mencoba menelusuri beberapa saluran yang menyebabkan banjir di wilayah Kantor Imigrasi Kelas 1 Tanjung Perak dan sekitarnya.
“Ternyata saat itu ada tanah luas yang bisa dijadikan bozem, sehingga Pak Wali Kota langsung meminta kami untuk membuat bozem di dua tempat yang berbeda. Kalau dua bozem ini sudah jadi, maka airnya tidak akan bersatu lagi di depan Imigrasi, sehingga genangan di wilayah Imigrasi itu bisa diantisipasi,” tegasnya.
Ia memastikan, pembangunan dua bozem itu terus dilakukan pengerukan oleh Satgas Dinas PU Bina Marga dan Pematusan.
Rencananya, Bozem Tubanan itu luasnya 3 hektare dan Bozem Telaga Manukan luasnya sekitar 1 hektare.
“Kalau kedalamannya semuanya hampir sama, yaitu 3 meter kubik, karena khawatir kalau terlalu dalam, khawatir ada apa-apa,” ujarnya.
Selama ini, katanya, Pemkot Surabaya sudah membangun bozem sebanyak 72, sehingga kalau ditambah dua bozem lagi pada tahun ini, berarti total bozem di Surabaya menjadi 74 bozem. Volume masing-masing bozem itu berbeda-beda, tergantung ketersediaan lahan.
“Kalau yang 72 bozem itu total luasannya mencapai 147,5 hektar dengan total volume mencapai 6.164.889 meter kubik,” tegasnya.
Erna mengaku saat ini masyarakat sudah semakin sadar akan pentingnya bozem untuk menampung air pada saat hujan deras.
Makanya, semakin banyak warga mengusulkan dan meminta supaya daerahnya dibangun bozem. Padahal, dulu banyak warga yang menolak pembangunan bozem itu karena berbagai alasan, termasuk alasan pembebasan tanah.
“Kalau sekarang sudah banyak yang sadar fungsi bozem. Malah sekarang ada warga yang meminta untuk dibuatkan jembatan dan gazebo di tengah-tengah bozem itu, sehingga bisa dijadikan tempat untuk memancing,” imbuhnya.
Baca juga: Disnakertrans Jawa Timur Buka 55 Posko Pengaduan THR
Ia juga memastikan bahwa pembangunan bozem di berbagai titik di Kota Surabaya ini untuk mengantisipasi terjadinya global warming yang sudah mulai dirasakan di belahan dunia, mulai dari banjir dimana-mana hingga bencana kekeringan.
Baca juga: Kapasitas Overload, Anggota Komisi III DPR RI Dukung Perluasan Rutan Medaeng
“Namun, yang paling utama memang untuk antisipasi banjir, karena ini sangat membantu untuk menampung air,” katanya.
(boy)