Selain di Malang, Gempa Bumi Juga Guncang Kepulauan Sangihe, Ini Analisa PVMBG
loading...
A
A
A
BANDUNG - Selain mengguncang Kabupaten Malang, Jawa Timur, gempa bumi juga mengguncang Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, Sabtu (10/4/2021) pukul 16.30 WIB.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 3,99°LU dan 124,73°BT dengan magnitudo (M6,0) pada kedalaman 295 km berjarak sekitar 93 km barat laut Kota Tahuna, ibu kota Kabupaten Sangihe.
Berdasarkan data The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 124,668° BT dan 4,107° LU, dengan magnitudo (M6,1) pada kedalaman 311,3 km.
Baca juga: Adu Cepat Pengunjung Mall Berebut Tangga Berjalan Selamatkan Diri dari Gempa Malang
Sementara menurut data GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 124,75° BT dan 4,17° LU, dengan magnitudo (M6,0) pada kedalaman 317 km.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andiani menuturkan, lokasi pusat gempa bumi terletak dekat dengan daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud.
Menurutnya, daerah ini pada umumnya tersusun oleh morfologi perbukitan yang tertutupi oleh batuan rombakan gunungapi muda, lembah, dan dataran pada daerah pantai.
Batuannya merupakan endapan Kuarter yang terdiri dari endapan pantai, endapan sungai, dan batuan rombakan gunungapi yang sebagian telah mengalami pelapukan.
Baca juga: Gempa Bumi M6,1, Pengendara Motor Tertimpa Batu Besar di Jalan Raya Malang-Lumajang
Endapan Kuarter dan batuan rombakan gunungapi muda yang telah mengalami pelapukan bersifat lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.
"Selain itu, morfologi perbukitan terjal yang tertutup oleh batuan rombakan gunungapi muda yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah bila dipicu guncangan gempa bumi kuat di daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud," terang Andiani dalam keterangan resminya, Sabtu (10/4/2021).
Andiani melanjutkan, berdasarkan lokasi dan kedalaman pusat gempa bumi, maka kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas penunjaman ganda Punggungan Talaud Mayu.
"Jenis mekanisme pada sumber gempa bumi ini pada umumnya merupakan sesar naik yang berarah relatif utara- selatan," imbuhnya.
"Hingga saat ini, pihaknya belum menerima informasi adanya korban jiwa dan kerusakan akibat kejadian gempa bumi ini," tambah Andiani.
Andiani juga mengatakan, menurut data BMKG, guncangan gempa bumi di daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe diperkirakan pada skala II – III MMI (Modified Mercally Intensity).
"Kejadian gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut karena energinya tidak cukup kuat untuk mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami," jelasnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat dan tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
"Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang kekuatannya semakin mengecil," katanya.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 3,99°LU dan 124,73°BT dengan magnitudo (M6,0) pada kedalaman 295 km berjarak sekitar 93 km barat laut Kota Tahuna, ibu kota Kabupaten Sangihe.
Berdasarkan data The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 124,668° BT dan 4,107° LU, dengan magnitudo (M6,1) pada kedalaman 311,3 km.
Baca juga: Adu Cepat Pengunjung Mall Berebut Tangga Berjalan Selamatkan Diri dari Gempa Malang
Sementara menurut data GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 124,75° BT dan 4,17° LU, dengan magnitudo (M6,0) pada kedalaman 317 km.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andiani menuturkan, lokasi pusat gempa bumi terletak dekat dengan daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud.
Menurutnya, daerah ini pada umumnya tersusun oleh morfologi perbukitan yang tertutupi oleh batuan rombakan gunungapi muda, lembah, dan dataran pada daerah pantai.
Batuannya merupakan endapan Kuarter yang terdiri dari endapan pantai, endapan sungai, dan batuan rombakan gunungapi yang sebagian telah mengalami pelapukan.
Baca juga: Gempa Bumi M6,1, Pengendara Motor Tertimpa Batu Besar di Jalan Raya Malang-Lumajang
Endapan Kuarter dan batuan rombakan gunungapi muda yang telah mengalami pelapukan bersifat lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.
"Selain itu, morfologi perbukitan terjal yang tertutup oleh batuan rombakan gunungapi muda yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah bila dipicu guncangan gempa bumi kuat di daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud," terang Andiani dalam keterangan resminya, Sabtu (10/4/2021).
Andiani melanjutkan, berdasarkan lokasi dan kedalaman pusat gempa bumi, maka kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas penunjaman ganda Punggungan Talaud Mayu.
"Jenis mekanisme pada sumber gempa bumi ini pada umumnya merupakan sesar naik yang berarah relatif utara- selatan," imbuhnya.
"Hingga saat ini, pihaknya belum menerima informasi adanya korban jiwa dan kerusakan akibat kejadian gempa bumi ini," tambah Andiani.
Andiani juga mengatakan, menurut data BMKG, guncangan gempa bumi di daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe diperkirakan pada skala II – III MMI (Modified Mercally Intensity).
"Kejadian gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut karena energinya tidak cukup kuat untuk mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami," jelasnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat dan tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
"Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang kekuatannya semakin mengecil," katanya.
(msd)