Belajar Bijak dari Kanayah, Siswi SD Sumbangkan Uang Jajan untuk Beli APD
loading...
A
A
A
KABUPATEN SIKKA - Sikap bijak rela membantu sesama dan inspiratif ditunjukkan Kanayah (9) siswa kelas III SD Wairklau, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kanayah rela menyumbangkan tabungan uang jajan untuk membeli alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis yang menangani Corona (COVID-19).
Kanayah datang ke Caritas Keuskupan Maumere, membawa tiga tabungan berbentuk silinder. Dia diantar ayahnya, Robert, anggota Polres Sikka.
Di Caritas, Kanaya menyerahkan tabungannya berisi uang kertas dan uang ketong (logam) yang ditabung selam 2 tahun kepada Helena Pareira, aktivis Caritas. Tiga tabungan langsung dipecahkan dan dihitung. Total uang tabungan Kanayah sebanyak Rp850.000.
Kanayah mengaku awalnya uang tabungan tersebut akan digunakan membeli koper, untuk tempat mainannya. Namun, berubah pikiran setelah melihat kondisi perawat yang menangani pasien Corona.
“Saya prihatin melihat petugas medis yang menangani pasien Corona, mereka rentan tertular. Makanya, mereka harus dilindungi dengan APD. Niat saya menyumbangkan uang tabungan untuk membeli APD bagi tenaga medis atas kesadaran sendiri,” tutur Kanayah, Minggu (19/4/2020).
Sementara Robert, ayah Kanayah, mengaku kaget ketika anaknya meminta diantar ke Caritas untuk menyumbangkan uang tabungannya.
“Kanayah menangis saat tonton TV melihat dokter dan perawat meninggal karena Corona. Itu alasan dia menyumbangkan uang tabungannya,” kata Robert.
Sikap Kanayah ini, seharusnya menginspirasi para pejabat negara. Mereka yang seharusnya lebih dulu menyumbangkan gaji besarnya untuk menangi bencana COVID-19.
Kanayah rela menyumbangkan tabungan uang jajan untuk membeli alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis yang menangani Corona (COVID-19).
Kanayah datang ke Caritas Keuskupan Maumere, membawa tiga tabungan berbentuk silinder. Dia diantar ayahnya, Robert, anggota Polres Sikka.
Di Caritas, Kanaya menyerahkan tabungannya berisi uang kertas dan uang ketong (logam) yang ditabung selam 2 tahun kepada Helena Pareira, aktivis Caritas. Tiga tabungan langsung dipecahkan dan dihitung. Total uang tabungan Kanayah sebanyak Rp850.000.
Kanayah mengaku awalnya uang tabungan tersebut akan digunakan membeli koper, untuk tempat mainannya. Namun, berubah pikiran setelah melihat kondisi perawat yang menangani pasien Corona.
“Saya prihatin melihat petugas medis yang menangani pasien Corona, mereka rentan tertular. Makanya, mereka harus dilindungi dengan APD. Niat saya menyumbangkan uang tabungan untuk membeli APD bagi tenaga medis atas kesadaran sendiri,” tutur Kanayah, Minggu (19/4/2020).
Sementara Robert, ayah Kanayah, mengaku kaget ketika anaknya meminta diantar ke Caritas untuk menyumbangkan uang tabungannya.
“Kanayah menangis saat tonton TV melihat dokter dan perawat meninggal karena Corona. Itu alasan dia menyumbangkan uang tabungannya,” kata Robert.
Sikap Kanayah ini, seharusnya menginspirasi para pejabat negara. Mereka yang seharusnya lebih dulu menyumbangkan gaji besarnya untuk menangi bencana COVID-19.
(zil)