Ini Sejumlah Kendala yang Dihadapi Perempuan saat Mengambil Keputusan

Selasa, 20 April 2021 - 08:40 WIB
loading...
Ini Sejumlah Kendala yang Dihadapi Perempuan saat Mengambil Keputusan
narasumber berbicara dalam Prime Topic MNC Trijaya FM bertema Kepemimpinan Perempuan Era Modern di Pesonna Hotel Semarang, Senin (19/4/2021) sore. (iNews/Ahmad Antoni)
A A A
SEMARANG - Ada sejumlah kendala yang dihadapi perempuan ketika harus mengambil sebuah keputusan. Kendala itu mulai dari karena rasa takut, malu, hingga kurang percaya diri.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Komisi E DPRD Jateng, Sri Ruwiyati saat berbicara dalam diskusi Prime Topic MNC Trijaya FM bertema Kepemimpinan Perempuan Era Modern di Pesonna Hotel Semarang, Senin (19/4/2021) sore

“Melihat di lapangan ada kendala atau masalah yang semestinya tidak terjadi, meski keci-kecil. Tapi perempuan untuk mengambil keputusan kadang-kadang masih takut, ada juga masih malu, tidak merasa percaya diri,” kata Ruwiyati.

Baca juga: Guru Terpapar COVID-19, Pembelajaran Tatap Muka di Salatiga Dihentikan Sementara

Dia mengatakan, sebetulnya perempuan kalau dipoles sedikit saja akan menjadi orang-orang hebat. “Nah ini persoalan utama sebetulnya,” ujarnya.

Menurut dia, sebenarnya pemerintah sudah memberikan perannya luar biasa, yakni adanya undang-undang yang mengatur bahwa perempuan dan laki-laki di hadapan umum itu sama.

baca juga: Usai Bongkar Makam Korban yang Meninggal 6 Bulan Lalu, Polisi Tetapkan Tersangka

Kemudian kesempatan kerja dimana-mana dibuka sama. “Tinggal perempuannya, sekarang ini bahwa kita harus berani tampil, kita harus berani membuktikan bahwa perempuan itu tidak lemah. Perempuan adalah manusia-manusia yang diberi kelebihan dari Allah SWT,” katanya.

Ruwiyanti mengatakan, ketika perempuan diberi kodrat begitu besarnya, kemudian juga sebagai makhluk sosial punya tanggung jawab dan kesempatan sama yang diberikan pemerintah. Dan tentunya dia berharap yang dipermasalahkan lambat laun akan sirna

“Sehingga saya dari jalur politik tentunya tidak akan mengalami kesulitan pada saat pencalonan. Tidak hanya yang ditampilkan asal perempuan, tapi punya kapasitas,” ujarnya.

Kepala Bidang Kualitas Hidup Pemberdayaan Perempuan DP3AP2KB Jateng, Sri Dewi Indrajati mengatakan, jika bicara perempuan dalam proses pengambilan keputusan, sebenarnya perempuan sendiri punya banyak kesempatan untuk masuk di tenaga profesional.

“Kalau kesempatannya sedemikian sudah dibuka oleh negara, tetapi memang kadang-kadang membuat agak miris karena belum semua perempuan bisa menangkap kesempatan itu. Karena sebenarnya mau tapi tak ada kesempatan,” kata Sri Dewi.

Dia mengatakan, jika bicara soal kesiapan perempuan sebenarnya ada juga perempuan sebagian memang belum siap. “Jadi 30 persen di parlemen itu ada kesempatan tapi belum ada kesiapan .Tapi memang sebenarnya pengambilan keputusan tak hanya di partai, DPR, ada kesempatan lainnya,” ujarnya.

Sedangkan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial Unnes, Prof Tri Marhaeni Pudji Astuti mengatakan bahwa perempuan itu punya pengalaman hidup yang berbeda, sosialisasi yang berbeda, internalisasi yang berbeda.

Sehingga ketika perempuan-perempuan yang bergerak di publik, mungkin pengalaman waktu kecilnya itu masing-masing tidak akan pernah sama,

“Nah bagaimana perempuan disosialisasikan untuk asertif. Misalnya berani bersuara, berani mengeluarkan pendapat, itu masing-masing orang tua akan melakukan dengan cara yang berbeda,” kata Prof Tri.

“Sementara bagi orang tua, katakan perempuan yang mempunyai sosialisasi yang masih tentang keberanian bersuara, mengeluarkan pendapat, beragumentasi dalam keluarga, saya yakin bekerja di bidang publik dalam mengambil keputusan dia (perempuan) pasti berani,” katanya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2117 seconds (0.1#10.140)